Beberapa waktu yang lalu, seorang ibu datang ke ruang konseling saya. Mukanya kusut dan tampak lelah. Ia terlihat sangat tidak segar. Setelah bercerita, barulah saya tahu bahwa ia kebingungan menghadapi anaknya yang sudah tidak peduli akan lingkungan, berbicara dengan kasar serta bernada tinggi. Hal ini tentu menyakiti dirinya. Kenapa anakku begitu? (ibu dengan anak usia remaja 13 tahun)
Dilain waktu, seorang ibu datang untuk berkonsultasi, anaknya sudah berusia 2,5 tahun. Belum bisa berbicara, bahkan tidak mengeluarkan satu kata pun diusianya. Saat ingin makan atau minum, anaknya akan menarik baju ibunya ke arah meja makan, dan menunjuk. Jika tidak terpenuhi karena ibunya tidak paham dengan keinginan anak, anak akan berteriak yang berakhir tantrum. Ibu semakin bingung, ada apa dengan anakku? Wajarkah usia 2,5 tahun ia belum bisa berbicara? (Ibu dg anak usia 2,5 tahun)
Ada apa? Mengapa?
Gadget, screentime, menjadi jawaban ada apa dan mengapa dengan anak-anak tersebut. Penggunaan smartphone sama seperti menggunakan pisau, memiliki dua sisi. Satu sisi, bermanfaat dan memang diperlukan di zaman sekarang, namun di sisi lain juga menimbulkan dampak yang cukup serius.
Kalau orangtua tidak bijak memanfaatkan teknologi, tentunya berdampak buruk bagi generasi di masa depan. Perkembangan gadget tidak dapat dihindari, meski begitu orangtua perlu untuk beradaptasi dengan perkembangan gadget sehingga gadget dapat digunakan secara efektif. Selama ini, dampak negatif yang sering dipaparkan dari penggunaan gadget. Namun ternyata gadget masi memiliki dampak positif jika kita mau untuk menggunakannya dengan cara yang tepat (hanya dengan cara yang tepat dan sesuai porsinya ya parents!).
Dampak positif penggunaan smartphone pada anak menurut Srinahyanti, Wau, Manurung, & Arjani (2019), diantaranya adalah:
- Fine Motor physical exercise
Penggunaan gadget dapat digunakan sebagai latihan kemampuan motorik halus pada anak-anak (early childhood). Kemampuan motorik halus tentunya berkaitan dengan otot-otot kecil di bagian pergelangan tangan, jari-jari, bibir dan lidah. Saat anak-anak (early childhood) bermain dengan smartphone atau gadget lainnya, mereka belajar untuk mengkoordinasikan gerakan jari-jari tangan mereka dan menggunakan tangan mereka dengan lebih cepat serta lebih efisien dalam waktu yang relatif singkat
- Meningkatkan pengetahuan
Anak dapat belajar banyak melalui gadget, seperti mengetahui banyaknya gambar, tulisan dan berbagai macam warna
- Meningkatkan kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif pada anak meliputi kemampuan anak untuk memproses informasi, kemampuan untuk mengingat, memahami penjelasan sebab akibat yang sederhana dan kemampuan berkomunikasi. Hal ini dapat diperoleh dari program edukasi yang ada di smartphone, baik itu melalui permainan sederhana maupun aplikasi edukasi yang sifatnya untuk pembelajaran. Anak akan diajak untuk berpikir dan memproses informasi yang ia terima dari smartphone dan mencoba untuk menganalisa. Beberapa studi menyebutkan bahwa dampak positif dari gadget adalah anak dilatih untuk berpikir melalui 3tahapan yakni investigation, strategic thinking dan creativity thinking.
- Melatih kesiapan mental untuk bersaing
Saat anak memainkan sebuah permainan, anak akan belajar untuk winning dan losing. Aktivitas ini mengenalkan anak terhadap tantangan dan perlunya usaha untuk menang. Sehingga anak akan termotivasi untuk mendapatkan hasil sesuai dengan keinginannya.
Meski begitu, sesuatu yang berlebihan itu tentunya bukanlah hal yang baik. Seringnya, anak-anak "keblablasan" menggunakan gadget sehingga dampak yang ditimbulkan adalah dampak yang negatif. Pengawasan orangtua sangat amat diperlukan saat anak diberikan waktu untuk menggunakan gadget. Apa saja sih dampak negatifnya?
Dampak negatif penggunaan smartphone pada anak:
- Obesitas dan physical damage
Sudah menjadi hal yang sering terjadi, saat anak secara terus menerus menggunakan gadget akan menyebabkan obesitas. Organisasi kesehatan dunia atau WHO menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab obesitas adalah kurangnya gerakan atau aktivitas fisik yang dilakukan (Sari, 2019). Selain itu, menurut Srinahyanti, Wau, MAnurung & Arjani (2019), menggunakan gadget, menyebabkan anak tidak dapat mengontrol asupan makanan dengan baik. Biasanya anak akan makan dengan cepat atau bahkan makan terlalu banyak saat mereka berkonsentrasi pada layer gadget, mereka tidak fokus pada asupan makanan yang sedang mereka makan.
- Adiksi/kecanduan
Adiksi gadget pada anak ditandai dengan anak-anak yang menggunakan gadget dalam durasi waktu yang lama setiap hari. Adiksi terjadi ketika suatu hal pemicu adiksi (seperti gadget) membuat anak merasa 'senang' dimana otak akan secara terus menerus memproduksi hormone dopamine secara berlebihan (Srinahyanti, Wau, Manurung, & Arjani, 2019). Jumlah dopamine yang berlebihan di otak akan merusak kerja hipotalamus, bagian yang bertanggungjawab untuk mengatur emosi dan mood sehingga
- Berkurangnya konsentrasi
Anak-anak yang menggunakan gadget untuk bermain games atau terlalu banyak menonton video serta menghabiskan banyak waktu mereka untuk daring memiliki kemampuan fokus yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang menghabiskan sedikit waktu menggunakan gadget mereka (Sari, 2019).
- Speech delay
Speech delay atau keterlambatan berbicara merupakan salah satu gangguan perkembangan bahasa pada anak. Ada banyak faktor penyebab dari speech delay, salah satunya adalah penggunaaan gadget yang sangat berlebihan secara terus menerus sejak anak masih bayi (bahkan saat anak belum bisa berbicara) (Istiqlal, 2021). Saat anak menggunakan gadget anak akan berfokus pada layar gadget dan tidak melakukan kontak sosial dengan orang sekitarnya (Nugraha, Izah, Hidayah, Zulfiana, & Qudriani, 2019). Padahal di usia anak-anak, melakukan kontak sosial dan berkomunikasi sangat diperlukan untuk perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa.
- Terpapar radiasi
WHO menyatakan bahwa, jaringan dari handphone termasuk cukup beresiko karena memiliki pancaran radiasi yang berbahaya bagi tubuh, terutama bagi anak-anak.
- Menimbulkan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD)
Positif atau negatif penggunaan gadget pada anak tergantung pada kemampuan orangtua untuk membatasi dan menyaring penggunaan gadget itu sendiri pada anak.
References
Istiqlal, A. N. (2021). Gangguan keterlambatan berbicara (Speech delay) pada anak usia 6 tahun. Preschool, Vol. 2 No. 2, 206-216.
Nugraha, A., Izah, N., Hidayah, S. N., Zulfiana, E., & Qudriani, M. (2019). The effect of gadget on speech development of toddlers. IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 1175, 1-6.