Lihat ke Halaman Asli

Rifki Feriandi

TERVERIFIKASI

Open minded, easy going,

Duri Indah

Diperbarui: 18 Juli 2015   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidaklah sesuatu itu diciptakan sia-sia

Setiap berkunjung ke rumah mertua, saya selalu temui bunga-bunga indah seperti di foto ini. Setiap melihatnya, saya merinding. Lha gimana tidak. Indah sih iya indah. Tapi durinya itu loh. Tajam. Runcing. Memenuhi dahan dan tangkai. Terbayang kalau kulit kita tertusuk duri itu. Sreeet. Darah mengalir. Merah. Mengucur deras. 

Coba lihat kerimbunan dahan dan tangkainya.

Berani tidak kita memotong tangkai itu dengan tangan telanjang? 

Yang menyebalkan adalah terkadang saya berimajinasi kejam: gimana kalau tenggorokan kita keselek duri-duri seperti itu? Oh, TIDAAAAAK!!

 

 

Ya, setidaknya tangkai yang mengerikan dengan duri tajamnya itu memiliki pesan untuk mereka yang mau menerima pesan. Allah menciptakan keindahan dalam tajamnya duri. Atau sesuatu yang indah bisa saja membahayakan jika tidak berhati-hati. Atau sesuatu yang tajam bisa muncul dari keindahan. Atau ..... ya, tergantung imajinasi penyikapan diri.

Dan....jika bunga-bunga ini berkolaborasi dan berkerumun bersama teman-temannya, dan memunculkan kelopak hijau bersemu merah dan merah merekah, maka lupalah kita bhawa di bawahnya tersimpan duri-duri tajam.

Entahlah, apa nama bunga ini? Adakah kawan yang tahu? Dan...apakah kawan juga memiliki pemaknaan lain dari makhluk cantik seperti ini?

Ah, aku mah juga suka mendampingkan bunga ini dengan darah, darah tipuan. Darah 'mainan' waktu kecil yang diambil dari bulir-bulir bulat merah ranum sebuah bunga, yang entah jugalah apa namanya.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline