Lihat ke Halaman Asli

Rijo Tobing

TERVERIFIKASI

Novelis

Dari Mana Ide Tulisan Datang?

Diperbarui: 5 April 2020   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: dokpri


Kalau saya jawab 'dari mana-mana' pasti saya ditimpuk oleh pembaca. Ya iyalah, ide tulisan datang dari mana-mana, tapi bagaimana memilah dan mengerucutkan ide-ide itu sehingga menjadi tulisan yang layak tulis dan layak baca?

Di situlah tantangannya.

Yang disebut ide itu bertebaran: implisit di dalam benak saya dan kamu, dan eksplisit di dalam interaksi sehari-hari kita dengan orang lain, satu arah maupun dua arah.

Ide yang implisit biasanya dikeluarkan karena ada pemicunya. Misal, saya melihat seorang ibu sedang menggendong bayinya. Terbersitlah ide di benak saya untuk menuliskan apa yang saya ingat waktu ibu saya dulu menggendong saya. Atau bagaimana perasaan saya ketika menggendong bayi saya sekarang.

Ide yang eksplisit kita tangkap dari interaksi sosial kita. Interaksi satu arah adalah saat kita menjadi penerima informasi dari media (media massa/media sosial/dan lain sebagainya). Interaksi dua arah adalah saat kita bercengkerama dengan orang lain. Apa yang kita tuliskan kemudian adalah bukti reaksi kita terhadap interaksi tersebut.

Kalau boleh berbagi pengalaman, pengejewantahan ide, baik yang didapat secara implisit maupun eksplisit, akan menghasilkan dua jenis tulisan saja.

1. Opini

Semua orang memiliki opini. Untuk semua hal, semua orang memiliki pendapatnya sendiri. Saat ada pemicu yang membuat kita berespon, opini kita akan pemicu itu bisa menjadi sebuah ide untuk tulisan.

Pemicu yang dimaksud bisa berupa pernyataan orang lain, atau informasi baru, atau konflik di dalam diri kita karena apa yang kita pahami selama ini ditantang oleh pemikiran baru. Apapun pemicunya, opini yang kita keluarkan hanya ada dua jenis: setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka.

Buatlah pernyataan setuju/tidak setuju dan suka/tidak suka kita menjadi kalimat pertama yang mengawali tulisan. Setelah itu bangunlah argumentasi mengapa kita berpendapat demikian. Argumentasi kita bisa didasarkan atas pengalaman pribadi/orang lain, pendapat orang yang berpengaruh, kebenaran yang berlaku secara umum, anjuran pihak berwenang, atau hal lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline