Persiapan anak menjelang Ramadhan itu tergantung anak. Nailah, anak bungsu yang biasa dipanggil Ade, tahun ini memasuki usia 8 tahun. Sejak TK, Ade mulai dibiasakan ikutan berpuasa. Dimulai dari "puasa ayakan" (istilah Sunda masa kecil untuk puasa setengah hari khas anak-anak), sampai sedikit demi sedikit puasa penuh hari. Dan Alhamdulillah tahun kemarin Ade puasa penuh hari hampir satu bulan penuh. Ada bolong sih beberapa hari, tapi ya gak apa-apalah namanya juga anak-anak.
Menjelang Ramadhan 2018 ini, tidak ada persiapan khusus untuk Ade. Selain aktivitas di Sekolah yang "menyenangkan", seperti ikutan paduan suara untuk acara Haflah Kakak Kelasnya, "betahnya" dia di sekolah dengan kegiatan sehari-hari yang disukainya termasuk ulangan hafalan surat sudah cukup membuat anak kelas 2 SD sibuk. Lagipula, aktivitas sekolah pun dirasa sudah cukup sebagai persiapan.
Namun demikian, ada beberapa hal yang si Ayah lakukan dengan si Ade minggu ini dalam rangka persiapan berpuasa.
- Melakukan kegiatan yang bulan Ramadhan harus dikurangi
Si Ayah minggu ini memberi Ade ijin memakai gadget untuk main game atau nonton Youtube kesukaannya. Tentunya Si Ayah damping atau setidaknya tahu apa yang dia akses. Si Ayah lalu memberi pengertian bahwa kegiatan itu nanti di bulan puasa harus jauh dikurangi. "Kan di bulan puasa kita harus berlomba-lomba berbuat kebaikan. Kalau maen gadget seperti biasa, kan sayang waktunya". Kira-kira itu jawaban si Ayah ketika ditanya Ade.
Demikian pula untuk aktivitas lain yang di bulan puasa si Ayah tidak akan lakukan dengan Ade. Contohnya berenang, makan di mall dan nonton bioskop. Bahkan tadi sore, si Ayah nemenin Ade nonton filem anak-anak loh di Bintaro.
Aktivitas itu dilakukan dengan penjelasan bahwa di bulan Ramadhan ini, kita tidak akan melakukannya.
- Persiapkan alat-alat pendukung puasa Ramadhan
Tidak fair lah kalo kita mengurangi aktivitas seharian anak tanpa memberikan alternatif kegiatan. Anak perlu sesuatu hal yang ceria yang disukainya. Dan si Ade dengan bijaknya mengikuti saran si Ayah. "Daripada maen di f*nwo*ld, mendingan Ade beli buku deh". Dan dia akhirnya membeli dua buku bacaan anak-anak, Kecil-kecil Punya Karya.
Dia memang suka baca buku. Dan buku yang dibeli adalah pilihannya sendiri. Di rumah pun, masih ada beberapa buku bacaan anak Islami yang masih perlu dibaca. Selain itu, Ade juga minta dibelikan spidol warna. Permintaan ini dipenuhi si Ayah, karena si Ade memang suka berkreasi dengan kertas, warna.
Jika berkenan, beri hadiah Qur'an baru agar semangat beribadahnya meningkat. "Boleh gak Ade beli Qur'an kayak yang dipunyai Nada?", tanya dia merujuk ke nama sahabatnya.
- Ngobrol tentang target dan seluk beluk pengetahuan puasa
Suatu hal penting buat anak untuk tahu apa yang ingin dicapai dalam puasa ini. Apakah itu puasanya penuh satu bulan tanpa bolongkah. Atau sejauh mana dia harus mengurangi maen gadgetnya. Ini si Ayah diskusikan dengan si Ade, sehingga ketika tercapai "kesepakatan", si Ade pun merasa bertanggung jawab.
Si Ayah selipin juga beberapa permintaan atau ajakan, seperti terus melakukan solat sunat Duha seperti yang dilakukan di sekolah, dan memulai solat sunat Rawatib serta target mengaji.