Lihat ke Halaman Asli

Sultan - Pelajar IPS yang Mampu Menjuarai Berbagai Kompetisi Robotik Tingkat Nasional

Diperbarui: 16 April 2023   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sultan Alaudin Rifqi Firmansyah Junaid

Sebuah robot dapat dibuat dengan ilmu-ilmu kelistrikan yang biasanya  dipelajari oleh anak jurusan IPA. Apabila kita bandingkan dengan anak IPS terbilang beda dalam pembelajarannya. Pelajar dengan jurusan IPS tidak mempelajari tentang kelistrikan atau bahkan robotika. Ilmu tentang robotika ini dapat dipelajari melalui ekstrakulikuler. Bidang ini tentunya peminatnya kebanyakan adalah anak IPA, namun tidak dengan pelajar satu ini yaitu bernama Sultan Alaudin Rifqi Junaid Firmansyah.

Sultan Alaudin Rifqi Junaid Firmansyah bisa kita sebut dengan nama Sultan. Sultan ini merupakan pelajar dengan jurusannya itu IPS mampu mebuat berbagai robot dan menjuarai berbagai perlombaan. Sebelum membahas robotikanya, kita mengenali dulu siapa sih sosok Sultan ini? Dan latar belakang dari orang bernama Sultan Alaudin Rifqi Junain Firmansyah.

Kita mulai dari biodatanya dulu yaitu dengan nama lengkap Sultan Alaudin Rifqi Firmansyah Junaid dan biasa dipanggil dengan nama Sultan oleh teman serta gurunya. Sultan lahir pada tanggal 16 desember 2003. Sultan beralamat di dusun bringin, desa wonosari, kecamatan pagu dan kabupaten kediri. Sultan bersekolah di sebuah madrasah bernama MAN 1 KOTA KEDIRI. Di sekolah ini, Sultan masuk pada jurusan ilmu pengetahuan sosial atau biasa kita singkat dengan jurusan IPS. Dengan jarak kurang lebih 10 km dari rumahnya, tidak membuat sultan menyerah.

Berasal dari sekolah inilah Sultan mampu membuat robot dengan berbagai fungsinya. Bagaimana sultan bisa membuat robot sedangkan dia adalah anak IPS? Tentunya Sultan sendiri memiliki latar belakang yang memang suka merakit sesuatu. Sejak kecil Sultan juga sudah menyukai sesuatu yang berbau elektronik. Saat masih ia SD, Sultan memang suka merakit atau membuat mainan dari barang barang elektronik seperti perahu motor, mobil yang dirakit sendiri menggunakan kardus dan memakai dinamo serta PLTA angin di atas rumah. akan tetapi, dalam tes penjurusan pada sekolah tersebut Sultan bukannya masuk jurusan IPA melainkan dimasukkan jurusan IPS.

Semua orang pastinya sudah tahu mengenai jurusan IPS itu berbeda jauh dengan IPA. Jurusan memiliki pembelajaran inti seperti ekonomi, sosiologi, geografi, dan sejarah. Sedangkan jurusan IPA memiliki pembelajaran inti seperti fisika, biologi, kimia dan matematika wajib. Ilmu tentang robotika dapat di temukan dalam mata pelajaran fisika. Akan tetapi, jurusan IPS tidak spesifik dalam mempelajari fisika meskipun ada pelajaran fisika peminatan. Jurusan IPS tidak dapat dipungkiri mampu untuk masuk ke dalam robotika. Masalah sekitar dapat ditemukan dengan mempelajari sosiologi. Apabila robot tersebut dikembangkan menjadi bisnis, maka perlu untuk mempelajari tentang ilmu ekonomi. Dengan ini, Sultan bersama timnya mampu menemukan suatu masalah pada sekitarnya untuk dicarikan solusinya dengan teknologi robot.

Sultan mengenal robotika sejak kelas 10 semester 2. Saat itu ia ikut dalam sebuah kompetisi nasional yaitu Akademi Madrasah digital tahun 2020. Sultan dalam membuat sebuah robot tidak sendirian, melainkan bersama rekan timnya. Rekat satu timnya pertama kali yaitu diantaranya Sultan Alauddin Rifqi Firmansyah Junaid,  Altanov Ken Arsya Ramadhan, Zulfani Nur Akmalia, Talitha Zarifah Anwar dan Moh. Ichsan Bilnadzari yang merupakan satu satunya kakak kelas dari empat anggota lainnya, Sehingga Moh. Ichsan Bilnadzari menjadi ketua tim dari Sultan. Tim ini bernama mansa robot corp yang membuat robot bernama F-CLEAN. Robot dan tim ini menjadi yang pertama kali buat Sultan.

Robot F-Clean merupakan Robot pembersih lantai masjid. Sultan memang baru pertama kali ikut kompetisi robotik. Akan tetapi, dengan ide sebuah robot pembersih lantai ini membuat tim Sultan lolos 20 besar dan mengharuskan Sultan Bersama timnya merealisasikan ide robot tersebut. Maka dari itu, Sultan diharuskan untuk belajar dalam membuat sebuah robot. Dalam hal ini Sultan mulai belajar mengenai sebuah robotika. Peserta yang lolos Akademi Madrasah Digital akan mengikuti suatu pelatihan terlebih dahulu dari kemenag. Pelatihan ini kurang lebih delapan bulan dengan didampingi mentor yang kompeten.

Akademi Madrasah Digital merupakan program dari Kemenag untuk para pelajar dalam belajar tentang IT dalam menyelesaikan masalah masyarakat. Program ini ditujukan untuk sekolah yang berada pada naungan Kemenag seperti Madrasah Aliyah. Madrasah Aliyah atau disebut MA ini masih setara dengan SMA atau SMK. Program Akademi Madrasah Digital atau disingkat AMD bekerjasama dengan X-camp dari XL -- Axiata dalam program pelatihan dunia digital bagi siswa Madrasah Aliyah(MA).

Dikutip dari website Tempo.co Direktur KSKK Madrasah, Kementerian Agama, Moh. Isom Yusqi mengatakan bangga dengan pencapaian anak-anak madrasah. "Saya berharap akan lahir para inventor dan penemu teknologi masa depan yang hebat dari madrasah, yang mampu mengembangkan prototype solusi digital yang sudah dirancang untuk diproduksi secara masif. Dari kegiatan grand final ini semoga dapat memotivasi anak-anak madrasah untuk bisa terus berprestasi. Semoga kemandirian dan berprestasi terus berlanjut pada anak-anak madrasah sehingga sukses di dunia dan akhirat," ujarnya.

AMD tahap pertama hanya mengirimkan sebuah proposal atau ide gagasan tentang suatu alat yang mampu dalam menyesaikan suatu masalah yang ada di Masyarakat. Dari semua gagasan dan ide yang dikirimkan peserta, akan dipilih 20 gagasan yang paling menarik. Tahap selanjutnya setelah ide tersebut lolos, peserta diharuskan megikuti pelatihan Bersama X-camp dari XL -- Axiata. Setelah dari pelatihan ini akan dipilih 10 tim terbaik untuk merealisasikan gagasan dan idenya dengan sebuah robot yang berguna sesuai fungsinya. Sepuluh besar tim ini akan mendapat salah satu nominasi dengan hadiahnya masing-masing.

Bersama robot F-Clean, Tim Sultan mampu melewati semua tahapan tersebut dan mendapatkan nominasi The Most Attractive. Dengan mengangkat masalah masjid yang kurang terawat karena di era covid-19, robot F-Clean mampu menyaingi robot lainnya. Meskipun, Sultan saat itu masih menjadi anggota tim dibawah kakak kelasnya bernama Moh. Ichsan Bilnadzari mampu menangkap materi tentang IoT. Dengan mendapat nominasi dan pelatihan yang menarik membuat sultan lebih minat pada sebuah robotika dan membuat robot lain selanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline