Lihat ke Halaman Asli

Rijo Tobing

TERVERIFIKASI

Novelis

Empat Jenis Perbudakan yang Mungkin Masih Membelenggu Kita

Diperbarui: 18 Agustus 2020   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shutterstock.com

Seorang budak adalah seorang manusia yang dimiliki sepenuhnya oleh manusia lain. Dia dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Dia tidak memiliki kehendak bebas untuk bekerja, beristirahat, bepergian, dan beraktivitas lainnya. Semua pergerakan dan kegiatannya harus atas pengetahuan dan persetujuan tuannya.


Sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan Piagam Hak Asasi Manusia pada tahun 1948 tentang hak manusia untuk hidup, merdeka, bebas dari perbudakan, dan lain sebagainya; satu per satu bangsa di dunia yang masih berada di bawah penjahahan memerdekakan diri dan kolonialisme perlahan-lahan musnah. Walaupun demikian, benarkan perbudakan tidak ada lagi di muka bumi?

Sulit untuk mendapatkan bukti perbudakan fisik pada abad ke-21 ini, tapi bagaimana dengan perbudakan pikiran dan perasaan? Weits, romantis sekali bahasanya, namun saya serius bertanya: apakah pikiran dan perasaan kamu sudah benar-benar merdeka? Apakah pikiran dan perasaan kamu tidak tunduk kepada sebuah tuan, membuat kamu melakukan hal-hal yang tidak kamu kehendaki?

Pada ulang tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-75 yang jatuh pada hari ini, kiranya ini menjadi pertanyaan bagi kita semua.

Secara fisik kita merdeka, kita tidak terkungkung. Kita dapat melakukan apa saja, pergi ke mana saja selama kita dapat mempertanggungjawabkan tindakan kita. Namun secara pikiran dan perasaan banyak orang yang masih merasa diperbudak. Banyak orang yang merasa: "Seharusnya saya bisa berbuat lebih banyak dari ini, tapi entah kenapa saya tidak bisa."

Saya mencatat empat hal yang mungkin memperbudak kita saat ini, yang menghambat kita untuk hidup lebih baik, yang menghentikan langkah kita saat kita ingin maju. Yang pasti, kita semua ingin lepas dari keempat hal ini.

1. Kemalasan

"Saya ingin mulai. Tapi nanti."

"Besok saja. Saya akan mulai besok saja."

"Masih mager nih. Tar deh kalau udah mood."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline