Lihat ke Halaman Asli

Rika Andriani

Every Words is Poetry

Berdamai dan Hidup Berdampingan dengan Diabetes

Diperbarui: 17 September 2023   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebagai penderita diabetes dari tahun 2014, saya ingin berbagi cerita
tentang awal terdiagnosa penyakit yang merupakan induk dari segala penyakit ini.

Dari kecil saya termasuk obesitas. Orangtua tidak mengawasi dan memberikan informasi tentang apa yang harus saya konsumsi dan yang tidak.

Berbagai macam makanan atau jajanan yang mengandung kadar gula tinggi seperti es krim, cokelat, kue dan lain sebagainya dikonsumsi tidak terkendali hingga dewasa pun terbawa kebiasaan tersebut. Ditambah tidak adanya larangan dari orang tua untuk membatasi. Aktifitas fisik pun sangat minim dilakukan.

Hingga pada saat usia 30 tahun saya menderita diabetes. Sebetulnya ciri-cirinya sudah ada ketika usia 16 tahun. Saya memiliki jerawat yang lukanya sulit sembuh dan meninggalkan bekas.

Sampai akhirnya pada saat bekerja sering terjadi gangguan di kepala sampai pernah mengalami gelap gulita dan hampir pingsan. Badan terasa ngilu, sering buang air kecil, gampang haus, mudah ngantuk dan mudah lelah serta meraa lemas ketika beraktifitas.

Kadar gula pada saat itu diketahui mencapai 600 yang artinya jauh melebihi angka normal. Dokter pun memutuskan untuk memberikan injeksi insulin beserta obat-obatan lainnya sampai dengan sekarang.

Secara psikologis saya belum bisa menerima hal itu dan menyebabkan saya terpuruk. Semakin membuat kesehatan saya memburuk. Gula darah semakin tidak terkendali karena selain menahan rasa sakit juga pengaruh dari emosional. Bawaannya sedih, marah dan kecewa sama diri sendiri.

Butuh satu tahun bahkan lebih bagi saya untuk menerima itu semua. Tahun yang berat untuk dilalui karena berbagai sakit akibat komplikasi mulai timbul. Mulai dari kebas, rasa sakit sekujur tubuh penglihatan kabur, kaki mudah terluka dan sulit sembuh serta terjadi pembengkakan jantung. 

Setiap tahun, setiap bulan saya harus merasakan hal tersebut bergantian entah sampai kapan dan apalagi rasa sakit yang harus dihadapi.

Berpindah-pindah rumah sakit, berganti-ganti dokter. Sampai akhirnya saya mendapatkan dokter yang tepat. Selain itu butuh perjuangan dari diri sendiri untuk mengendalikan gula darah. 9 tahun yang berat saya lalui dan saya ga pernah tau apa yang akan terjadi dengan perkembangan penyakit ini.

Alhamdulillah kadar gula darah sepanjang tahun 2023 terkendali yaitu dibawah 200 walau hasil Hba1C masih cukup tinggi yakni 11.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline