Lihat ke Halaman Asli

Rifki Feriandi

TERVERIFIKASI

Open minded, easy going,

Kenapa Bayangan Gunung Berbentuk Segitiga Sempurna?

Diperbarui: 9 Mei 2018   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Piramid di atas gunung. Lokasi: Gunung Kerinci | Foto: Rifki Feriandi

Salah satu fenomena alam yang saya impikan ketika mendaki gunung adalah mendapatkan bayangan gunung berbentuk segitiga sempurna. Saya istilahkan sebagai 'piramid di puncak gunung'. Ya piramid,  bentuknya beneran seperti piramid dua dimensi. 

Ya di puncak gunung,  karena bayangan seperti ini hanya bisa ditemui jika Anda berada di ketinggian . Fenomena yang Alhamdulillah saya saksikan ketika mencapai Puncak Gunung Kerinci di akhir April kemarin. Fenomena yang ternyata hanya muncul beberapa menit saja,  karena sangat tergantung dengan cuaca.

Tiap melihat piramid di gunung,  kepala selalu berpikir. 'Kok segitiganya bisa  sempurna gitu ya?'. 'Padahal gunungnya kan gak segitiga sempurna'.  

Agak sotoy saya menduga jika fenomena ini sangat unik,  di mana sinar matahari menimpa gunung dengan sudut penyinaran yang sangat pas dan tepat sehingga bayangannya sempurna. Kalo asumsi sotoy itu beneran,  berarti kejadian sangat langka banget,  dan saya beruntung sangat mendapatkannya.

Piramid di atas Gunung Dempo, Pagaralam | Foto: Rifki Feriandi

Tetapi... Eaaa... Saya salah...

Fenomena ini ternyata fenomena umum dan sederhana, tidak unik yang hanya untuk satu dua gunung saja.

Fenomena seperti ini adalah terkait optik. Dari situs foto NASA,  saya temukan penjelasan  singkat.  Meski membahas tentang bayangan segitiga dari gunung Teide,  tapi kita bisa memahami fenomena ini secara umum.

'Fenomena bayangan segitiga itu tidak unik hanya untuk Gunung ini (Mt. Teide) . Fenomena ini bisa terlihat dari puncak gunung besar dan gunung berapi lainnya. Alasan utama kenpa bentuk gelap segitiga sempurna adalah bahwa pengamat (a.k.a kita) sedang melihat ke bawah koridor bayangan matahari terbenam (atau matahari terbit) yang sangat panjang dan meluas ke cakrawala. 

Bahkan jika gunung berapi besarnya berbentuk kubus (kotak) yang sempurna dan bayangan yang dihasilkan adalah kotak persegi panjang,  maka kotak bayangan itu akan tampak lancip di bagian atasnya saat bayangannya membentang jauh ke kejauhan. Ini sama halnya seperti jejak kereta yang paralel'.

Piramid di tengah perjalanan muncak Rinjani | Foto: Rifki Feriandi

Penjelasan lain bisa dilihat dari situs Athmospheric Optics.

'Dilihat dari puncaknya, hampir semua bayangan gunung terlihat berbentuk segitiga,  terlepas dari bentuk gunungnya sendiro. Ini adalah efek perspektif. Anda berdiri di tepi atas terowongan panjang di udara yang gelap dan melihat sepanjang terowongan itu. Penampang terowongan adalah bentuk gunung tetapi "ujungnya" begitu jauh sehingga terlihat tidak signifikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline