Lihat ke Halaman Asli

Perkembangan Moral

Diperbarui: 7 November 2022   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Moral atau moralitas merupakan bentuk atau hasil dari nilai-nilai yang hitam putih, yakni antara benar dan salah, sehingga berimplikasi pada aturan yang berpengaruh pada perilaku anak (Fatmawati & Supriyanto, 2018). 

Perilaku-perilaku anak yang baik merupakan sikap yang dituntut ada dalam diri anak, seperti disiplin, taat, hormat, jujur, dan lainnya, perilaku perilaku baik tersebut dituntut ada dalam diri anak karena akan terus berkembang sampai ia dewasa dan mempunyai keturunan.

Anak-anak membangun moralitas melalui interaksi timbal balik dengan lingkungannya (Dahl & Killen, 2018). Hal ini membuktikan perubahan perilaku anak yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia anak tersebut. Lingkungan sekitar juga menjadi acuan perkembangan moral pada anak, sehingga perlunya bimbingan dari orang tua atau pendidik untuk mengarahkan serta memberi pembimbingan kepada anak-anak tersebut agar memiliki perkembangan moral yang baik. 

Karena anak sangat cepat dalam meniru sesuatu, maka perkembangan moral anak rentan terjadi. Perkembangan moral anak yang pesat inilah yang juga menjadi dampak dari perubahan moral anak yang baik atau tidak kedepannya.

Kohlberg  (1995) membagi menjadi tiga tingkatan penalaraan tentang moral dan setiap tingkatan penalaran tersebut memiliki dua tahapan, yaitu:

  • Penalaran Prakonvensional
  • Menurut Kohlberg penalaran prakonvensional merupakan tingkatan paling rendah dari penalaran moral. Dalam tahapan ini baik dan buru diinterpretasikan melalui reward dan punishment.
  • Tahap pertama, tahapan pertama pada penalaran prakonvensional adalah tahap moralitas heteronom. Pada tahapan ini penalaran moral berkaitan dengan punishment atau hukuman. Contohnya anak berpikir bahwa anak harus patuh karena takut mendapat hukuman.
  • Tahap kedua, tahap individualisme, tujuan instrumental, dan pertukaran. Pada tahap ini penalaran anak memikirkan kepentingannya sendiri adalah hal yang benar. Mereka berpikir jika mereka baik pada orang lain maka orang lain juga akan baik kepada mereka.
  • Penalaran Konvensional, penalaran tingkat kedua dalam teori perkembangan moral anak oleh kohlberg.
  • Tahap ketiga, pada tahapan ini seseorang menghargai kepercayaan, perhatian, dan kesetiaan terhadap orang lain sebagai dasar dari penilaian moral. Anak-anak dan remaja sering mencontoh standar moral orang tua mereka masing-masing
  • Tahap Keempat, moralitas system. Pada tahapan ini pemahaman tentang keteraturan di masyarakat, hukum, keadilan, dan kewajiban adalah yang menjadi dasar penilaian moral.
  • Penalaran pasca konvensional, penalaran tingkatan tertinggi menurut teori perkembangan moral Kohlberg.
  • Tahap kelima, pada tahapan ini seseorang menalar bahwasanya nilai, prinsip, dan hak lebih luas dan lebih utama daripada hukum.
  • Tahap keenam, menurut Kohlberg prinsip etis universal adalah tahapan dalam perkembangan moral yang paling tinggi. Saat seseorang dihadapkan dengan pertentangan antara hati nurani dengan hukum, maka ia akan menalar bahwasannya yang harus diikuti adalah hati nurani, walaupun keputusan tersebut dapat menimbulkan berbagai resiko.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline