Lihat ke Halaman Asli

Resep “sukses” Berdagang dari Ranah Minang

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1297050521317267737


Sudah menjadi rahasia umum bahwa Orang Minang selalu identik dengan profesipedagang., Kita akan menemukannya hampir di seluruh penjuru nusantara. Selain berjualan masakan padang yang terkenal kelezatannya, orang minang juga aktif berjualan pakaian dan berbagai perabot rumah tangga di toko-toko hingga bazar-bazar yang diadakan setiap malam atau setiap akhir pekan.

Saya sempat terheran-heran dengan “fenomena” ini, sewaktu saya mengunjungi bazar akhir pekan di kotaku. Di sepanjang jalan di area bazar tersebut, banyak kujumpai orang-orang berlogat khas minang menawarkan dagangannya.

“Fenomena” yang saya alami ini, tentunya ada dasar dan sebab musabab yang mendasarinya. Usut punya usut ternyata pada “urang minang” – profesi sebagai pedagang, merupakan salah satu diantara aktualisasi peran fungsional dalam mencari nafkah hidup. Menjadi Saudagar, adalah suatu cita-cita.

Diakui, memang dari kecil putra-putri Minang sudah dikenalkan dengan toko karena mereka harus siap menggantikan bapak untuk makan siang misalnya atau menyerahkan kunci toko dipagi hari, sekaligus ikut membantu beres-beres .

Mencatat uang masuk, belajar membungkus barang, memperhatikan barang-barang jualan, memperhatikan orang-orang dan lain-lain, itupun dikasih tahu caranya oleh para orang tua. Kalau liburan sekolah tiba, mereka diwajibkan ikut menjaga toko.

Selain faktor budaya di atas, ternyata “urang minang” punya “resep” turun-temurun agar sukses dalam berdagang. Inilah sedikit “resep” sukses berdagang yang berhasil saya korek dari “urang minang” langsung:

1.1. Bentuk dulu kepercayaan pembeli pada kepribadian kita, melalui bicara yang baik-baik, barulah boleh menawarkan barang.

2. 2. Senantiasa memperluas jaringan, baik dengan cara mengikuti pameran, maupun menjaga hubungan dengan pembeli.

3.3. Selalu beranggapan ada pengusaha lain yang menjadi pesaingnya. Dengan demikian jadi terpacu untuk selalu meningkatkan kualitas dan menjaga stabilitas harga.

4.4. Lakukan bisnis yang sesuai dengan hati, karena biasanya kita akan bekerja dengan sungguh-sungguh

5.5. Agar Mantap, jika kita sudah menekuni satu bisnis, maka apapun yang terjadi pada bisnis itu, tetap harus kita jalani. Jangan cepat berubah arah bila bisnis itu mengalami badai.

6.6. Anggap kritik konsumen untuk memacu kita menjadi lebih pintar.

Mungkin dengan sedikit “resep” tersebut, bisa membuat kita lebih sukses dalam berwirausaha selayaknya para saudagar Minang. Sebagai tambahan, ingatlah selalu pepatah “Jangan besar pasak daripada tiang” dan “Hemat pangkal kaya”, niscaya usaha kita akan berkembang dan membuahkan hasil.

NB: “Hemat pangkal kaya” tidak sama dengan “Pelit pangkal kaya”.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline