Lihat ke Halaman Asli

Rijo Tobing

TERVERIFIKASI

Novelis

Dua Kejutan Saat Hendak Berwisata ke Taiwan

Diperbarui: 24 Maret 2018   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bulan Desember tahun lalu terjadi sebuah kesalahan kecil namun fatal yang mengakibatkan rencana liburan keluarga kami mendadak harus dialihkan dari Korea Selatan ke Taiwan. 

Berhubung jadwal cuti pekerjaan dan liburan sekolah sudah fixed, kami pun mengurus dokumen untuk visa, penukaran mata uang, dan pemesanan hotel selama berada di Taiwan dalam tempo kurang dari satu bulan. 

Bagaimana dengan persiapan itinerary perjalanan? Lupakan. Kami bahkan baru mencek moda transportasi dari Taoyuan International Airport menuju hotel di area Banqiao saat sudah mendarat di Taipei pada tanggal 21 Desember. Hehe.

Hal pertama yang kami urus adalah visa. Berhubung kami tinggal sekitar 40 km dari lokasi Kedutaan Besar Taiwan dan perlu cuti dari pekerjaan untuk mengurus hal ini, kami benar-benar mempersiapkan terlebih dahulu semua dokumen yang diperlukan untuk mengajukan Visitor Visa.

Di sinilah kami menemukan kejutan pertama.

Suami saya datang ke kedutaan dengan dokumen yang sudah lengkap. Saat hendak mengambil nomor antrian, satpam yang bertugas tiba-tiba bertanya apakah dia pernah mendapat visa dari atau pernah tinggal sementara di USA, UK, Australia, Jepang, Korea, negara-negara Schengen kurang dari sepuluh tahun sebelum bulan Desember 2017. Suami saya menjawab 'pernah'. Bapak satpam lalu mengarahkan suami saya untuk membuat Travel Authorization Certificate dengan cara mengisi form online.

Pengajuan TAC memerlukan dokumen pendukung berupa visa atau surat keterangan tinggal di salah satu dari negara-negara yang saya sebut di atas. Dokumen pendukung yang suami saya gunakan adalah kartu tanda penduduk kami selama tinggal di Swis.

Dokumen pribadi


Waktu kami tinggal di Swis anak kami yang kedua belum lahir, jadi kami tetap harus mengajukan visa wisata untuk dia. Saat visa selesai diproses kami diberitahu bahwa anak kami tidak memerlukan visa jika dia hendak mengunjungi Taiwan lagi. Dia cukup mem-print TAC dan bisa keluar-masuk Taiwan selama sepuluh tahun sejak tanggal penerbitan visa wisata pertama kali. 

Bagaimana dengan kami? Kartu tanda penduduk Swis milik kami berakhir pada tahun 2012, jadi kami memiliki kesempatan sampai tahun 2022 untuk masuk ke Taiwan dengan hanya menggunakan TAC. TAC ini berlaku untuk tinggal di Taiwan selama 90 hari berturut-turut sejak tanggal terbit.

Oya, biaya pembuatan TAC adalah gratis, sedangkan biaya pembuatan visa wisata untuk single entry adalah Rp 650.000,00 per pemohon. Lumayan, kami jadi hemat biaya visa untuk tiga orang, hehe.

Dokumen pribadi


Keberadaan TAC ini adalah usaha Taiwan untuk meningkatkan hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi dengan negara-negara di bagian selatan negara Taiwan. Bukan tidak mungkin suatu saat warga negara Indonesia akan bebas visa untuk masuk Taiwan seperti halnya warga negara Filipina saat ini.

Satu hal yang perlu dicermati adalah pada umumnya staf maskapai penerbangan tidak familiar dengan keberadaan TAC. Bahkan staf di counter check-in maskapai penerbangan seperti SQ yang memiliki banyak rute di seluruh dunia kebingungan waktu melihat tidak ada visa Taiwan di paspor kami. Sebagai gantinya kami memberikan TAC, KTP Swis, tiket pulang-pergi, informasi hotel, dan tak lupa link ke website kedutaan Taiwan yang menjelaskan tentang TAC sebagai dokumen untuk masuk ke Taiwan. Berhubung TAC ini termasuk hal baru, staf memerlukan waktu antara 10-20 menit untuk mencari informasi dan memastikan kami menyediakan data yang benar. Waktu ini adalah di luar waktu untuk mem-print boarding passdan menimbang koper, jadi usahakanlah untuk datang lebih awal untuk check-in.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline