Lihat ke Halaman Asli

Rifki Feriandi

TERVERIFIKASI

Open minded, easy going,

Konferensi Heritage Toba: Kemasan dan Pendekatan Baru di New Normal-Sebuah Catatan

Diperbarui: 25 Oktober 2021   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tarian tradisional Batak disuguhkan dalam acara konferensi | dokpri

Rabu, 13 Oktober 2021. Sebagai satu dari sepuluh penulis yang mendapatkan kesempatan mengunjungi Danau Toba, saya mengikuti sebuah acara resmi yang diadakan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Acara bertajuk "International Conference, Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity". Acara itu diadakan di TB Silalahi Center, disebut juga Museum Batak TB Silalahi yang pernah dianugerahi Cipta Award sebagai Museum Terbaik Indonesia 2011. 

Penulis di depan TB Silalahi Center | dokpri

Saya melihat bahwa konferensi ini seakan membuktikan kepada publik bahwa kita -- masyarakat, dengan dibimbing oleh pemerintah -- telah siap menghadapi new normal dan beradaptasi dengan berbagai hal baru demi keberlangsungan aktivitas dalam berbagai sektor. Baik dalam sektor pariwisata secara khusus , maupun secara umum (atau malah lebih khusus) dalam kaitannya dengan sektor MICE: meetings, incentives, conventions, exhibitions.

Pembukaan konferensi setelah kata sambutan dari Mas Menteri Sandiaga Uno lewat daring | dokpri

Ada banyak hal yang saya temui dalam acara ini yang memperkuat argumentasi saya itu.

Kesan pertama yang paling terlihat adalah acara ini dilakukan secara kombinasi: luring dan daring, off-line dan on-line. Istilahnya hybrid. Itulah kenapa sebagai konferensi bertaraf internasional, saya tidak melihat terlalu banyak tamu, terutama tamu dari luar negeri. Namun, saya justru mengapresiasinya, karena dengan begitu banyak peserta yang ikutan terlibat dan dalam waktu bersamaan secara daring bisa mengurangi mobilitas dan membantu mencegah meluasnya covid serta tidak lupa....mengurangi jejak karbon. Cakep.

Para peserta offline yang berada di lokasi | dokpri

Rasanya senang saja melihat acara hybrid itu. Tidak hanya para peserta, para pembicara pun ada yang datang di lokasi acara dan ada juga -- mungkin sebagian besar - mengisinya lewat saluran internet. Demikian pula para petinggi yang diskedulkan memberi kata sambutan, tidak perlu hadir secara fisik di tempat acara. 

Dengan demikian, membuat beliau-beliau yang super sibuk itu bisa memanfaatkan waktu lebih optimal, dan tidak habis di perjalanan. Dengan memberi sambutan secara online pun sebenarnya akan mengurangi alasan pejabat untuk mewakilkan sambutannya kepada bawahannya. 

Mas Menteri memberikan sambutan secara daring | tangkapan layar Komed

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline