Kasus eksibisionisme merupakan kelainan seksual, dimana seorang pelaku menunjukan alat vital-nya kepada lawan jenis di depan umum.
Pelaku eksibisonisme melakukan hal tersebut untuk memuaskan hasrat pribadinya, dan biasanya dilakukan oleh orang yang tidak dikenal.
Pelaku dari kasus tersebut itu kebanyakan dari laki-laki, mereka sering menununjukan organ seksual nya kepada wanita dan anak-anak, sebagian besar kasusnya dilakukan kepada anak gadis.
Gangguan eksibisionisme ini biasanya berawal sejak usia remaja setelah pubertas. Dorongan untuk memamerkan alat kelamin sangat kuat dan hampir tidak dapat dikendalikan oleh pada penderitanya, terutama ketika mereka mengalami kecemasan dan gairah seksual.
Dilansir dari Phsycology Today, Michael Bader mengatakan bahwa, kita perlu memahami bagaimana fantasi seksual mereka (pelaku). Apakah hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kecemasan mereka atau sebaliknya?
Rasa cemas merupakan reaksi alami tubuh terhadap stress, yang sebenarnya bermanfaat untuk membuat lebih berhati-hati dan waspada. Namun, rasa cemas bisa menjadi tidak sehat apabila muncul secara berlebihan, hal tersebut yang membuat rasa cemas sulit dikontrol, atau sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Oleh sebab itu pelaku eksibisionisme melakukan hal tersebut untuk mengurangi rasa cemas pada dirinya, dan pada dasarnya pelaku melakukan hal tersebut karena sedang ber-fantasi terhadap lawan jenis mereka.
Fantasi atau biasa disebut dengan khayalan, yaitu sebuah gejala atau sebuah kondisi yang biasanya terdapat di dalam jiwa manusia. Dalam berfantasi juga dapat menimbulkan khayalan yang melihat suatu kemungkinan belum ada atau bisa juga sesuatu yang baru.
Setiap orang pasti memiliki fantasi nya masing-masing dan setiap fantasi tersebut pasti lah tidak akan sama karena setiap orang memiiliki daya khayal dan juga keinginan yang berbeda-beda.
Fantasi dalam psikologi seseorang sebenarnya adalah untuk melawan, biasanya secara tidak sadar, efek menghambat bersalah, malu, khawatir, tidak berdaya, atau rendah diri.