Lihat ke Halaman Asli

Rifky AdiDharmawan

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Bahaya Krisis Iklim Bila Tak Dicegah

Diperbarui: 28 Januari 2022   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Taukah kalian? Saat ini di dunia sedang mengalami perubahan iklim yang sangat berdampak bagi kehidupan manusia, perubahan yang di maksud seperti naiknya temperature panas bumi yang berdampak bagi kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya, contohnya seperti Menurunnya kualitas air, matinya hewan hewan dan hancurnya habitat hewan. Menurut intergovernmental Panel on climate Change atau yang biasa di sebut IPCC juga melaporkan bahwa perubahan iklim juga di sebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca yang di akibatkan oleh manusia. Perubahan iklim ini juga telah berdampak pada ekositem dan manusia yang berada di penjuru dunia bukan hanya Indonesia. Dampak yang di peroleh sangat beresiko bagi Kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Perubahan iklim juga di sebut krisis iklim karena keadaanya sekarang lebih genting atau darurat. Saat ini Indonesia juga menjadi peringkat pertama dalam masalah krisis iklim ini dikarenakan masyarkat Indonesia tidak percaya bahwa manusialah yang menyebabkan perubahan iklim atau krisis iklim. Padahal perubahan iklim atau krisis iklim ini sudah sangat terasa bagi penduduk Indonesia karena dampak perubahan iklim ini menyebabkan gagal panen, kemarau yang Panjang, kekurangan air dan yang lainnya.

Seperti pada kasus tahun 2019 kemarin gas emisi yang di akibatkan kebakaran hutan di Indonesia sampai ke atmosfer yang menyebabkan pemanasan global. Ada beberapa dampak bencana juga yang disebabkan oleh perubahan iklim ini seperti banjir bandang yang melanda kota batu pada bulan November pada tahun 2021 kemarin, banjir di sintang Kalimantan barat, banjir di lembang kabupaten bandung, hujan badai yang menerjang Kawasan daerah jawa timur tepatnya di daerah malang sampai Surabaya dan masih banyak kasus lainnya.

World Health Organization atau yang biasa di sebut WHO melaporkan bahwa Krisis iklim ini juga menyerang Kesehatan kita seperti penggunaan bahan bakar fosil yang memicu perubahan iklim yang mengakibatkan membunuh kita lewat polusi udara, Asap dari kebakaran hutan berkontribusi mengganggu Kesehatan paru-paru dan aliran darah, banjir dan badai tropis yang beresiko penularan penyakit melalu air seperti kolera, dan masih banyak yang lainnya.

Krisis iklim juga merupakan ancaman terbesar bagi ekosistem laut karena kenaikan suhu juga terjadi pada laut yang menyebabkan munculnya tegangan termal yang berkontribusi pada pemutihan karang dan munculnya penyakit menular. Contoh dari Dampak krisis iklim bagi ekosistem laut  adalah laut jadi hangat, perubahan curah hujan, peralihan arus laut, dan peningkatan keasaaman air laut. Padahal, ekosistem laut ini sangat berperan dalam kehidupan kita di karenakan ekosistem laut menghasilkan separuh kebutuhan oksigen di bumi, habitat untuk setengah jumlah spesies di seluruh dunia,dan menyerap seperempat emisi karbon di dunia.

Indonesia yang terkenal dengan sebutan negara maritime yang memiliki kekayaan laut yang melimpah, krisis iklim ini tentu menjadi permasalahan yang harus di tindaklanjuti, tidak ada waktu untuk menyangkal, saat terciptanya perubahan dan adaptasi kebijakan yang dapat menekan pelepasan gas rumah kaca, sekaligus menunjang menumbuhkan Kembali bagian tubuh ekosistem laut yang rusak secara berkelanjutan.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai individu seperti menekan jejak karbon harian kita, mengurangi penggunaan bahan kimia sehari hari, menambah wawasan tentang ekosistem laut. Untuk menganani kasus krisis iklim ini kita juga harus cepat dalam penangannya karena krisis iklim ini sudah didepan mata, kita harus bertindak serius untuk menganinya agar terhindar dampak buruk dari krisis iklim. Manusia juga seharusnya sadar bahwa mereka lah yang menjadi penyebab dari krisis iklim karena manusia lah yang menjadi faktor utama dari penyebab krisis iklim ini.

Perubahan iklim menurut perspektif sosiologi dinilai tidak hanya dari permasalahan lingkungan saja melainkan dunia ini terbentuk dari hasil kontruksi manusia. Perubahan iklim ini dikontruksikan oleh para tokoh sosial yang berpengaruh di tatanan sosial dunia ini. Perubahan iklim atau krisis iklim ini kemudian di cek keasliannya oleh para pembuat kebijakan yang di bantu oleh para ilmuan. Maus seorang ilmuan sosiolog memberikan sebuah ilustrasi bagaimana sebuah kelompok yang berorientasi pada masalah sosial melakukan pendekatan lebih kepada mereka yang memiliki kebiasaan merokok pendekatannya lebih ke mengubah suatu perilaku yang di dukung oleh sebuah system, dan mereka yang berkepentingan mengakui bahaya merokok kepada otoritas yang berpengaruh.

Untuk upaya mencegah perubahan atau krisis iklim ini Ada beberapa tuntutan yang harus di perhatikan tuntutan yang pertama adalah stop proyek bahan bakar fosil baru, yang kedua menetapkan rencana pengurangan separuh emisi global pada tahun 2030, yang ketiga aturan tegas tentang pengurangan emisi karbon tanpa pengecualian, yang terakhir komitmen finansial untuk sejumlah negara rentan terkena dampak iklim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline