Lihat ke Halaman Asli

Bahasa Gaul, Kemajuan atau Kemunduran?

Diperbarui: 21 Juni 2024   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pribadi

        Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa terlepas dengan aktivitas komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia menciptakan bahasa untuk mempermudah beraktivitas dalam keseharian. Dengan bahasa manusia dapat bertukar pesan, menyamapaikan gagasan, dan menjalin hubungan. Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo, 2003). Bahasa menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat ununtuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

         Sebagai warga negara Indonesia, wajib menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Dalam praktiknya, bahasa Indonesia mengalami banyak pergeseran mulai dari makna hingga penyebutannya. Hal ini disebabkan karena mencampurkan penggunaan bahasa asing dan bahasa gaul dalam sehari-hari. Banyaknya penggunaan bahasa gaul dalam sehari – hari tidaklah meghilangkan penggunaan bahasa Indonesia melainkan makna dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik, sopan, dan santun dalam kehidupan sehari – hari menjadi kabur.

         Dalam sehari-hari sering dijumpai bahasa yang tidak baku atau bahkan tidak ada dalam KBBI. Bahasa gaul ini tercipta dari konstruksi sosial terutama oleh kalangan remaja yang memodifikasi dari berbagai bahasa terutama bahasa Indonesia. Seiring berkembangnya zaman, banyak perubahan yang terjadi pada penulisan bahasa Indonesia yang sesuai denggan EBI. Hal ini terjadi dikalangan anak remaja yang saat ini semakin sulit mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar misalnya adanya penyingkatan kata, penambahan huruf terhadap kata yang sudah baku, penggunaan huruf, serta penggunaan angka dalam penulisan (Riadoh, n.d.).

          Eksistensi bahasa gaul sudah ada sejak dulu. Pada tahun 1980-an banyak orang mengenal istilah Prokem. Penggunaan bahasa gaul ini dulu digunakan hanya oleh kelompok-kelompok tertentu sebagai bahasa kelompok mereka sendiri. Namun seiring berjalannya waktu bahasa gaul mulai digunakan oleh kalangan remaja karena dianggap lebih keren dan menambah kepercayaan diri. Terdapat beberapa fenomena pada bahasa gaul sehingga menimbulkan banyak implikasi pada penggunaan bahasa di Indonesia.

          Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang kedudukannya merupakan sebagai bahasa negara dan bahasa nasional. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia digunakan untuk menghubungkan berbagai wilayah di nusantara. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta efektif dalam penyampaian maksud kepada lawan bicara. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah bahasa baku. Namun akhir-akhir ini terdapat banyak kata baru yang tercipta oleh kalangan remaja terutama di media sosial.

          Menurut Mulyana bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu. Selain pendapat tersebut Sarwono (2004) mengatakan bahwa bahasa gaul adalah bahasa khas remaja (kata-katanya dibah-ubah sedemikian rupa, sehingga hanya bisa dimengeri di antara mereka) bisa dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media massa, padahal istilah istilah itu berkembang, berubah dan bertambah hampir setiap hari (Suleman et al., 2018).

           Selayaknya bahasa pada umumnya, bahasa gaul juga memilik ciri khasnya sendiri. Ragam bahasa gaul memiliki ciri yaitu dipersingkat atau serapan dari bahasa asing. Contoh pada kata “anjay” menggunakan plesetan dari bahasa Indonesia itu sendiri dengan mempersingkat dan memberi imbuhan huruf diakhir agar terlihat lebih halus. Lalu pada kata ”freak” yang merupakan serapan murni dari bahasa Inggris dengan makna aneh. Sedangkan pada kata “bestie” merupakan gabungan dari keduanya yaitu  plesetan dari bahasa inggris, best friend  yang berarti sahabat namun dimodifikasi lagi dengan mempersingkat dan memberi imbuhan di akhir.

            Era globalisasi merupakan salah satu pemicu dari pesatnya persebaran bahasa gaul. Remaja yang meggunakan bahasa gaul di salah satu media sosial akan dilihat dan ditiru oleh remaja lainnya sehingga penggunaannya semakin masif. Peran media seperti televisi, surat kabar, dan media online yang menggunakan bahasa gaul dalam menyebarkan informasi juga turut menjadi faktor bahasa gaul semakin marak di lingkungan masayarakat. Bahasa gaul dinilai lebih kekinian dan keren namun justru berdampak pada pudarnya perhatian masyarakat terhadap pentingnya bahasa Indonesia yang baik dan benar.

            Penggunaan bahasa gaul yang semakin marak di masyarakat Indonesia menimbulkan implikasi yang serius. Banyak masyarakat yang lebih memilih meggunakan bahasa gaul dibandingkan bahasa Indonesia sehingga dapat membuat pudarnya bahasa Indonesia. Tidak bisa dipungkiri jika generasi selanjutnya akan lebih mengenal dan paham dengan bahasa gaul dibandingkan bahasa Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia. Indonesia akan kehilangan jati dirinya yaitu bahasa nasional, bahasa Indonesia.

Sumber: tangkapan layar aplikasi Twitter

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline