Lihat ke Halaman Asli

Rijo Tobing

TERVERIFIKASI

Novelis

Mempertanyakan Kelogisan Cerita Drama Korea

Diperbarui: 1 Desember 2017   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber image: www.soompi.com

Drama Korea pertama yang saya tonton adalah 'Endless Love'(2001) yang dibintangi oleh Song Hye Kyo dan Won Bin. Drama ini begitu menyedihkan, getir, melankolis, dan bikin patah hati, tapi saya tetap menontonnya karena tampang para pemainnya yang cakep dan cantik (waktu itu Won Bin belum operasi plastik dan Song Hye Kyo sudah terlihat kinclong seperti sekarang), dan kemampuan akting mereka yang sangat meyakinkan. Teman-teman kuliah saya pada waktu itu sudah memperingatkan kalau menonton drama Korea itu bikin ketagihan. Nasihat itu membuat saya menahan diri untuk tidak selalu mengikuti setiap episode yang ditayangkan, walaupun saya selalu mendapat spoiler dari teman-teman yang juga mengidolakan Won Bin, hehe.

Setelah drama tersebut saya secara kebetulan menonton drama 'Full House'(2004) yang dibintangi oleh (lagi-lagi) Song Hye Kyo dan Rain, karena teman-teman saya di lab di kampus berulang-ulang memutar lagu-lagu Original Sound Track (OST) dari drama ini. Terkadang saya menontonnya kalau saya ada waktu, tapi saya tidak suka dengan plot ceritanya. Permulaan cerita dari drama ini sudah tidak masuk akal. Bagaimana mungkin seseorang (karakter yang bernama Han Ji Eun (Song Hye Kyo)) membiarkan rumahnya dijual oleh temannya tanpa sepengetahuan dirinya, dan dia tidak begitu marah pada temannya itu? Teman sih teman, tapi kalau hal ini terjadi pada saya pasti saya sudah melibatkan polisi! 

Lalu, bagaimana mungkin dua orang jatuh cinta hanya karena mereka tinggal di dalam satu rumah walaupun mereka selalu bertengkar setiap kali mereka bertemu? Kata teman saya, mungkin perasaan cinta itu tumbuh karena mereka sudah terbiasa dengan keberadaan masing-masing karena mereka tinggal di bawah satu atap, jadi perasaan cinta tumbuh karena adanya teman yang secara konstan berada di sekelilingmu. Komentar saya pada waktu itu adalah, perasaan yang tumbuh dengan cara seperti itu patut dicurigai sebagai cinta. Mungkin saja karakter dramanya hanya merasa kesepian dan kemudian jadi jatuh cinta karena sudah terbiasa berinteraksi dengan orang yang sama. Kalau kata orang Jawa: witing tresno jalaran soko kulino, yang artinya cinta tumbuh karena terbiasa.

Dua belas tahun berlalu dan saya mulai menonton lagi drama Korea tahun lalu karena dibujuk oleh teman saya. Drama yang saya tonton adalah 'Descendants of The Sun' yang dibintangi oleh Song Joong Ki dan (lagi-lagi) Song Hye Kyo. Saya langsung jatuh cinta pada plot cerita dan pada aktor-aktornya (terutama aktor utama, haha), dan saya ikut bahagia waktu Song Joong Ki dan Song Hye Kyo menikah pada bulan Oktober lalu. Setelah menonton DOTS saya mulai menonton drama-drama dari tahun-tahun sebelumnya untuk menemani kegiatan rutin saya menyetrika baju. 

Waktu itu saya sudah tidak mengikuti industri film/drama di Korea jadi saya tidak tahu drama mana yang layak ditonton dan aktor mana yang aktingnya bagus. Saya juga tidak membaca review-review yang beredar di internet supaya saya punya pandangan objektif terhadap suatu drama. Akhirnya saya mulai dengan menonton drama-drama yang dibintangi oleh Lee Min Ho, hanya karena saya melihat wajah dia terpampang di iklan sebuah produk kopi instan dari  Indonesia.

Drama-drama pertama yang dibintangi Lee Min Ho (LMH) yang saya tonton adalah 'Personal Taste'(2010) dan 'City Hunter'(2011), dan seusai menontonnya perasaan dan pendapat saya campur-aduk. Drama yang berjudul 'Personal Taste' didasari oleh cerita yang ringan dan sederhana, tentang LMH yang berpura-pura menjadi gay supaya diperbolehkan tinggal di dalam sebuah rumah tradisional Korea yang dimiliki dan didiami oleh seorang wanita muda dan single. Pada akhirnya karakter yang diperankan LMH jatuh cinta pada induk semangnya.

Perhatikan ide utamanya ya; karakter-karakter dalam drama ini tinggal di bawah satu atap pada satu periode waktu untuk memungkinkan mereka saling jatuh cinta. Sayangnya ide utama ini diulang di dalam drama LMH yang berikutnya yaitu 'City Hunter', tapi dengan pelintiran plot yang lebih absurd. Di drama ini LMH membeli rumah dari rekan kerjanya yang miskin-tapi-cantik-banget untuk membantu si rekan kerja membayar tagihan rumah sakit ayahnya yang sedang mengalami koma. 

Akan tetapiiiiii ..., berhubung si rekan kerja yang miskin-tapi-cantik-banget itu tidak punya tempat tinggal lain selain rumah yang dia baru jual, akhirnya LMH mengajak si rekan kerja untuk tinggal bersama saja (walaupun sebenarnya LMH sudah punya rumah sendiri). Akhir dari plot seperti ini sudah bisa ditebak ya, LMH jatuh cinta pada teman serumahnya. Dan ide cerita beserta plotnya diulang kembali tanpa malu oleh drama terakhir yang dibintangi LMH sebelum dia pergi wajib militer pada tahun 2016 yang berjudul 'The Legend of The Blue Sea'.

Saya mengamati dan merenungkan kelogisan cerita drama Korea baru dari tiga drama yang dibintangi Lee Min Ho, seorang bintang Korea (film, drama, iklan) yang katanya sangat terkenal. Kalau saya menonton lebih banyak lagi drama yang dibintangi oleh aktor-aktor lain, mungkin akan ada pengulangan ide dan plot cerita seperti di dalam drama-drama yang dibintangi Lee Min Ho.

Pada akhirnya saya jadi bertanya-tanya:

1. Kenapa orang berpikir kalau cara tercepat untuk jatuh cinta adalah dengan cara tinggal di bawah satu atap?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline