Lihat ke Halaman Asli

Izinkan Kami Jadi Separatis (Itupun Kalau Boleh)

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yth. Bapak Presiden RI, Bapak Gubernur Jawa Barat, Bapak Walikota Depok.

Kami adalah segenap bangsa yang kebetulan bermukim di pinggiran Kota Depok, yang berbatasan langsung dengan Kab. Bogor dan Kota Tangerang Selatan. Kami adalah penghuni perumahan sederhana dengan type rumah yang paling besar adalah type 36, tapi kebanyakan adalah type 21. Rumah kami sampai sekarang adalah masih kepunyaan BTN, yang dikreditkan kepada kami, dengan cicilan tiap bulan. Dan kami adalah bagian dari perumahan yang luas, terletak di dua kota, yaitu Kota Depok, dan Kota Pamulang, Tangerang Selatan.

Katakanlah sejak alam terkembang, kami penghuni perumahan villa Pamulang yang terletak di wilayah Kota Depok, hampir tidak pernah menikmati yang namanya kue pembangunan. Padahal setiap Pemilu atau pemilukada, daerah kami selalu didatangi oleh para politisi, dan termasuk calon-calon walikota yang menjanjikan pembangunan di wilayah kami.

Alhasil, jalan perumahan kami, yang merupakan jalan alternatif utama ke-2, yang menghubungkan daerah Tangerang dan Tangerang Selatan menuju Kota Depok via Sawangan, sejak dibangun oleh developer belasan tahun yang lalu, tidak pernah tersentuh perbaikan oleh Pemda Kota Depok.

Kami malu, malu, dan maluPak.............!!!

Kalau ada saudara-saudara kami yang datang dari penjuru Indonesia lainnya, yang mereka selalu mengira bahwa daerah kami adalah bagian dari ibukota republik ini, mereka sangat terheran-heran melihat kondisi jalan di perumahan kami, yang tak ubah seperti tempat mereka mengangon hewan sapi dan kerbau. Mereka bilang: “Ajaib tapi nyata”. Kondisi seperti ini, tidak mereka temui lagi di pedesaan mereka tinggal.

Pengurus RT dan RW kami, disetiap Musrenbang di Kelurahan selalu memperjuangkan perbaikan jalan lingkungan kami, tapi yaitu namanya Musrenbang, wahana demokrasi pembangunan yang berpola bottom-up, yang pada saat itu seluruh ketua RT diminta untuk memajukan usulan pembangunan wilayahnya, dan outputnya hanya 1,2, atau 3 usulan yang akan dijadikan prioritas pembangunan kelurahan. Dan hal itu di Musrenbang kecamatan akan diperas lagi menjadi 1, dan alhasil sampai sekarang kami tidak pernah mendapatkan perbaikan jalan di lingkungan kami.

Sekitar 2 tahun yang lalu, kami juga pernah mengundang Walikota Depok, Bapak Nurmahmudi Ismail, untuk melihat kondisi jalan di perumahan kami. Dan beliau waktu itu langsung memerintahkan kepada camat untuk segera membuat pertemuan tripartit antara pemda, developer, dan kami sebagai warga perumahan,tapi sekarang tidak pernah terlaksana.

Kami bosan, bosan, dan bosan Pak..............!!!

Dan kalau kami melihat wilayah tetangga kami sekarang ini, Pamulang, yang berjarak hanya 3 km dari perumahan kami, kami melihat seperti seorang gadis muda yang lagi senangnya bersolek diri dengan bedak dan lipstik pembangunan.

Kami iri, iri, dan iri Pak..........!!!

Dan kalau boleh, biarkan kami jadi separatis untuk bisa bergabung dengan Kota Tangerang Selatan. Kalaupun tidak dapat bedak dan lipstik baru, barangkali sisa-sisanya masih ada.

Lumayan......daripada tidak sama sekali. Dan kalau ditanya, kami masih bangga dan selamanya bangga menjadi Bangsa Indonesia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline