Lihat ke Halaman Asli

Rijo Tobing

TERVERIFIKASI

Novelis

Mengatasi Rasa Tidak Dipercayai

Diperbarui: 2 Mei 2020   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

quotesqueen.com

Ada sebuah legenda tentang Thomas Alva Edison, sang penemu bola lampu pijar, yang sampai saat ini belum diketahui kebenarannya. 

Alkisah Thomas Edison adalah anak terakhir dari tujuh bersaudara yang hanya bersekolah formal beberapa bulan saja. Suatu hari dia pulang membawa surat dari kepala sekolah untuk ibunya yang berbunyi berikut, "Anakmu idiot. Dia tidak perlu lagi datang ke sekolah; dia dikeluarkan."

Ibu dari Thomas Edison tidak membaca apa yang tersurat, melainkan ia mengubah isi suratnya menjadi seperti ini, "Anakmu seorang jenius. Sekolah tidak mampu lagi mengajarinya. Kami mengembalikannya padamu."

Tidak ada yang tahu apakah surat itu benar-benar ada. Tidak ada yang tahu apakah Thomas Edison benar-benar dikeluarkan atau mengundurkan diri dari sekolah. Tidak ada yang tahu apakah sang ibu memang telah berbohong pada Thomas kecil supaya hati anaknya tidak terluka. 

Yang jelas sepenggal kisah tersebut banyak dipakai untuk menekankan gagalnya sekolah (lembaga pendidikan formal) dalam mendidik seseorang yang sampai akhir hayatnya terbukti sebagai seorang jenius yang menemukan banyak hal. Thomas Alva Edison bahkan digadang-gadang sebagai penemu terbesar pada abad ke-21.

Yang banyak dilupakan dari kisah tersebut adalah sebuah jenis emosi yang bisa mengubah hidup seseorang begitu drastis seperti hidup Thomas Edison.

Rasa percaya.

Ibu dari Thomas Edison memercayai  kemampuan anaknya. Ia juga memercayai kemampuannya sendiri yang memang pernah mendapat pendidikan guru. Ia tidak pasrah akan keadaan Thomas yang dikeluarkan dari sekolah. Ia turun tangan dan tidak menyerah mengajari anaknya sendiri.

Rasa percaya yang diberikan oleh seseorang akan membangkitkan rasa percaya diri di dalam diri orang lain. Dipercayai berarti dituntut untuk bertanggung jawab dan membuktikan diri. Manusia mana yang tidak ingin unjuk gigi?

Memercayai berarti dengan sadar mengabaikan kemungkinan kalau orang yang dipercayai akan mengkhianati atau melukai kita. Memercayai berarti siap menanggung konsekuensi dari kepercayaan kita yang digunakan dengan baik atau disalahgunakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline