Lihat ke Halaman Asli

Karomah Sayyidil AlHabib Umar bin Hafidz

Diperbarui: 6 Desember 2023   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pinterest

cerita ini, masi ada saat aku duduk dibangku kelas dua SMA. 

namanya, Ardha. Dia dulu temen yang selalu sharing tentang apapun, hampir setiap hari dikelas. 

lalu tepat tanggal 25 September 2019, siangnya, Ardha iseng tawarin aku ke majlis, Allah gerakkan hatiku buat meng-iyakan, akhirnya kita berangkat malem itu di lapangan simpang lima semarang.

pun kita dateng, lapangan udah penuh terisi jutaan manusia mungkin. aku duduk terpisah dari Ardha, tapi menurutku udah hampir paling ujung belakang. jadi kala itu, aku duduk sendiri. dan tibalah mungkin diacara inti, penyampaian ceramah intinya.

yang aku heran, kenapa penyampaian ceramah kala itu tidak menggunakan bahasa indonesia, akupun kurang tau itu bahasa apa, fikirku seperti bahasa arab. 

pulang majlis, aku bertanya ke Ardha "siapa tadi? kok gak pake bahasa indonesia?" Ardha jawab "Habib Umar" setelah itu dia kirim pamflet majlis malam hari itu ke aku. 

demi Allah, sepanjang jalan pulang, rasa ingin tahuku tentang sosok "Habib Umar" itu sangat besar, hingga membuat hatiku tergerak mencari tahu lebih detail tentang beliau melalui google.

kali pertama aku membuka di google tentang Habib Umar, yang aku baca adalah kisah dari Syekh Muhammad Hariri, ulama besar yang konon katanya hidup tanpa jantung, Ia bisa melihat Baginda Nabi Muhammad secara sadar maupun dalam mimpi. seingatku yang aku baca dalam google, Syekh Muhammad Hariri tidak bisa melihat Baginda Nabi disaat beliau sedang bersama Habib Umar, karna cukup dengan melihat Habib Umar, itu hampir sama saja melihatku, kata Baginda Nabi kepada Syekh Muhammad Hariri saat jumpa di dalam mimpi. wallahua'lam. itu cerita singkat yang aku baca dari google kali pertama setibanya dirumah setelah hadir majlis.

lalu malamnya, seperti biasa, aku mulai menyiapkan diri untuk istirahat menyudahi aktivitas hari itu. Subhanallah, Habib Umar datang dalam mimpiku. 

dalam mimpiku, beliau datang masuk kerumahku, dan dengan tawadhu'nya beliau duduk dibawah meja belajarku, bertatapan denganku, dan tersenyum begitu indah, tidak bisa di utarakan betapa indahnya mimpi malam itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline