Lihat ke Halaman Asli

Rihadatul Aisi

Pendidikan

Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Insani (Pengertian, Ruang Lingkup, Pendekatan, Urgensi, Fungsi, Tujuan)

Diperbarui: 5 Juni 2022   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Insani

  • Pengertian Manajemen Sumber Daya Insani
  • Secara etimologis, management(kata tersebut diderivasi menjadi manajemen) berasal dari kata manus berarti tangan dan agere berarti melakukan (Latin), mano berarti tangan (Italia), manage atau menege yang berarti memerintah kuda (Latin, Italia, dan Perancis), meneggio berarti pengurusan (Italia), maneggiare berarti melatih kuda dalam menindaknindak langkah-langkah kakinya (Italia) (Gie, 1997:194). Namun istilah manajemen pada umumnya disandarkan pada bahasa Inggris to manage yang diterjemahkan menjadi mengatur, mengurus, atau mengelola (Echols, 1997:232). Menurut Abo Hebeish (1997:104), manajemen berasal dari kata man dan age. Man (manusia), baik laki-laki maupun perempuan, memiliki tanggungjawab untuk mengelola bisnis keluarga, dan seluruh anggota keluarga memiliki tanggungjawab bersama pada saat mereka menginjak usia dewasa (age). Di Indonesia, manajemen acapkali diterjemahkan dengan kepemimpinan, ketatalaksanaan, pembinaan, penguasaan, pengurusan, dan sebagainya (Gie, 1997:195).
  • George R. Terry mendefinisikan manajemen sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
  • John M. Piffner mendefinisikan manajemen dengan sesuatu yang berhubungan dengan pengarahan orang beserta fungsi-fungsinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • Howard M. Carlisle memberikan definisi manajemen sebagai pengintegrasian, pengorganisasian, atau pemanfaatan elemenelemen suatu kelompok untuk mencapai tujuan secara efisien.

Definisi-definisi di atas menunjukkan adanya perbedaan antara yang satu dengan yang lain, akan tetapi definisi-definisi tersebut sesungguhnya memiliki makna yang sama, yakni kegiatan mengarahkan orang lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Pengertian dari Manajemen Sumber Daya Insani itu sendiri merupakan Human resource management biasanya diterjemahkan dengan manajemen sumber daya manusia. Dalam kajian ini, human resource management diterjemahkan menjadi manajemen sumber daya insani. Kata manusia dan insan sebenarnya memiliki makna yang sama. Makna ini didasarkan pada salah satu nama surat yang ada didalam Alquran, yakni surat al-insn, surat ke-76, yang diterjemahkan dengan manusia. Manusia disebut al-insn yang---secara bahasa bahasa--- berarti lawan dari kata liar (al-jinn). Kata alinsn digunakan dalam kedudukan manusia sebagai makhluk individual (Dahlan, II, 1997:1106), juga menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga; manusia yang berbeda antara seseorang dengan yang lain akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasannya (Shihab, 2007:369). Selain itu, al-insn mengandung pengertian makhluk mukallaf, makhluk ciptaan Allah yang dibebani tanggung jawab untuk mengemban amanah Allah dan khalfat Allah di muka bumi (Ridwan, III, 1999: 162) sebab manusia mendapat keistimewaan ilmu, pandai berbicara, mempunyai akal dan kemampuan berfikir berikut medan penerapannya dalam menghadapi ujian untuk memilih antara yang baik dan buruk, mengatasi kesesatan yang lahir dari kekuatan dan kemampuannya, serta mengendalikan segala sesuatu yang dapat menutupi kesadaran nuraninya karena tergoda oleh kemampuan, kedudukan, dan derajat dan martabat sebagai makro organisme dari makhluk-makhluk lainnya (Syati, 1999:7). Dengan demikian, manajemen sumber daya insani memandang manusia sebagai makhluk individu, bukan sebagai sebuah komunitas, makhluk dengan seluruh totalitasnya, yakni jiwa dan raga, makhluk yang memiliki kecerdasan dan sifat yang berbeda dengan makhluk lain. serta mengemban tanggung jawab sebagai khalfat Allh untuk memakmurkan bumi. Penggunaan kata insan dalam manajemen sumber daya insani didasarkan pada konsep Islam tentang al-insn alkmil (a whole man concept) atau manusia seutuhnya. Konsep ini pertama kali muncul dari gagasan seorang sufi besar, Ibn `Arabiy, yang kemudian dikembangkan oleh pengikutnya, Al-Jl, yang menjadi bagian dari renungan mistis yang bercorak tashawwuf filosofis dalam karya monumentalnya berjudul al-Insn al-Kmil f Ma`rifat al-Awkhir wa alAw'il (Manusia Sempurna dalam Konsep Pengetahuan tentang Misteri yang Pertama dan yang Terakhir). Muhammad Iqbl, seorang filosof muslim, kemudian merumuskan konsep al-insn al-kmil dalam makna filosofis tanpa mengikut-sertakan aspek mistis (tashawwuf) seperti yang telah digagas sebelumnya oleh Ibn `Arabiy dan Al-Jl. Ibn `Arabiy dan Al-Jl menjelaskan bahwa alinsn alkmil adalah konsep yang merujuk kepada Nabi Muhammad SAW sebagai contoh manusia ideal. Muhammad Iqbl mengeksplorasi bahwa al-insn alkmil tak lain adalah seorang mu'min yang didalam dirinya terdapat kekuatan, wawasan, perbuatan, dan kebijaksanaan yang tergambar dalam al-akhlq alnabawiy (akhlak Nabi Muhammad SAW). Jadi, al-insn al-kmil menurut Iqbal adalah seorang mu'min yang merupakan makhluk moralis yang dianugerahi kemampuan rohani dan agamawi, menjadi tuan bagi dirinya sendiri, dan secara bertahap mencapai kesempurnaan yang diperoleh melalui tiga tahap, yakni: (1) ketaatan pada hukum; (2) penguasaan diri sebagai bentuk tertinggi kesadaran tentang pribadi, dan; (3) kekhilafahan ilahi (Ridwan, II,1999:227-228). Maka manajemen sumber daya insani dapat didefinisikan sebagai manajemen sumber daya manusia dengan menjadikan apa yang telah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai model; model yang memiliki karakteristik nubuwwat (prophetic) dan telah diimplementasikan lebih dari empat belas abad yang lalu melalui bimbingan wahyu dari Allah SWT.

  • Urgensi Manajemen Sumber Daya Insani
  • Manusia adalah salah satu dari enam unsur manajemen, yakni; men, money, method, materials, machines, dan market. Unsur men ini menjadi salah satu bagian terpenting dalam manajemen sebab manusia selalu aktif dan dominan. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin hari semakin cepat, dimana teknologi informasi telah memunculkan berbagai bentuk persaingan, maka kemampuan perusahaan dalam memenangkan persaingan sangat ditentukan oleh kesiapan sumber daya insani. Barney, seperti dikutip Jusmaliani (2011:43), menyebutkan tiga bentuk kompetensi inti yang dapat menghasilkan sumber daya insani berkualitas, yakni tersedianya sumber daya fisik (physical capital), sumber daya insani (human capital), dan sumber daya organisasi (organizational capital). Dari tiga kompetensi ini, sustainable competetitive advantage yang dapat diandalkan hanya bersumber dari sumber daya insani (human capital) hingga organisasi atau perusahaan mampu menjawab tantangan global. Berbagai perusahaan terkemukan dunia telah membuktikan bahwa human resources adalah kunci keberhasilan mereka dalam memenangkan pasar global. Tanpa dukungan sumber daya manusia yang memadai, sulit diharapkan efektivitasnya. Manajemen sumber daya insani bertugas mengelola dan mengembangkan sumber daya insani yang dimilikinya dengan segala potensi yang dimilikinya seefektif mungkin serta menciptakan kondisi yang memungkinkan sumber daya itu dapat menyumbangkan semua kemampuan mereka sehingga dapat diperoleh sumber daya insani yang puas (satisfied) dan memuaskan (satisfactory) bagi organisasi. Sumber daya manusia merupakan faktor kunci bagi jalannya organisasi atau perusahaan pada masa kini maupun pengembangan perusahaan pada masa depan yang dapat mempengaruhi produktivitas sehingga produktivitas dapat meningkat atau sebaliknya sangat tergantung pada motivasi atau persepsi SDM itu sendiri terhadap dirinya maupun terhadap organisasi atau perusahaan. Untuk itu, dibutuhkan tenaga sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten. Bowen, seperti dikutip Gaol (2014:124), menyebutnya sebagai peran baru sumber daya manusia agar organisasi atau perusahaan dapat survival terhadap perubahan.
  • Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2009:15), urgensi manajemen sumber daya manusia dapat dilihat dari enam perspektif, yakni:
  • Perspektif politik. Secara makro, sumber daya manusia merupakan terpenting yang dimiliki suatu organisasi. Sumber daya insani yang terdidik, terampil, cakap, disiplin, tekun, kreatif, idealis, mau bekerja keras, kuat secara fisik dan mental, setia kepada cita-cita dan tujuan organisasi, akan sangat berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan dan kemajuan organisasi;
  • Perspektif ekonomi. Manajemen sumber daya manusia dipahami sebatas kepentingan ekonomi semata seperti modal besar atau kekayaan alam (material) yang melimpah, tanpa berusaha melihat kaitannya dengan dimensi yang lain. Prosedur kerja sebagus apapun tidak akan memberikan manfaat secara efisien, efektif, dan produktif apabila manusianya tidak mendapat perhatian secara sungguh-sungguh;
  • Perspektif hukum. Dalam organisasi apapun, terdapat berbagai ketentuan dan aturan yang berkaitan dengan organisasi dan anggotanya yang harus diwujudkan, dibina, dipelihara, dan dikembangkan agar tidak menimbulkan distorsi atau gangguan yang berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup berorganisasi;
  • Perspektif sosio-kultural. Bekerja tidak semata-mata ditujukan untuk memenuhi kebutuhan fisik semata, melainkan juga memenuhi kebutuhan sosiopsikologis seperti nilai yang hidup dan dipegang teguh dalam organisasi;
  • Perspektif administrasi. Keberhasilan kehidupan organisasi dapat tercapai bergantung pada kemampuan mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang ada, termasuk sumber daya manusia, dengan cara yang lebih efektif, efisien, dan produkif;
  • Perspektif teknologi. Relevansi dan pentingnya manajemen sumber daya manusia ini tidak lepas dari perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Organisasi dituntut untuk bisa memanfaatkan berbagai kemajuan tersebut melalui suatu sistem manajemen sumber daya manusia yang tepat.

  • Fungsi Manajemen Sumber Daya Insani
  • Manajemen sumber daya insani berfungsi untuk mengelola orang-orang yang bekerja dalam organisasi, baik secara individual maupun kolektif, sebab mengatur karyawan itu rumit dan kompleks, berbeda dengan mesin, modal, atau prasarana fisik lainnya. Manusia memiliki fikiran, perasaan, status, keinginan, dan latarbelakang berbeda yang dibawa kedalam organisasi. Oleh karena itu, manajemen sumber daya insani berfungsi untuk menghindari kekeliruan penempatan orang dalam suatu pekerjaan sebab keefektifan fungsi sumber daya insani berdampak besar terhadap kinerja organisasi; ia menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan organisasi yang efektif.

  • Tujuan Manajemen Sumber Daya Insani
  • Tujuan manajemen sumber daya insani adalah mengakomodir antara keinginan perusahaan yang menuntut kontribusi produktif karyawan di tempat dimana ia bekerja dan tujuan manusia bekerja. Secara umum, tujuan pengelolaan sumber daya insani adalah meningkatkan kontribusi produktif sumber daya insani pada organisasi dengan cara bertanggungjawab dari sisi strategik, etik, dan sosial, sedangkan manusia bekerja karena menginginkan sesuatu seperti gaji, penghargaan, pemanfaatan waktu, mencapai karir, dan lain-lain. Dengan demikian, manajemen sumber daya insani menjadi win-win solution, melakukan sinkronisasi antara tujuan organisai dan tujuan individu, sehingga dengan bekerja, manusia dapat memberikan kontribusi produktif dalam mewujudkan tujuan organisasi sekaligus ia dapat memenuhi tujuan pribadi dan mencapai derajat lebih tinggi yang memungkinkannya mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Jusmaliani, 2011:39-40).

  • Pendekatan Manajemen Sumber Daya Insani
  • Dalam manajemen sumber daya manusia, menurut Malayu S.P. Hasibuan (2009:17), dikenal tiga pendekatan yang dapat digunakan, yakni:
  • Pendekatan mekanis; Pendekatan mekanis menitikberatkan analisisnya kepada spesialisasi, efektivitas, standarisasi, dan memperlakukan karyawan sama dengan mesin. Mesin menggantikan peran tenaga kerja manusia untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan pertimbangan ekonomis, kemanusiaan, efektivitas, dan kemampuan yang lebih besar dan lebih baik. Dengan spesialisasi, pekerja semakin terampil dan efektif. Standarisasi memungkinkan terjadinya pemindahan dan pertukaran pekerjaan dari manusia pada mesin. Dengan mekanisasi, pekerja hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan, spesialisasi semakin mendalam dan pembagian kerja semakin mendetail sebagai akibat dari perkembangan perusahaan dan kemajuan teknologi.
  • Pendekatan paternalis; Pendekatan paternalis menempatkan manajer seperti ayah terhadap anak-anaknya. Bawahan diperlakukan dengan baik seperti terhadap anaknya sendiri; diberi fasilitas kredit atau pinjaman untuk memenuhi kebutuhan, dan sebagainya.
  • Pendekatan sistem sosial. Pendekatan sistem sosial memandang bahwa organisasi atau perusahaan merupakan suatu sistem yang kompleks dan beroperasi dalam lingkungan yang kompleks pula. Pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan ditentukan oleh kerjasama yang harmonis antara sesama karyawan bawahan dengan atasan, serta interaksi yang baik diantara karyawan. Pendekatan ini mengutamakan hubungan harmonis, interaksi yang baik, saling menghargai, saling membutuhkan, dan saling mengisi sehingga tercipta sebuah total sistem yang baik.

  • Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Insani
  • . Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Insani Fungsi manajemen (management functions) dari manajemen sumber daya insani meliputi:
  •  Planning (perencanaan); fungsi perencanaan sumber daya insani terutama adalah untuk membantu pimpinan perusahaan mengetahui informasi yang lengkap dan mendapatkan nasihat atau saran-saran yang berkaitan dengan pegawai.
  •  Organizing (pengorganisasian); manajer sumber daya insani harus merancang suatu organisasi yang berisikan hubungan antara pekerjaan atau jabatan, personel, dan faktor-faktor fisik, serta membentuk organisasi, kemudian membaginya kedalam unit-unit yang sesuai dengan fungsi yang berbeda-beda pada unit-unit organisasi, tetapi mempunyai tujuan yang sama.
  •  Directing (pengarahan); yakni memberi petunjuk atau mengajak para pegawai agar mereka secara sadar mau melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang ditentukan perusahaan. Pengarahan dimaksudkan agar pegawai giat bekerja secara sukarela tanpa merasa dirinya dipaksa dan mau bekerja sama dengan pegawai lainnya dalam perusahaan.
  •  Controlling (pengendalian); yakni melihat, mengamati, dan menilai tindakan atau pekerjaan pegawai, apakah mereka benar-benar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan hasil atau target yang direncanakan.

Nama : Rihadatul Aisi (191410035)

Kelas : ES6A 

Tugas : UAS Manajemen Sumber Daya Insani

Dosen Pengampu : Dr. H. Syaeful Bahri, S.Ag,. M.M




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline