Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Dari Rumah (RDR) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Kelompok 122 mengadakan "Latihan Rutin Tari Guci" sebagai bentuk pelestarian budaya lokal kepada anak-anak usia dini. "Latihan Rutin Tari Guci" dilaksanakan secara offline di basecamp Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) desa Danawarih, dimulai pada hari Jum'at, (15/10/2021) dan diakhiri pada hari Minggu (14/11/2021).
"Latihan Rutin Tari Guci" diadakan setiap 2 hari dalam sepekan yang dipandu oleh salah satu anggota KKN, Rihhada 'Aisy, yakni pada hari Jum'at pukul 14.00 hingga 16.30 WIB dan hari Minggu pukul 10.00 hingga 13.00 WIB. Kategori peserta kegiatan ini yakni meliputi siswa Sekolah Dasar yang berkisar 13 siswa.
Tari guci merupakan tari yang terinspirasi dari keindahan alam yang ada di Kabupaten Tegal, yaitu Guci. Tari ini menggambarkan kelembutan gadis cantik asal guci. Awalnya, peserta dibekali dengan tiga aspek utama tari yaitu wirama, wiraga, dan wirasa.
Wirama menunjukan bahwa penari harus memiliki gerakan tubuh sesuai dengan irama yang digunakan, Wiraga dalam tari berkaitan dengan gerakan yang ada dalam tarian baik serangkaian gerakannya hingga sikap geraknya, sedangkan wirasa penari harus bisa menyampaikan pesan melalui gerakan dan ekspresi saat menari.
Maftukhin selaku ketua POKDARWIS mengatakan bahwa, kegiatan ini sangat bagus untuk keterampilan bibit -- bibit muda Desa Danawarih dan beliau berharap kegiatan ini bisa menjadi pengalaman berharga bagi peserta pelatihan tari.
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan sifat cinta budaya lokal anak-anak sejak dini, meningkatkan sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal, dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya lokal.
Dari "Latihan Rutin Tari Guci" diharapkan anak-anak usia dini dapat lebih mengenal tarian asli daerahnya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H