Lihat ke Halaman Asli

Integrasi Filsafat Dakwah dalam Pendidikan Islam: Membentuk Generasi Berakhlak Mulia

Diperbarui: 7 Desember 2024   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada Rabu, 4 Desember 2024, mahasiswa semester 3 Program Studi Manajemen Dakwah kelas A, B, C, dan D mengikuti kuliah bersama dalam mata kuliah Filsafat Dakwah dengan tema "Filsafat Dakwah dan Pendidikan Islam". Materi ini mengupas integrasi filsafat dakwah ke dalam kurikulum pendidikan Islam, menyoroti bagaimana nilai-nilai dakwah dapat memperkuat struktur kurikulum dan memperkaya tujuan pembelajaran. Selain itu, diskusi juga membahas peran penting dakwah dalam merancang kurikulum pendidikan serta mengembangkan metodologi pengajaran yang relevan, sehingga menghasilkan sistem pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada transfer ilmu, tetapi juga pada pembentukan karakter Islami.

Integrasi Filsafat Dakwah dalam Kurikulum Pendidikan Islam

Filsafat dakwah adalah pemikiran kritis tentang tujuan dan metode dakwah yang mencakup aspek moral dan etis serta keilmuan. Dalam pendidikan Islam, itu menjadi panduan untuk menetapkan tujuan pendidikan yang berfokus pada pengembangan spiritual dan moral selain pencapaian akademik. Dengan integrasi ini, pendidikan Islam dapat menjadi alat dakwah yang efektif untuk menghasilkan generasi muslim yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.

Untuk membangun sistem pendidikan yang holistik, filsafat dakwah harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan Islam. Kurikulum yang berbasis filsafat dakwah tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga menanamkan moralitas. Langkah ini juga membantu menghadapi tantangan globalisasi, di mana siswa kerap terpapar ideologi yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam dapat memberikan pandangan hidup yang didasarkan pada nilai-nilai Islam melalui filsafat dakwah, sehingga siswa dapat memilih mana yang sesuai dengan ajaran agama mereka.

Integrasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip dakwah seperti hikmah (bijaksana), mau'idzah hasanah (nasihat baik), dan mujadalah bil-lati hiya ahsan (dialog yang baik). Kurikulum bijaksana, relevan, dan inklusif. Materi dan metode pembelajaran yang relevan dan menarik dijamin oleh pendekatan hikmah. Sementara mau'idzah hasanah menekankan betapa pentingnya nasihat moral dalam materi ajar, mujadalah bil-lati hiya ahsan mendorong diskusi yang baik untuk meningkatkan pola pikir kritis dalam konteks nilai-nilai Islam.

Untuk menerapkan implementasi integrasi ini, tujuan pendidikan harus diubah agar lebih berfokus pada pembentukan karakter Islami. Nilai-nilai dakwah harus dimasukkan ke dalam materi ajar, metode pengajaran interaktif harus diterapkan, dan evaluasi harus dilakukan berdasarkan prinsip dakwah. Nilai-nilai dakwah terbukti membentuk peserta didik yang jujur, disiplin, dan bertanggung jawab, yang sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan. Ini terjadi meskipun ada beberapa hambatan, seperti ketidaksetujuan terhadap relevansi kurikulum dengan dunia kerja.

Upaya strategis untuk memasukkan filsafat dakwah ke dalam kurikulum pendidikan Islam adalah untuk menghasilkan generasi muslim yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bermoral dan berkomitmen terhadap nilai-nilai Islam.

Peran Dakwah dalam Pembentukan Kurikulum Pendidikan dan Metodologi Pengajaran

Dakwah, sebagai ajakan menuju kebaikan menurut ajaran Islam, sangat penting untuk pendidikan. Dakwah diterapkan dalam proses pendidikan, terutama dalam pembuatan kurikulum Islam. Tujuan dari kurikulum yang berbasis dakwah adalah tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik siswa, tetapi juga membangun individu Muslim yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Dakwah menjadi komponen penting dalam pembentukan pendidikan Islam yang berfokus pada nilai-nilai agama dengan menyebarkan nilai-nilai tauhid, akhlak mulia, dan pemahaman syariat.

Dalam kurikulum, peran dakwah terlihat dalam berbagai bagian. Ini termasuk menetapkan tujuan pendidikan yang islami, membuat materi ajar yang didasarkan pada nilai Islam, dan memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam semua mata pelajaran. Dakwah membantu menetapkan tujuan pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter Islami, sehingga kurikulum mencakup pembinaan iman dan moral siswa. Materi ajar berbasis dakwah mengandung ajaran Islam yang relevan, seperti nilai-nilai akhlak, hukum syariat, dan kisah para nabi. Selain itu, nilai-nilai Islam dimasukkan ke dalam berbagai bidang, seperti menekankan keagungan Allah dalam sains atau perjuangan dakwah dalam sejarah, sehingga siswa melihat hubungan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan.

Dengan menerapkan prinsip hikmah (kebijaksanaan), mau'idzah hasanah (nasihat baik), dan mujadalah bil-lati hiya ahsan (dialog yang baik), dakwah juga memainkan peran penting dalam metodologi pengajaran. Pendekatan hikmah menekankan penggunaan pendekatan pendidikan yang masuk akal dan sesuai, seperti ceramah, diskusi, dan simulasi. Mau'idzah hasanah membantu siswa memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan nasihat yang lembut dan kasih sayang. Sementara itu, mujadalah bil-lati hiya ahsan mendorong diskusi interaktif, pemikiran kritis, dan suasana belajar yang inklusif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline