Lihat ke Halaman Asli

Muhamad RifqiYudantara

Mahasiswa Film dan Televisi UPI

Budaya dan Kesenian Lokal di Desa Cintakarya KBB Terus Lestari

Diperbarui: 26 Oktober 2021   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sunda merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki banyak ragam kebudayaan dan kesenian, Seperti Rampak Kendang, Jaipong, Calung dan masih banyak lagi. Tetapi seiring perkembangan zaman, kebudayaan itu mulai jarang kita temui bahkan menghilang tergerus zaman. Perkembangan Teknologi dan pesatnya arus Globalisasi merupakan salah satu alasan besar mengapa hal ini bisa terjadi. Mudahnya keluar masuk informasi dari luar menyebabkan pembauran budaya bahkan keguncangan budaya pada masyarakat lokal.

Namun ditengah kondisi seperti ini ternyata masih ada desa di tanah sunda yang mempertahankan kebudayaan dan kesenian khas sunda. Desa tersebut adalah Desa Cintakarya.

Cintakarya

Cintakarya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Seperti namanya, "Cinta Karya" masyarakat disini masih banyak yang mempertahankan karya kebudayaan dan kesenian tradisional. Salah satu warga tersebut adalah Odah atau sering disapa Bi Odah. Bi Odah merupakan salah satu tokoh seni di Cintakarya yang berfokus pada upacara adat Sunda dan Rampak Kendang.

Upacara Adat dan Rampak Kendang

Upacara Adat dan Rampak Kendang mulai bertumbuh dan kembali lestari di Cintakarya berawal dari inisiatif beberapa tokoh seni yang miris ketika melihat budaya kesenian tersebut luntur di masyarakat, utamanya Desa Cintakarya. Bi odah berkata bahwa saat awal masih sedikit yang peduli dengan hal ini. "meskipun di awal masih banyak yang tidak peduli, kita semua tetap semangat melestarikan kesenian ini kepada masyarakat karena kita ingin kebudayaan atau kesenian ini tetap ada dan tidak hilang", ucap Bi Odah. Sehingga seiring waktu masyarakat mulai peduli dan  banyak yang ikut berkontribusi meramaikan, dan yang meramaikanpun tidak hanya orang tua tapi pemuda dan pemudi desa banyak yang berkontribusi melestarikan budaya ini. Bi Odah juga berkata "Saking berkembangnya Upacara Adat dan Rampak kendang di Desa Cintakarya, sekarang sudah banyak dari desa lain yang mengundang kita untuk mengisi Upacara Adat dan Rampak kendang". Bahkan Bi Odah Juga menyampaikan bahwa dari hal tersebut mereka dapat mendapatkan uang. "Karena makin kesini makin banyak muda- mudi yang mulai sadar akan pentingnya melestarikan budaya dan kesenian lokal, kita disini juga melestarikan dan mengajarkan kesenian dan kebudayaan sunda lainnya, seperti degung, tembang, bodor, dan masih banyak lagi", ucap Bi Odah.

anak-anak-desa-cintakarya-bermain-permainan-tradisional-617712670101904d272a1962.png

Bi Odah, para tokoh dan masyarakat Cintakarya yang berkontribusi merupakan contoh untuk kita semua agar terus melestarikan adat budaya dan kesenian tradisional agar tidak luntur dan tetap bertahan melawan perkembangan zaman, Bi Odah juga berpesan agar para remaja harus lebih mengenal budaya-nya agar kebudayaan dan kesenian yang ada tidak luntur tergerus zaman, sehingga anak cucu kita nanti bisa tetap melihat keindahan budaya dan kesenian Indonesia yang tetap bertahan dalam kerasnya globalisasi.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline