Lihat ke Halaman Asli

Metode-Metode Pemindaian Otak

Diperbarui: 27 April 2022   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di era teknologi yang semakin canggih ini banyak sekali alat dan metode untuk meneliti atau memeriksa otak tanpa harus membahayakan otak seseorang. Lantas apa sajakah? Berikut ini adalah beberapa contohnya.

Pertama, Elektro-ensefalografi (EEG) yang mengukur aktivitas kelistrikan dalam otak. sel-sel otak menghasilkan gelombang listrik pada saat berkomunikasi. Elektrode diletakan di tengkorak untuk menangkap gelombang ini, dan perbedaan pada sinyal yang dideteksi antar electrode bisa menjelaskan apa yang terjadi. Teknik ini telah ditemukan sekitaran 100 tahun yang lalu, dan teknik ini masih digunakan untuk mendiagnosis penyakit seperti epilepsi dan gangguan tidur. Selain itu EEG juga digunakan untuk menyelidiki bagian otak yang aktif selama seseorang sedang melakukan suatu kegiatan belajar atau memperhatikan sesuatu. EEG adalah teknik yang non-invasif, relative murah dan cepat. Sayangnya susah untuk menentukan dengan pasti di mana pola itu berasal. Sinyal kelistrikan terus dihasilakan di seluruh otak dan mereka berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan pola rumit. Menggunakan banyak elektrode atau algoritma pengolah data canggih bisa menolong. Akan tetapi pada akhirnya, memang EEG bisa memberitahu secara tepat kapan aktivitas terjadi, tapi EEG tidak bisa memberitahu di mana lokasi pastinya. Maka dari itu memerlukan teknik yang lain.

Kedua, Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI). FMRI mengukur seberapa cepat oksigen digunakan oleh sel otak. Bagian otak yang aktif menghabiskan oksigen lebih cepat. Mengamati pemindaian FMRI saat seseorang mengerjakan tugas kognitif atau perilaku bisa memberitahu bagian otak mana yang terlibat. Hal ini memungkinkan untuk meneliti segalanya, dari cara melihat wajah hingga bagaimana memahami apa yang kita rasakan. FMRI dapat menunjukan perbedaan dalam aktivitas otak hingga beberapa millimeter, tapi teknik ini jauh lebih lambat daripada EEG.

Ketiga, positron emission tomography (PET) yang mengukur unsur radioaktif yang dimasukan ke otak. Metode ini terdengar menaakutkan, tetapi sebenarnya tidak. Metode PET sama amannya dengan FMRI dan EEG. Selama pemindaian PET, sejumlah kecil bahan radioaktif yang disebut pelacak disuntikan ke aliran darah, dan para dokter memantau peredarannya yang melewati otak. Dengan mengubah pelacaknya untuk mengikat molekul tertentu, peneliti dapat mengunakan PET untuk meneliti proses kimia rumit dalam otak. PET berguna untuk meneliti bagaimana obat mempengaruhi otak dan mendeteksi penyakit seperti Alzhimer. Akan tetapi teknik ini mempunyai resolusi waktu yang paling lama dibandingkan teknik lainnya, karena pelacaknya perlu beberapa menit untuk beredar dan perubahan muncull.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline