"Seandainya mesjid di UIN juga setara world class university dan megah seperti gerbang kampusnya di pinggir jalan, seandainya."
Pernah menjadi mahasiswa di UIN Jakarta layaknya sebuah kebanggaan, banyak kenangan yang bikin wajah ini tersenyum bahagia seperti kasmaran. Saya mengingat banyak hal, dari struktur organisasi, pengajar sampai bangunan, termasuk masjid di dalam kampus 1 UIN Jakarta. Bila UIN Jakarta ingin menerapkan prinsip World Class University, kenapa tidak di mulai dari dalam masjid?
Berbicara soal kampus, UIN Jakarta yang terletak di bilangan Ciputat Tangerang Selatan memang punya banyak cerita menarik. Dari cerita soal organisasi mahasiswa nya yang terkenal aktif, cendekiawan yang terkenal di Indonesia, sampai isu Islam Nusantara yang jadi isu sensitif di lingkupnya.
Alih-alih ingin bercerita saya justru ingin menyampaikan satu analisis terhadap sebuah bangunan yang perlu direvitalisasi secepatnya. Bangunan tersebut adalah masjid di dalam kampus yang menyatu dengan lapangan, itu yang menjadi poin dalam tulisan ini.
Sebuah Realita
Seperti yang diketahui, UIN Jakarta khususnya di kampus 1 memiliki beberapa gedung yang menjadi ciri ikonik dari besarnya nama kampus. Seperti gedung rektorat yang terlihat dari sisi jalan besar Jakarta-Bogor, juga beberapa gedung fakultas yang berlantai 7.
Sayangnya, beberapa fasilitas yang disediakan kampus bagi saya kurang kredibel dengan julukan kampus. Kampus islam tapi bagi saya pribadi mesjid di dalamnya kurang islami. Jangan mengarah ke masjid Fathullah di pinggir jalan, karena bukan mesjid itu yang dimaksud.
Bila kita pergi ke dalam lingkup kampus, betapa tercengangnya selain tampilan parkiran yang ramai pisan, "kok bisa ya, sekelas universitas islam masjid saja tidak dibenahi, kamar mandi yang kotor, tidak ada sekat pembatas, karpet yang bau dan mukenah yang kurang nyaman dipakai."
Bila saja pembaca adalah mahasiswa UIN Jakarta, mungkin bisa mengoreksi apa yang ditulis dalam hal ini. Padahal, komponen di dalam rumah ibadah sudah seharusnya direalisasikan secara layak karena terdapat anggaran yang tertera jelas di sumber pembiayaan kampus.
Belum lagi terdapat beberapa kasus pencurian di lingkup masjid yang sampai detik ini pun, sedikit yang bisa ditemukan kembali. Mungkin saya pikir, karena lingkup UIN Jakarta yang banyak dilalui masyarakat umum sehingga keamanan yang jadi kurang terjamin. Tapi, bukankah itu menjadi sebuah konteks yang perlu diperhatikan?
Kebersihan yang menjadi sebagian dari iman justru kurang diperlihatkan kepada masyarakat kampus yang beribadah di masjid ini. Area sekitar Masjid sangat kurang bersih, bila sujud tanpa sajadah siap-siap bersin dan anggota tubuh yang sudah terkena air wudhu pun, memiliki sifat ragu untuk mengonfirmasi bahwa masih batas suci.