SUDAH lama sekali aku ga pernah nulis di blog. Begitu mau nulis, eh malah bingung mau nulis apa. Jari-jari tangan mulai terasa kaku. Ide-ide pun tak kunjung datang. Meskipun sebenarnya ga perlu ide sih buat nulis sesuatu. Tapi kali ini aku coba untuk ngembaliin kebiasaan lamaku.
Tak pernah sekalipun terlintas di pikiranku untuk mengikuti kegiatan pelatihan penulisan. Maklum, aku tidak terlalu suka menulis. Karena menurutku, menulis itu membosankan dan hanya buang-buang waktu saja. Lagi pula, apa sih manfaatnya menjadi seorang penulis? Namun, apa yang kupikirkan itu ternyata salah. Menulis bukanlah suatu kegiatan yang membosankan. Justru dengan menulis kita bisa membuktikan kepada dunia bahwa kita itu ada.
Di pagi yang dingin itu, terdengar suara bel berbunyi. Para siswa berlarian masuk ke kelas untuk menimba ilmu. Saat itu, aku dan teman-temanku lainnya berbaris di lapangan mengikuti pelajaran olahraga. Tiba-tiba, q dikejutkan oleh sebuah surat dispensasi dari kepala sekolah. “Wah.. surat apa ini?” tanyaku pada Rizky, peserta pelatihan penulisan perwakilan SMK N 2 Tarakan. Ternyata, ia pun tidak mengetahuinya. “Aku juga gak tau nih,” ujar Rizky.
Kami yang ditunjuk sebagai wakil dari SMK N 2 Tarakan pun bergegas menuju ke tempat acara itu diadakan. “Wah.. rame banget yang datang,” ujarku. Hal itu membuat kami berdua semakin kebingungan. Tak seorang pun yang memberitahu kami tentang acara ini. “Sebenarnya ini pelatihan apa sih? Kok kita yang dipilih. Ga ada kesepakatan lagi, uughht..” keluh ku. Dengan penuh penasaran, kami putuskan untuk masuk ke ruangan yang telah disediakan.
Setelah beberapa menit menunggu di dalam, acara pun di mulai. Acara yang diadakan oleh PT Medco E&P, bekerja sama dengan Kompas Gramedia dan Tribun Kaltim ini diikuti sekitar 60 pelajar dari 15 sekolah yang ada di Tarakan maupun Nunukan. Acara ini berlangsung selama tiga hari. Yang diadakan di gedung multimedia SMK N 2 Tarakan dari tanggal 24-26 Nopember 2009.
“Hoaaccchhh.... ngantuk,” kataku. Maklum, sambutan-sambutan yang disampaikan saat itu membuatku merasa bosan. “Cepatlah selesai, aku ngantuk tuh nah..” ucapku dalam hati. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya acara pelatihan penulisan ini pun resmi dibuka.
Di hari pertama, ternyata hanya dua siswa saja yang ditunjuk untuk mewakili sekolahku. Setelah berdiskusi, kami putuskan di hari pertama siswa yang mengikuti pelatihan ini diwakili oleh Marlina dan Ririk.
Di hari kedua, giliranku untuk mewakili sekolah dalam acara ini. Kali ini, tidak hanya pelajar dari Tarakan saja yang hadir. Para siswa dari Nunukan pun tak mau ketinggalan untuk berpartisipasi. Tak lama kemudian acara pun dimulai.
Acara ini diisi dengan sesi mengenai jurnalistik dan fenomena Citizen Journalism, yang disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Achmad Subechi. Sesi berikutnya, mengenal dunia foto, dengan menghadirkan pembicara dari Tribun Kaltim, M Wikan.
Berbagai macam pertanyaan pun dilontarkan para peserta. Hal inilah yang sangat ditunggu-tunggu oleh tim dari Tribun Kaltim. Aku yang saat itu sedang dalam kondisi yang kurang fit, mencoba untuk tetap mengikuti pelatihan ini. “Aduuhh.... lamanya juga ni selesai. Sakit semua badanku eh. Encok gak lama nih,” keluhku. Maklum, seluruh peserta harus duduk di lantai.
Acara kemudian dilanjutkan oleh Elie Mulyadi. Wanita yang melahirkan karya-karyanya berupa buku-buku psikologis ini sempat memberikan motivasi dan inspirasi melalui cerita mengenai persahabatan, kehidupan dan cita-cita. Ia pun menceritakan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang penulis. “Kharateristik yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah gigih, berani ditolak, jujur, dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat,” tuturnya.
Hari semakin sore, pelajaran hari ini pun akhirnya selesai. Kami pun bergegas pulang untuk istirahat. Karena keesokan harinya, kami akan dilatih untuk terjun ke lapangan.
Pada hari terakhir, seluruh peserta dikumpulkan dalam satu ruangan. Para peserta yang jumlahnya sekitar 60 orang dan berasal dari SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2, SMA Muhammadiyah, SMA Don Bosco, SMA Hang Tuah, SMA Paguntaka, SMA Mulawarman, SMA Tunas kasih, MAN, SMAN 1 Nunukan, dan SMKN 1 Nunukan, dibagi menjadi 10 kelompok.