Lihat ke Halaman Asli

Rifky Permana

Mahasiswa

Dinamika Gender dan Harmonisasi Fungsi Dalam Keluarga Pada Film "Ki & Ka"

Diperbarui: 20 September 2023   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seringkali kita menyaksikan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan isu-isu gender yang dilakukan oleh masyarakat di seluruh dunia. Tindakan ini umumnya dilakukan untuk menuntut hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan sosial semacam itu memengaruhi berbagai bidang, termasuk industri film, seperti yang terlihat jelas dalam film "Ki & Ka" dan film-film lainnya.

Film "Ki & Ka", yang merupakan hasil produksi India, menggambarkan sebuah keluarga yang unik dalam konteks peran gender, berbeda dengan keluarga konvensional yang masih mematuhi tradisi dan norma lama. Dalam film ini, kita melihat sebuah pasangan dengan karakteristik yang sangat berbeda: suami yang mengambil peran sebagai pengurus rumah tangga, sering disebut sebagai "Bapak Rumah Tangga," sementara istrinya bekerja untuk memenuhi kebutuhan finansial, dikenal sebagai "Wanita Karir." Tentu saja, situasi ini menimbulkan kontroversi di kalangan beberapa pihak dalam cerita film tersebut.

Fenomena seorang pria yang mengambil peran sebagai bapak rumah tangga dianggap memalukan oleh beberapa pria lainnya, sedangkan sebaliknya, kemampuan seorang wanita dalam mengurus rumah dianggap sebagai hal yang diidamkan. Wanita yang memiliki karir dianggap sebagai prestasi yang membanggakan oleh sebagian orang, berbeda dengan pandangan terhadap pria yang menjadi bapak rumah tangga, meskipun dalam realitasnya seringkali kinerja mereka dianggap sepele. Kedua karakter ini memiliki dorongan kuat dalam menjalani hidup mereka.

Konflik awal dalam film muncul dalam hubungan antara kedua pasangan tersebut dengan orang tua mereka, terutama ayah dari pihak pria. Penolakan ayah ini menunjukkan kegagalan perannya dalam keluarga, karena ia lebih fokus pada karirnya daripada keluarganya. Kondisi ini menyebabkan anak laki-lakinya memiliki hubungan yang erat dengan ibunya dan merasa distanced dengan ayahnya, yang dapat berpotensi menghasilkan gangguan identitas gender. Selain itu, dalam era modern ini, sering kali kedua orang tua bekerja, sehingga fungsi pendidikan anak dan pemenuhan kebutuhan keluarga seringkali terabaikan.

Hubungan dalam sebuah keluarga yang dibangun dengan harmonisasi dapat menghadapi berbagai dinamika, termasuk perubahan dalam tanggung jawab dan fluktuasi perasaan akibat masalah tertentu. Keluarga, sebagai tempat pertama di mana individu bersosialisasi, memiliki struktur dan fungsi yang jelas. Sinergi dalam pelaksanaan fungsi antara suami, istri, ayah, ibu, dan anak dapat menciptakan keluarga yang ideal. Namun, mencapai kondisi ideal tersebut tidak selalu mudah, sering kali di dalam keluarga terjadi kelalaian dalam memikul tanggung jawab masing-masing anggota.

Dalam film "Ki & Ka", pertukaran peran gender antara pria dan wanita menjadi sorotan, tetapi tanggung jawab terhadap keluarga tetap menjadi hal yang penting dan tidak boleh diabaikan demi kepentingan pribadi masing-masing individu. Fungsi sebagai pengurus rumah tangga dan penyedia kebutuhan keluarga harus saling bersinkronisasi. Dalam kerangka teori struktural fungsional dalam kehidupan keluarga, para pendukungnya meyakini bahwa sebuah keluarga dapat berfungsi baik ketika terdapat harmoni dalam pembagian peran, alokasi tugas, solidaritas, serta komitmen terhadap hak, kewajiban, dan nilai-nilai bersama.

Selain itu, dalam film ini, peran gender dianggap sebagai simbol yang sangat penting dalam masyarakat dan berkaitan erat dengan budaya atau adat kelompok tertentu. Namun, film juga menunjukkan bahwa penentuan peran gender dalam keluarga seharusnya menjadi pilihan pasangan tersebut. Hak individu dalam menentukan peran gender mereka seharusnya dihormati. Sayangnya, sering kali pemahaman yang salah tentang hal ini menyebabkan salah tafsir dan mengaitkannya dengan jenis kelamin, yang dapat mengarah pada tindakan mengubah jenis kelamin yang bertentangan dengan keyakinan agama atau alamiah.

Daftar Referensi

Adibah, I. Z. (2017). Struktural fungsional Robert K. Merton: Aplikasinya dalam kehidupan keluarga. INSPIRASI (Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam), 1(2), 171-184.

Djajanegara, S. (2000). Kritik sastra feminis: sebuah pengantar. Gramedia Pustaka Utama.

Elia, H. (2000). Peran ayah dalam mendidik anak.

Nurlaili, N. (2021). Analisis Semiotika Citra Perempuan Tangguh Dalam Film Mulan 2020. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ilmu Sosial dan Politik [JIMSIPOL], 1(4).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline