Lihat ke Halaman Asli

Rifki Feriandi

TERVERIFIKASI

Open minded, easy going,

12 Hal Terpuji dari Lapangan Gasibu Baru

Diperbarui: 12 November 2016   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lapangan Gasibu Bandung selesai renovasi | Foto: Rifki Feriandi

Bandung sekarang memiliki sebuah lapangan yang cantik. Bukan lapangan baru sih, cuman lapangan lama yang selesai direnovasi. Itulah Lapang Gasibu, yang terletak persis di depan Gedung Sate, Bandung. Setelah melalui perbaikan yang bagi sebagian orang terasa sangat lama, termasuk cukup lama antara “launching” air mancur dengan selesainya Gasibu secara keseluruhan, masyarakat sekarang bisa menikmati lapangan dengan track lari keren berwarna biru.

Secara pribadi, saya mencatat 12 hal yang patut dipuji dari Lapangan Gasibu baru ini.

  • Ramah penyandang disabilitas

Lapangan Gasibu, terutama area publik di luar track lari, sepertinya sudah didesain dengan mempertimbangkan kemudahan akses bagi penyandang disabilitas fisik, dalam hal ini pengguna kursi roda. Lantai miring penghubung (ramp) terlihat ada di banyak lokasi, bersebelahan dengan lantai berundak. Ramp terlihat dari jalur trotoar ke area dalam, menuju toilet dan mushola serta beberapa platform. Ini keren dan patut dipuji.

Ramp untuk difabel | Foto: Rifki Feriandi

  • Kolam batu

Kolam kok batu? Belum tahu ya jika kolam batu itu lebih mengasyikkan. Secara visual-arsitektur-lansekap, itu keren. Juga bagi anak-anak serta orang tua. Arena tempat anak-anak berkreasi kotor-kotoran, dengan didampingi orang tua yang duduk-duduk selonjoran di kolam. Tidak perlu takut basah, karena memang tidak berair. Kolam batu ini menurut saya pribadi bagus sekali untuk merangsang kreativitas anak-anak. Keren pokona mah lah.

Tidak perlu takut kotor untuk berkreasi dan dekat dengan anak | Foto: Rifki Feriandi

  • Pohon-pohon dipertahankan

Meski dengan renovasi yang lumayan besar, pohon-pohon tetap dipertahankan sehingga keteduhannya masih tetap terasa. Ini sangat penting mengingat temperatur lapangan akan menjadi lebih panas dengan berkurangnya serapan air dari jalur lari dan juga dipasangnya lantai di beberapa area yang awalnya ramah resapan air. Meski hal ini keren dan patut dipuji, alangkah baiknya untuk dipikirkan penanaman pohon tambahan sehingga area sentral lebih sejuk.

Teduh, pohon dipertahankan | Foto: Rifki Feriandi

  • Wall of fame

Kalau di Hollywood dikenal walk of fame, lantai dengan tapak tangan pesohor, maka Gasibu mungkin bisa mengenalkan wall of fame. Tidak perlulah berupa tapak tangan, tetapi cukuplah gambar-gambar figur-figur penting yang ditatahkan dalam pelat perunggu. Famous figure yang ditampilkan di Gasibu bukanlah selebritas Jawa Barat, melainkan figur sentral yang dicatat dalam sejarah karena pernah menjabat sebagai gubernur Jawa Barat. Wall of fame a.la Gasibu itu patut dipuji karena sadar atau tidak telah mengenalkan figur-figur penting Jawa Barat kepada masyarakat.

Sebagai warga Bandung dari lahir sampai kuliah, saya hanya mengenal beberapa figur seperti Yogi S Memet, Nuriana dan terutama Aang Kunaefi. Di Gasibu saya akhirnya mengenal figur-figur pelaku sejarah sebagai gubernur Jawa Barat mulai dari Mas Sutardjo Kertohadikusumo, Datuk Djamin Sutan Maharaja Besar Desember, Murdjani, R. Mas Sewaka, Ukar Bratakusumah, Sanusi Hardjadinata, Ipik Gandamana, Mashudi dan Solihin G.P. serta yang belakangan Danny Setiawan.

Wall of fame, keren untuk berfoto dan memahami sejarah | Foto: Rifki Feriandi

  • Bandung di lingkung ku gunung
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline