Lihat ke Halaman Asli

Rihat Hutagalung

Rihat Hutagalung

Radius Prawiro: Pejuang dan Ekonom dari Yogyakarta

Diperbarui: 28 Oktober 2016   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

I. PENDAHULUAN

Radius Prawiro namanya. Berdahi lebar dan berambut ikal. Lahir pada tgl 29 Juni 1928 di Yogyakarta. Ayahnya bernama Rochadi Suradi, dan ibunya, Sukestri. Ayahnya seorang guru lulusan Kweek School (Sekolah Guru) Solo tahun 1926. Sedang ibunya lulus sekolah kebidanan di Jakarta tahun 1926 dan seorang bidan yang terkenal di wilayah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada tahun 50-an dan 60-an.

Keduanya mahir berbahasa Belanda. Keluarga ayahnya adalah keluarga mampu pemilik perusahaan susu terkenal di Yogyakarta. Radius menempuh sekolah dasar (HJS met de Bijbel) di Bintaran, dilanjutkan Mulo dan SMA di Yogyakarta.

Radius kecil dididik untuk rajin bekerja. Dia juga harus hemat dalam mengeluarkan uang. Saat liburan sekolah, ia bekerja membantu neneknya mengantarkan botol-botol susu ke tempat langganan mereka di Perumahan Kotabaru. Diapun diberi upah oleh kakekya layaknya loper susu. Ketika masa revolusi tahun 1947, Radius turut berjuang sebagai tentara pelajar dan menjadi komandan Pelajar Perjuangan CLK (Commissariaat Luar Kota). 

Pengalaman sebagai tentara pelajar memberinya kesan mendalam baginya. Bahwa basis kekuatan masyarakat Indonesia bertumpu pada pengorbanan dan kepedulian penduduk desa. Ia juga pintar mencuri hati Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk membantu keperluan perjuangan teman-temannya karena percaya pada kejujuran Radius. Di kemudian hari, hubungan ini berlanjut saat Sri Sultan menariknya ikut dalam pemerintahan.

 II. MASA KULIAH DAN BEKERJA
Setelah Yogya bebas dari pendudukan Belanda, Radius kembali ke sekolah dan menamatkan studi SMA bagian B. Kemudia ia mendaftarkan diri jadi mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Ketika jadi mahasiswa, Radius juga aktif di organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Cabang Yogyakarta dan menjadi Ketua akhir tahun 1950.

Radius sering menulis surat untuk mendapatkan beasiswa belajar di luar negeri. Tahun 1951, Radius akhirnya berhasil mendapatkan kesempatan belajar di Economische Hoge School, Rotterdam,Belanda. Di Belanda, Radius juga aktif menghidupkan perkumpulan mahasiswa Kristen dan menjadi Ketuanya. Di situ pulalah ia berkenalan dengan seorang mahasiswi asal Kawanua yang kemudian menjadi istrinya, Leoni Supit.

 III. POKOK2 PIKIRAN
Selama menduduki berbagai jabatan di pemerintahan, banyak masalah ekonomi yang telah dihadapi dan diselesaikan oleh Radius Prawiro bersama-sama tim Ekonomi seperti Prof.Dr.Widjojo Nitisastro, Prof.Dr. Ali Wadhana, Prof.Dr.Moh.Sadli, Prof.Dr. Subroto, dll.Beberapa permasalahan ekonomi yang dihadapi Radius dan tim antara lain:

 1. UPAYA MEMERANGI INFLASI

Kebangkrutan ekonomi di masa Orde Lama bisa ditinjau dari segi moneter dan ekonomi internasinal. Dari segi moneter, penyebabnya adalah akibat perbandingan penerimaan dan pengeluaran negara yang cenderung defisit atau istilah peribahasa “lebih besar pasak dari tiang”. Kekurangan penerimaan ini hanya diatasi dengan mencetak uang baru yang mengakibatkan naiknya uang beredar dan mengakibatkan kenaikan harga atau inflasi. Contohnya, defisit tahun 1961 sebesar 4,9 kali defisit tahun 1960 dan defisit tahun 1965 sebesar 4 kali defisit tahun 1964. Jumlah uang beredar tahun 1965 sebesar 4,2 kali jumlah uang tahun 1964. Akibatnya harga pada tahun 1965 naik 9,6 kali harga pada tahun 1964.

Dari segi ekonomi internasional yang berbasis pada ekspor-impor,jasa, capital flow, cadangan devisa,dll,neraca perdagangan hanya ditutup dengan kredit luar negeri. Akibat kekurangan neraca perdagangan dan jasa dan cadangan emas dan devisa, maka pemerintah terpaksa melakukan utang. Utang jangka pendek tahun 1964 sebesar 30 juta dollar, naik menjadi 145 juta dollar di tahun 1965. Total utang luar negeri mencapai 2.406 juta dollar AS, yang terbagi atas 1.036 juta dollar AS (43 ,06 %) untuk keperluan militer, dan 1.175 juta dollar (48,83%) untuk keperluan sipil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline