Lihat ke Halaman Asli

Rifki Feriandi

TERVERIFIKASI

Open minded, easy going,

Bali! Kini kudatang dengan RENCANA

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13535483861255380236

Enam-tujuh tahun lalu saya pernah mengunjungi Bali. Kunjungan pertama kali berwisata bersama anak dan istri itu berakhir datar, tanpa kesan berarti. Entahlah, apa karena yang terjadi tidak seperti ekspektasi atau sebaliknya, yang diekspektasi tidak terjadi. Memang saat itu kami memakai pemandu – travel yang diorganise dari Jakarta. Kami menginap di hotel berbintang, persis di pinggir pantai. Kami mengunjungi sentra pembuatan perhiasan berkelas di Ubud. Kami diajak ke Tanjung Benoa dengan ajakan berwisata penuh tantangan. Jadi, kenapa tidak puas? Jawaban singkatnya adalah karena itu bukanlah yang kami inginkan. Mungkin karena serba diatur roleh travel, maka akhirnya apa yang diinginkan tidak terbaca oleh travel atau justru karena kami tidak berhasil mengemukakan apa yang kami inginkan. Kali ini, saya akan kembali ke Bali. Kali ini bersama tambahan keluarga. Kali ini ….dengan RENCANA. Inilah rencana yang saya coba matangkan:

  • Waktu berwisata diputuskan jauh-jauh hari sebelumnya. Saya memutuskan waktu wisata hampir sembilan bulan lalu. Saya putuskan berwisata pada liburan akhir tahun, saat anakku libur sekolah dan saya pun bisa mengambil cuti. Sejak keputusan dibuat, saya wanti-wanti agar anakku tidak membuat janji apapun dengan sekolah atau teman-temannya.
  • Tempat wisata yang akan dikunjungi diputuskan jauh-jauh hari. Saya tetap memilih Bali, karena saya masih penasaran dengan keelokan alam Ubud dan daerah-daerah eksotis lainnya. Dengan waktu cukup panjang, saya bisa mengekplorasi kemungkinan daerah wisata yang akan dikunjungi dan disesuaikan dengan keinginan.
  • Karena tercapai kesepakatan waktu dan tempat, lalu saya pesan tiket. Awalnya saya mau mengambil tiket pesawat dari penerbangan termurah, biar bisa mengirit. Tapi akhirnya diputuskan memakai penerbangan yang standar dan nyaman, Garuda Indonesia, kaerna saya sadar membawa ade bayi dan mertua yang sudah berumur, sehingga kenyamanan dan keamanan terbang lebih utama. Dan ternyata harga tiket yang dipesan jauh-jauh hari akan lebih murah, meski untuk penerbangan di peak season dan terkadang tidak berselisih jauh dengan penerbangan murah lain.
  • [caption id="attachment_225105" align="aligncenter" width="300" caption="dari Google"][/caption]
  • Kami lalu membuat dan mendiskusikan program (itinerary) daerah-daerah mana saja yang akan dikunjungi, atraksi-atraksi apa yang mau ditonton. Corat yang ini, tambah yang itu, biar akhirnya kita punya program yang sip. Ayah bahagia, ibu senang, ade ketawa, kakak puas. Demikian pula mertua yang kali ini ikutan diboyang akan tersenyum. Insya Allah.
  • Setelah sepakat, kini giliran mencari penginapan. Memilih penginapan sendiri sebenarnya gampang-gampang susah. Jika melihat website, kita akan langsung teriak “gue mau di sini ah, gila viewnya bagus, komentarnya juga bagus”. Namun saya lebih berpikir logis “Apah yang saya butuhkan? Jika saya lebih senang berwisata di hotel, bolehlah memilih hotel yang berbintang banyak, dengan fasilitas aduhai, kamar yang mewah dan segala kenyamanannya. Tapi jika saya justru berwisata ke luar hotel, berpetualang, berjalan-jalan, sayang kan saya tinggal di hotel seperti itu sementara saya hanya menumpang tidur saja”.
  • Memilih penginapan pun, saya akan hubungkan dengan rencana perjalanan, sehingga saya bisa berhemat waktu. Penghematan waktu sangat penting bagi saya karena saya harus menjaga agar anak bayi saya dan mertua saya tidak terlalu capek. Akhirnya saya tentukan penginapan di daerah yang berada di tengah dari area-area yang dikunjungi.
  • Saatnya memesan penginapan, barulah saya benar-benar mencari harga yang miring, karena harga kamar pada saat peak season jauh lebih mahal. Akhirnya saya – dibantu rekan – mencari hotel secara online, karena menawarkan rate yang lebih murah dengan diskon cukup besar. Kami coba cari lewat Agoda.com, rajakamar.com atau booking.com dan sejenisnya. Ternyata baru saya sadari bahwa pemesanan untuk akhir tahun lewat internet berjalan sangat cepat. Hotel yang tersedia cepat sekali habis. Saya pun harus ekstra hati-hati dan jeli untuk meneliti fasilitas apa yang disediakan apakah sesuai dengan yang diinginkan. Juga saya cek beberapa kali apakah harganya sudah termasuk pajak atau belum. Berhubung peak season, beberapa hotel bahkan mengenakan biaya tambahan – semacam “biaya kemahalan tahun baru”. Akan sangat bagus jika kita buka juga komunikasi langsung dengan pihak hotel untuk konfirmasi. Saat itulah jantung saya deg-degan, karena saya cukup terlambat mencarinya, yaitu baru intensif dimulai bulan lalu. Tidak seru kan kalo kita sekeluarga pergi berwisata tapi tidak mendapatkan penginapan.
  • Hal lain yang juga saya rencanakan adalah mencari mobil beserta supir yang bisa mengantarkan saya ke tempat yang sudah direncanakan. Untuk hal ini beruntung saya mendapatkan rekomendasi, yaitu temannya teman. Dari rekomendasi ini diharapkan perjalanan lebih menyenangkan karena ada keakraban dengan orang yang mengetahui medan. Dan hal penting lainnya adalah saya mendapatkan pemandu yang tahu di mana kami bisa makan, berhubung kami kan harus makan yang halal.

Mudah-mudahan perjalanan ke Bali kali ini lebih lancar, lebih berkesan dan lebih memberi kebahagiaan kepada keluarga. Insya Allah…. Cag, 21 November 2012 (dan mudah-mudahan bisa bertemu Bli Ketut Suweca dan kompasianer lainnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline