Lihat ke Halaman Asli

Rifqi Thoriq Ubaydillah

Mahasiswa - Aktivis

Filsafat dan Agama

Diperbarui: 9 April 2023   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Filsafat dengan agama dari dulu selalu di beda bedakan hingga banyak kelompok --  kelompok ,  agama yang melarang untuk bela filsafat dikarenakan pada zaman dahulu pemikiran  orang filsafat yang tidak lekas menemui titik temu dijadikan sebagai bentuk konfrontasi, dan filsafat dengan agama selalu di konfrontasikan. Dan untuk zaman sekarang filsafat dengan agama banyak hal --  hal yang saling menguntungkan atau bisa di sebut dengan integritas antara filsafat dengan agama dengan di temuinya bukti -- bukti yaitu di bidang pendidikan yang bersifat mutualisme. Perlu kita ketahui mengenai hubungan antara filsafat dan agama. Agama merupakan sumber dari ilmu pengetahuan, sedangkan filsafat memiliki pengertian sebagai mother of science.

Filsafat identik dengan kritis dan rasional bisa atau bisa diartikan sebagai Segala sistem / kepercayaan kita jika kita menggunakan alam filsafat maka kita sudah bisa membuktikan secara rasional / tidak, maka di dalam agama jika kita tidak membuktikan rasional atau tidak bisa melogikakan , maka sistem keberagamaan kita itu adalah agama yang ikut -- ikutan saja. Filsafat mencari kebenaran haqiqi itu melalui jalan kritis dan rasional serta orang yang berqgama dengan baik itu orang kritis dan rasional. 

Filsafat bertemu agama baik bertemu dalam ruang perbedaan maupun dalam ruang yang saling mutualis. Jika kita bisa meletakkan filsafat sebagai kebenaran tersendiri maka agama memiliki ruang dalam filsafat. Secara umum filsafat itu selalu bertemu filsafat  sebagai agama sendiri .Filsafat mendukung agama ( ilmu ksalam, ushul, fiqif, ulumul hadist) .

 Sumbangsih Filsafat Kepada Agama Islam:

  • Mengenal Allah (memahami iman), dengan kita memahami iman kita. Menjadi rasional itu berarti allah itu wajibul maujud.
  • Kritisisme untuk membebaskan diri dari pemberhalaan "PEMIKIRAN SENDIRI" ( kebenaran mutlak itu kebenaran allah) atau "PEMIKIRAN KELOMPOK"( kebenaran kelompok yang bersifat konstektual yang wajib di hargai). Seperti yang sudah sangat seharusnya kita tahu dan yakini bahwa satu-satunya tuhan yang wajib disembah hanyalah Allah SWT.
  • Perangkat untuk Refleksi Diri dan Kontemplasi (membaca aku, alam dan Allah).
  • Jembatan yang menyambung idealitas agama dengan realitas hidup. ( Fungsi Konstektual).

Al-Hakama As-Sab'ah sang pemilik hikmah al-kindi berkata bahwa filsafat "hubbul hikmah" maka sudah seharusnya orang yang berfilsafat itu memiliki kebijaksanaan dan jiwa kesempurnaan manusia tatkala menangkap sesuatu yang mampu menyatakan kebenaran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline