Lihat ke Halaman Asli

Rifki Rachmadian

Mahasiswa Universitas Airlangga Tahun 2024

Globalisasi dan Tantangan Terhadap Identitas Budaya

Diperbarui: 2 Desember 2024   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi adalah proses yang membawa dunia lebih dekat satu sama lain melalui teknologi dan komunikasi, yang juga berdampak pada kebudayaan. Di Indonesia, kita bisa melihat bagaimana tren budaya asing masuk begitu cepat melalui media sosial, film, musik, hingga gaya hidup sehari-hari. Secara pribadi, saya merasakan bagaimana fenomena ini mengubah cara berpikir dan cara hidup masyarakat, terutama di kalangan generasi muda.

Sebagai mahasiswa yang tumbuh di kota besar, saya memiliki pengalaman pribadi yang mencerminkan fenomena ini. Pada awalnya, saya merasa bangga mengenakan pakaian tradisional saat acara-acara penting, namun seiring berjalannya waktu, saya mulai merasa sedikit terasingkan di tengah arus modernitas yang mendominasi. Di sisi lain, saya juga melihat teman-teman saya yang merasa bahwa budaya lokal sering dianggap kuno, sehingga mereka lebih memilih untuk mengikuti tren global yang sedang populer. Namun, meskipun begitu, saya tetap merasa bahwa ada kekuatan dalam budaya lokal yang tidak bisa digantikan dengan budaya luar, sebuah kekuatan yang seharusnya tetap kita jaga.


Memori Kolektif dan Pentingnya Pelestarian Budaya Lokal


Sebagai bagian dari generasi muda yang hidup di tengah perubahan ini, saya menyadari betapa pentingnya memori kolektif dalam menjaga identitas budaya. Memori kolektif adalah ingatan bersama yang diwariskan dari generasi ke generasi yang membentuk suatu identitas budaya tertentu. Dalam hal ini, Indonesia memiliki memori kolektif yang sangat kaya, mulai dari seni, tradisi, hingga bahasa daerah. Dalam pengalaman saya, saya selalu merasa terhubung dengan budaya tradisional yang diajarkan oleh orang tua saya, seperti menghormati adat istiadat dan memperkenalkan anak-anak muda pada kebudayaan lokal.
Namun, dengan banyaknya pengaruh luar yang masuk, saya mulai merasa khawatir bahwa budaya kita akan terkikis jika kita tidak menjaga memori kolektif ini dengan serius. Saya percaya bahwa kita harus berusaha menjaga keseimbangan antara mengadopsi perubahan global dan tetap memperkenalkan budaya lokal. Pengalaman pribadi saya yang berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa meskipun kita memiliki perbedaan budaya, ada satu hal yang menyatukan kita: rasa kebanggaan terhadap warisan budaya kita.


Refleksi Sosial: Antara Identitas Lokal dan Global


Berdasarkan pengalaman saya dan pengamatan terhadap teman-teman saya, saya menyadari bahwa perubahan sosial budaya bukanlah sesuatu yang harus kita hindari, tetapi sesuatu yang harus kita kelola dengan bijak. Kita bisa melihat bagaimana teknologi telah membuka ruang bagi kita untuk memperkenalkan budaya kita kepada dunia, misalnya melalui media sosial, blog, atau bahkan platform video seperti YouTube. Banyak seniman muda dan kreator konten yang mulai memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, seperti tarian tradisional, musik, dan kuliner, dalam bentuk yang lebih modern dan mudah diterima oleh generasi muda.
Namun, hal yang harus kita waspadai adalah bagaimana teknologi dapat membentuk persepsi yang salah terhadap budaya kita, jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang benar. Seperti halnya pengalaman saya dengan media sosial, sering kali kita melihat konten-konten budaya yang diproduksi tanpa pemahaman yang mendalam, yang hanya sekedar sebagai tren tanpa makna yang mendalam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga memahami dan menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita.


Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan Melalui Kebudayaan


Masa depan Indonesia di tengah globalisasi sangat bergantung pada bagaimana kita sebagai bangsa mengelola dan menjaga keberagaman budaya. Saya yakin bahwa keberagaman ini adalah aset yang sangat berharga. Dengan memanfaatkan teknologi untuk mendokumentasikan dan memperkenalkan budaya lokal, kita tidak hanya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia, tetapi juga memberikan kesempatan bagi generasi mendatang untuk mengapresiasi dan melestarikan budaya mereka sendiri.
Sebagai mahasiswa, saya merasa memiliki peran penting dalam membangun masa depan yang berkelanjutan ini. Pendidikan adalah salah satu kunci untuk menjaga dan memperkenalkan budaya kepada generasi muda. Melalui pendidikan yang berbasis pada pemahaman budaya lokal, kita dapat memupuk rasa cinta tanah air yang tidak hanya bersifat emosional, tetapi juga intelektual.


Harapan


saya percaya bahwa kita dapat membangun masa depan yang berkelanjutan dengan tetap menjaga dan melestarikan budaya lokal Indonesia. Globalisasi adalah fenomena yang tidak dapat dihindari, tetapi kita bisa memilih untuk menjadikan teknologi sebagai alat untuk memperkenalkan budaya kita kepada dunia tanpa kehilangan makna dan esensinya. Memori kolektif yang kita warisi adalah kekuatan yang harus terus dipelihara agar kita tetap memiliki akar yang kuat dalam menghadapi perubahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline