Bulan Puasa identik dengan haus, lapar dan.....lemas. Dianggap amat wajar toh kalau orang malas berolahraga. Jangankan berolahraga, beraktivitas itu rasanya berat banget. Mungkin hanya aktivitas tidur yang disukai di bulan puasa ini. Bener gak? Hayo, ngaku. Padahal sebenarnya, olahraga di bulan Puasa ini gak berat-berat amat. Saya saja yang baru aktif berolahraga di usia lolita - lolos lima puluh tahun - akhirnya bisa menikmatinya. Dan satu olahraga yang terasyik bulan puasa bagi saya itu adalah ....lari.
Bagaimana bisa lari menjadi jurus bugar terasyik di bulan puasa?
Inilah empat kunci kenapa aktivitas lari saya di bulan puasa itu mengasyikan.
1. Lakukan di sore hari.
Logis lah. Kan lari mengeluarkan keringat dan cape. Karenanya, harus cukup minumnya. Nah, kalo lari sore itu kan dekat ke jam berbuka, jadi pas-pasan. Pas cape, pas bedug. Saya biasanya berlari pukul setengah lima. Asumsi berlari selama sejam, pulang-pulang istirahat bentar, bedug deh.
2. Lawan kemalasan
Yakin deh, niat mau berolahraga itu akan terhalang hambatan besar. "Leuleus". Lemas atau kadang 'lemes" - biar kelihatan beda kalo lemes itu lebih lemas dibanding lemas. Hahay. Padahal ya, dari pengalaman berolahraga sejak tiga tahun belakangan, yang repot itu adalah saat melawan kelemasan itu, sebagai alasan malas. Lawan saja. Lalu rasakan saja, saat kita sudah mulai bergerak, itu gak ada bedanya dengan olahraga di hari biasa.
3. Jangan dipaksain
Katanya lawan, tapi jangan dipaksain. Piye toh? Gini, maksudnya lari lah dengan gembira dan bahagia. Bagi saya, tidak perlu lah kita lari dengan kecepatan, kekuatan dan stamina seperti hari biasa. Karena, intinya kan buat bugar di bulan puasa. Jangan dipaksain sehingga terlalu cape dan menguras tenaga. Kasihanilah juga badan kita yang juga ingin menikmati indahnya satu bulan penuh istirahat. Karenanya, kenapa saya berlari satu jam atau 45 menit? Ya karena banyakannya jalan cepat, bukan lari.
4. Di luar ruangan
Ini kunci keasyikan lari bulan puasa itu. Larilah ke luar rumah. Jangan di dalam ruangan. Saya gak pernah lari di dalam ruangan, dalam arti memakai alat lari statis treadmill. Karena apa? Ya karena saya ingin mendapatkan keasyikannya sebuah kegiatan yang sehat, fun dan asyik punya. Dengan berlari ke lapangan, keliling komplek atau di mana saja, asal di luar ruangan, saya sedang tidak saja berolahraga. Tapi saya juga berolahrasa, berolahjiwa dan berolahpikiran.