Lihat ke Halaman Asli

Menangani Hutang Negara Indonesia

Diperbarui: 7 Januari 2019   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : tvbs.com

Penghasilan negara ada banyak salah satunya disektor pajak, ekspor keluar negeri, bea dan cukai, dan lain-lain.Dengan menghitung penghasilan dan pengeluaran biaya dalam negara, pemerintahan bisa melihat negara ini plus (+) atau minus ( - ) dalam hal ekonomi. 

Dari laporan para akuntan inilah negara tahu  bagaimana perkembangan negara dalam sektor ekonomi.Negara bisa dibilang pluss (+) juka penghasilan lebih besar dari pada pengeluaran atau dalam bahasa akuntansinya adalah biaya-biaya.

Untuk Negara Indoesia saat ini masih kurang baik dalam hal tersebut. Utang Negara Indonesia sendiri meningkat jika di bandingkan dengan negara lain. Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri Indonesia mencapai US$358 miliar pada akhir Juli 2018. Angka itu meningkat 4,1 persen dibanding periode sama 2017 (year on year/yoy).
Jika dirupiahkan, utang luar negeri Indonesia itu setara Rp5.191 triliun dengan asumsi Rp14.500 per dolar AS

Penyebab utang meningkat yang pertama utang itu terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral serta swasta. Dalam pernyataan pers Statistik Utang Luar Negeri, seperti dikutip dari Antara, Utang Luar Negeri  (ULN) akhir Juli 2018 tersebut disumbang dari dua sektor, yaitu pemerintah dan bank sentral yang berutang sebesar US$180,8 miliar dan utang swasta (termasuk BUMN) sebesar US$177,1 miliar.

Meskipun naik--jika dibandingkan pertumbuhan penarikan Juni 2018-- utang asing Indonesia melambat. "Pada Juni 2018, utang luar negeri mengalami kenaikan 5,5 persen (yoy)," demikian pernyataan pers BI". Kedua Pertumbuhan tahunan melambat. Ecara rinci, ULN pemerintah pada Juli 2018 naik 4,1 persen atau melambat dibandingkan pertumbuhan Juni 2018 sebesar 6,1 persen (yoy).  

Meskipun pertumbuhan tahunannya melambat, namun jumlah utang luar negeri pemerintah pada Juli 2018 mencapai US$180,8 miliar. Angka itu meningkat dibandingkan Juni 2018 karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, serta pembelian Surat Berharga Negara domestik oleh investor asing selama Juli 2018. Ketiga mayoritas utang Indonesia diajukan sektor jasa keuangan dan asuransi. 

Sedangkan ULN swasta pada akhir Juli 2018 mayoritas diajukan oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), dan sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,7 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya.  

BI memandang ULN Indonesia pada Juli 2018 masih terkendali dengan struktur utang yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Juli 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34 persen.

Dan cara untuk melunasi utang tersebut adalah dengan cara seperti halnya Malaysia, kita juga bisa menggelar aksi galang dana untuk meringankan utang negara. Syukur-syukur sekalian melunasi.Rajin membayar pajak juga secara nggak langsung bisa membantu pemerintah pelan-pelan melunasi utang-utangnya. 

Ya soalnya pendapatan negara 'kan salah satunya dari pajak. Kita sebagai warga negara juga perlu rajin menabung. Nantinya dana yang terkumpul bisa digunakan untuk meringankan ketergantungan kita dengan utang luar negeri. Cara lain misalnya dengan menjalin kerjasama internasional dengan negara lain, nanti uang hasil kesepakatan itu bisa dipakai bayar utang. 

Mencari donatur luar negeri mungkin bisa jadi solusi lain. Seperti Bill Gates yang pernah bantu lunasi utang Nigeria ke Jepang sebesar Rp950 miliar. Sebenarnya Indonesia sudah baik dalam hal ekonomi tetapi ada oknum dari dalam yang menyalah gunakan jabatan untuk hal menambah hutang Negara Indonesia menjadi besar seperti seharusnya dana 130 M dibuat untuk subsidi daerah tetapi uang tersebut tidak sampai ke daerah tersebut. Hal seperti ini siapa yang bersalah?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline