Lihat ke Halaman Asli

Rijo Tobing

TERVERIFIKASI

Novelis

Tren 2021, Platform Belajar Daring Tambah Berjaya

Diperbarui: 7 Januari 2021   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar pribadi dari Coursera.com

Siapa yang tahun lalu tiba-tiba CLBK (Cinta Lama Belum Kelar) dengan hobinya? Atau tiba-tiba mendapatkan hobi baru? Gara-gara pandemi Covid-19 yang membuat kita berdiam lebih banyak di rumah, semua orang tiba-tiba jadi rajin memelihara tanaman hias, menjahit masker sendiri, memanggang kue, menonton drama Korea, dan seterusnya. Tren biasanya berlanjut dari tahun ke tahun; tren 2020 kemungkinan besar masih berlanjut menjadi tren 2021, terutama di kuartal pertama. Apa saja ya yang termasuk tren 2021 itu?

Keluarga saya termasuk yang latah ikut-ikutan tren hobi, tentu saja yang paling tidak memberatkan kantong. Kami juga mulai memelihara ikan cupang (dari 4 ekor, tinggal 1 yang hidup) dan tanaman hias seperti Keladi (Caladium) dan Sirih Gading (Epipremnum aureum). Akan tetapi, kami tidak ikut-ikutan menjahit masker kain (karena mesin jahit kami rusak) dan memanggang kue (karena waktu makan jauh lebih singkat daripada waktu memanggang, lebih baik serahkan semua urusan kerepotan kepada orang lain).

Satu hobi baru yang kami tekuni sejak pandemi terjadi adalah: berburu ilmu pengetahuan.

Siapa di sini yang merasa canggung, gagap, dan bingung menghadapi perubahan drastis dalam cara hidup kita? Saya yakin kita semua merasa demikian. Dulu semua serba luring, sekarang apa-apa daring. Dengan kata lain, dulu semuanya tatap muka, sekarang tatap layar. Mulai dari cara anak-anak mendapatkan pendidikan formal di sekolah atau tempat pendidikan lainnya, cara kita bekerja di kantor, sampai cara kita mengisi diri, menambah wawasan, memperluas pergaulan melalui berbagai komunitas.

Pandemi yang disangka akan cepat berlalu, ternyata tak kunjung selesai. Orang-orang menjadi bosan dikurung di rumah. Dengan gawai dan internet dalam genggaman, apa yang bisa dilakukan secara dua arah?

Mencari dan berbagi ilmu pengetahuan.

Sejak bulan Maret 2020 tak terhitung berapa webinar, KULWAP, sharing session, workshop, yang keluarga kami ikuti, baik orang tua maupun anak-anak, yang gratis maupun yang berbayar. Tujuan kami adalah untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Pandemi boleh saja terjadi, tetapi hidup terus berjalan. Tuntutan tetap ada, otak harus terus diisi, dan skill harus terus diasah. Jangan sampai pada akhir pandemi kita kecele, yah kita belum melakukan apa-apa padahal waktu sudah terbuang banyak.

Saya dan suami pertama-tama mencari webinar yang kira-kira bisa memperlengkapi kami sebagai orang tua yang tiba-tiba ketiban peran baru. Kami tak hanya menjadi pencari nafkah dan menjalankan fungsi parenting, tiba-tiba kami juga harus mengajari anak-anak dengan ilmu pengetahuan yang kami dapatkan tiga dekade lalu (!) karena sekolah belum menyiapkan sistem memadai untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Otak penat, emosi naik-turun, kesabaran menipis, raga lelah bukan main. Di saat seperti itu kami banyak mencari webinar yang membahas fokus pendidikan, psikologi remaja, kiat membesarkan anak di era digital, kiat memperlengkapi anak menjadi warga dunia nyata dan dunia maya, dan sejenisnya. Intinya, kami belajar karena kami merasa kurang.

Mengikuti satu webinar ke webinar lain, minat kami pun bertambah bukan hanya soal pengasuhan anak, tapi juga soal interest lain yang bisa mengisi waktu dan menyenangkan jiwa. Belajar bahasa Korea, belajar animasi untuk pemula, belajar statistika dasar, belajar SEO dan blogging, itu semua adalah sebagian kecil ilmu yang kami tuntut mumpung waktu kami untuk commuting dari satu tempat ke tempat lain berkurang drastis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline