Perjalanan rentetan sejarah memberikan fakta terhadap pesantren yang berperan penuh dalam mencetak generasi bangsa yang produktif. Perjalanan itu memberikan dorongan betapa pentingnya dalam pembangunan bangsa.
Pendidikan karakter yang dicita-citakan bangsa akan terbaca secara luas ketika pesantren berperan penuh dalam mencetak karakter bangsa yang produktif.
Seiring perjalanan waktu yang semakin tak terbendungkan dengan banyak perkembangannya terjadi banyak hal yang diluar realitas. Kejadian -- kejadian yang diluar nalar menuntut para generasi tua menghasilkan pemuda bangsa yang produktif dengan mengembangkan pendidikan karakter untuk pemuda-pemudinya.
Problem yang dialami masa kini yakni kurangnya perhatian dari setiap orang tua kepada anaknya untuk mendidik karakter yang sesuai dengan pedoman moral. Hal itulah yang sangat tidak relevan jika orang tua tidak berperan dalam pendidikan karakter. Akan terasa percuma apabila instansi pendidikan yang mendidik dengan karkater moral tidak didukung para orang tua untuk sama-sama mendidik secara moral.
Mencetak karakter pemuda bangsa tentulah tidak semudah yang dibayangkan. Perlu banyak pendekatan terhadap setiap anak bagaimana mereka mengembangkan karakter tersebut.
Menurut Jhon W. Santrock, character uducation adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberikan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang dilarang.
Nilai moral yang sudah semakin terkikis menjadi perhatian pemerintah dalam pembangunan bangsa untuk mencetak generasi selanjutnya yang memiliki karakter moral yang kuat.
Karakter pemuda tentulah tercipta dari sekian banyak mereka mendapatkan pendidikan karakter di instansi pendidikan dengan upaya mengimplementasikan terhadap lingkungan sekitarnya. Instansi yang sejak dini menanamkan karakter moral akan memiliki jiwa-jiwa kepemudaan yang baik.
Pembangunan bangsa untuk masa selanjutnya akan ditentukan dengan seberapa banyak pemuda berkarakter sesuai nilai moral. Tentulah keharusan bagi para pemuda untuk menyadarkan diri sendiri terhadap pembangunan bangsa.
Pemuda harus sebisa mungkin berkarakter sesuai cita-cita kebangsaan bahkan sebuah kewajiban dalam menanamkan nilai-nilai kemoralan.
Instansi pendidikan khususnya yang berbasis pesantren mendidik peserta didik sesuai dengan moral. Bahka menjadi nilai luhur yang tidak dapat dipisahkan.
Berkaca dari banyak kejadian yang diluar realitas. Pendidikan karakter yang berkurang nilai moralnya yakni kejujuran, dan rasa hormat. Kurangnya nilai kejujuran dari peserta didik tercipta dari hal sederhana yang menyebabkan mereka harus berbohong.