Komunikasi merupakan hal yang melekat di setiap kegiatan semua orang. Seluruh kegiatan pasti membutuhkan komunikasi agar mempermudah jalannya hal tersebut. Contohnya kegiatan di tempat kerja, kegiatan dirumah, kegiatan disekolah atau di tempat kuliah pasti semuanya membutuhkan unsur komunikasi di dalamnya. Terkait dengan kegiatan berkomunikasi, tidak akan lepas dari yang namanya media sosial atau bisa disebut juga "social media". Media sosial digital di era saat ini telah berkembang secara pesat, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain secara fleksibel dimanapun, kapanpun dapat berkomunikasi secara instant atau cepat. Hal tersebut didorong dengan kecanggihan teknologi digital yang akan terus mengalami kemajuan hingga masa mendatang. Media sosial digital yang telah dikemas secara digital di era modern saat ini memiliki berbagai fitur yang sangat memudahkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Tak terkecuali saya sebagai penulis yang sedang belajar di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dan saat ini sedang menempuh jurusan Ilmu Komunikasi di semester 4. Penulis sebagai mahasiswa di era modern saat ini sangat terbantu dengan adanya kecanggihan media sosial digital yang setiap waktu terus berkembang dan mengalami kemajuan. Sebagai contoh saat penulis ingin mengadakan diskusi untuk mengerjakan tugas yang mengharuskan berdiskusi secara kelompok, penulis tidak perlu bertemu secara langsung dengan anggota kelompok tetapi penulis hanya tinggal membuat forum diskusi secara digital atau online disucusion dengan memanfaatkan platform media sosial digital yang ada saat ini.
Platform media sosial digital di era modern saat ini banyak berbagai pilihan, umumnya yang digunakan masyarakat indonesia antara lain Twitter, Whatsapp, Facebook, Telegram, Line, Youtube dan Instagram. Masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan keempat media sosial digital tersebut. Bagaimana tidak, Dilansir dari data HootSuite dan WeAreSocial yang menerangkan tentang jumlah penetrasi pengguna internet dan media sosial di Indonesia bahwa per Januari 2018 diperoleh data bahwa dari 265 juta penduduk Indonesia terdapat 132, 7 juta orang merupakan pengguna internet dan 130 juta orang merupakan pengguna media sosial. Data tersebut meningkat dibandingkan data pada Januari 2017 yang menunjukkan 106 juta pengguna media sosial dari 262 juta penduduka Indonesia. Dari data tersebut kemudian diperoleh informasi bahwa sekitar 49 % penduduk Indonesia telah menggunakan media sosial digital atau sosial media digital dan telah terjadi peningkatan 25 % atau sekitar 24 juta orang dibandingkan pada tahun 2017. Dari data Hootsuite juga diperoleh bahwa 5 media sosial digital yang sering digunakan adalah Youtube di peringkat posisi pertama, Facebook menyusul di posisi kedua dan diikuti oleh WhatsApp, Instagram kemudian Line.
Kehadiran media sosial digital memang disambut secara antusias sekali oleh masyarakat Indonesia karena fitur yang dihadirkan berbagai media sosial digital tersebut sangat banyak, menarik, dan sangat mudah sekali untuk bisa langsung dipahami sekalipun seseorang itu baru awal - awal mengenal platform media sosial digital. Terlebih saat ini di tahun 2021 sedang mengalami krisis pandemi global COVID-19 yang belum sama sekali mereda di seluruh penjuru dunia membuat masyarakat seluruh dunia dituntut harus mampu beradaptasi di dalam kegiatan - kegiatan sehari - harinya. Yang awalnya setiap mengadakan arapat kerja atau meeting diadakan secara tatap muka langsung, sekarang berubah menjadi bertemu secara online atau dengan memanfaatkan apilikasi/platform video conference saat ini seperti Zoom, Google Meeting, Video Call Whatsapp dan Video Call Telegram. Media sosial digital sangat menguntungkan banyak pihak dalam berkomunikasi dengan banyak orang tanpa mengalami batasan ruang dan waktu, hanya mengandalkan jaringan internet yang saat ini hampir seluruh wilayah sudah memilki jaringan internet. Sehingga bisa dibilang hampir selruh masyarakat Indonesia elah mengenal bahkan memiliki apilikasi platform media sosial digital di dalam smartphonenya masing - masing.
Contoh kecilnya saja pada adik penulis yang sedang menempuh bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 4 di masa pandemi saat ini diharuskan aktif menggunakan WhatsApp untuk berdiskusi dalam rangka belajar atau mengerjakan tugas dari gurunya. Dalam proses mengenal apilikasi tersebut juga adik penulis timbul rasa ingin tahu apakah apilikasi yang serupa juga ada, hingga saat proses mencari apilikasi tersebut penulis lihat banyak iklan - iklan apilikasi games yang sedang hits saaat ini. Walaupun penulis selalu melihat prosesnya saat itu, akan tetapi rasa ingin tahu anak - anak sangat tinggi. Kemudian timbul rasa ingin mencoba apilikasi games tersebut. Ditambah lagi, teman - teman satu kelas adik penulis juga telah mengenal games itu bahkan dikatakan sudah lama mereka (teman - teman adik penulis) bermain. Bagaimana tidak, perbedaan jaman memang sudah tidak dapat disamakan lagi dengan jaman penulis masih menggunakan handphone yang sekarang disebut "handphone jadul" yang hanya dapat mengirim pesan dan menerima atau membuat telefon. Saat ini anak - anak Sekolah Dasar (SD) sudah dikatakan sangat pintas mengenai pemakaian smartphone canggih. Singkat cerita, ibu penulis pun kalah pintar dalam hal menggunakan smarthphone. Sehingga ibu penulis bahkan tidak jarang bertanya perihal penggunaan smartphone saat beliau bingung memakainya atau saat ada masalah terkait hal tersebut. Hal itu sangat positif apabila kemajuan teknologi diimbangi dengan pemanfaatan teknologi yang baik pula. Kemajuan teknologi yang sangat luas juga diimbangin dengan penyebaran informasi dan komunikasi yang sangat mudah, cepat, efisien. Tetapi dalam hal penyaringan informasi ang semakin lama semakin mudah dan meluas jangkauannya juga tidak jarang keamanannya kurang. Anak - anak yang wajarnya masih perlu bimbingan dalam pemakaian smartphone secanggih itu digandengkan dengan fitur - fitur yang lebih dominan kearah belum saatnya mengenal hal tersebut.
Dengan banyaknya keunggulan, kelebihan media sosial digital yang serba memudahkan setiap orang untuk dapat berkomunikasi via digital tentu tidak akan lepas dari yang namanya kelemahan atau kekurangan. Kemajuan teknologi yang mendorong pengembangan media sosial digital semakin lama semakin luas jangkauannya tentu efektif, tentu berdampak positif pada semua penggunanya apabila hal tersebut diimbangi dengan kemajuan atau peningkatan keamanan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Memang dibuttuhkan kerjasama yang luar biasa agar dapat membuat kemajuan yang serba positif untuk seluruh pengguna media sosial digital tak terkecuali anak - anak yang masih duduk di bangku sekolah. Dampak negatif yang terjadi tentu akan merugikan diri sendiri dan orang lain sekitar, seperti contoh pada adik penulis yang teman - temannya bahkan hampir setiap hari mengajak adik saya untuk bermain games pada saat jam belajar. Alhasil, apabila tidak menerima ajakan tersebut, akan terus dihubungi lewat media sosial digital seperti WhatsApp yang saat ini sedang digunakannya. Hal tersebut adalah contoh kecil sekali dari dampak negatif pemanfaatan kemajuan teknologi media sosial digital yang salah. Semoga saja di masa mendatang, pemanfaatan kemajuan teknologi kearah yang benar dan positif terus terjadi dan meluas sehingga generasi - generasi penerus bangsa dapat menjadi pribadi yang lebih bijak, lebih berdampak positif pada orang - orang di sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H