Lihat ke Halaman Asli

Rihlatulillah

Mahasiswa

Dalam Rembulan Iman

Diperbarui: 3 Agustus 2024   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Rembulan Iman

Saat fajar mulai merekah, anak pondok terbangun dari tidurnya. Suara adzan subuh yang merdu memanggil mereka dari mimpinya, mengajak bergegas menuju masjid. Dengan langkah yang masih mengantuk, mereka berwudhu, menyucikan diri dari sisa malam yang gelap.Di masjid, suasana khusyuk menyelimuti. Doa dan dzikir menggema, membangkitkan semangat dalam jiwa yang haus akan ketenangan rohani. Usai sholat, mereka kembali ke asrama, menyusun tempat tidur, dan bersiap menjalani hari yang penuh berkah.


Sarapan pagi adalah saat yang sederhana namun penuh keakraban. Nasi, sayur, dan secangkir teh hangat menemani obrolan ringan tentang mimpi dan harapan. Usai sarapan, mereka berbaris rapi menuju madrasah, tempat ilmu dan hikmah ditimba.

Pelajaran dimulai dengan membaca Al-Qur'an. Ayat demi ayat dilantunkan dengan tartil, mengalun merdu menyejukkan hati. Guru mengajar dengan penuh kasih sayang, menuntun mereka memahami makna di balik kata-kata suci. Setelah itu, pelajaran fiqih, hadits, dan bahasa Arab mengisi waktu hingga siang menjelang.

Ketika waktu dzuhur tiba, mereka berbondong-bondong kembali ke masjid. Suara adzan kembali mengalun, mengajak mereka bersujud syukur atas nikmat yang tiada henti. Usai sholat, makan siang menanti. Hidangan sederhana, namun penuh rasa syukur dan kebersamaan.

Sore hari, setelah istirahat sejenak, mereka melanjutkan dengan menghafal Al-Qur'an. Suara hafalan bersahut-sahutan, menunjukkan kesungguhan hati dalam menuntut ilmu. Terkadang, mereka juga bermain di lapangan, berolahraga atau sekadar bercanda, mengisi waktu dengan kebahagiaan sederhana.

Saat senja menjelang, mereka kembali ke masjid untuk sholat maghrib. Langit yang kemerahan seakan mengiringi mereka dalam lantunan doa dan dzikir. Setelah itu, pelajaran malam dimulai. Fiqih, tafsir, dan pelajaran umum lainnya mengisi waktu hingga menjelang isya.

Waktu isya tiba, mereka sekali lagi bersujud, mengucap syukur atas hari yang dilalui. Usai sholat, makan malam pun menanti. Malam adalah saat tenang, di mana mereka bisa belajar mandiri, merenung, atau sekadar berbincang dengan teman.

Ketika malam semakin larut, anak-anak pondok kembali ke asrama. Mereka bersiap untuk tidur, mengistirahatkan tubuh dan jiwa. Sebelum mata terpejam, doa-doa dipanjatkan, memohon perlindungan dan berkah untuk hari esok.

Dengan demikian, hari yang penuh berkah berakhir. Anak pondok terlelap dalam damai, menanti esok yang penuh harapan dan cahaya iman. Setiap hari adalah perjalanan spiritual, menuntun mereka menuju kedewasaan dalam cahaya ilmu dan keimanan.

Barakallahufikum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline