Lihat ke Halaman Asli

Rifki Feriandi

TERVERIFIKASI

Open minded, easy going,

'Membaca' Ibu Lewat Foto Jadulmu

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Rasanya tak akan pernah selesai menulis dan membicarakan tentang ibu, emak, enyak, mamah, nyokap kita karena kasihnya sepanjang hayat. Dan satu cara untuk menikmati kasih ibu adalah dengan 'membaca'nya lewat sebuah kertas bergambar: foto, termasuk foto jadulmu.

Lihatlah fotomu. Lihatlah senyumnya, bukan saja dari garis mulut cekung bahagianya, tapi dari arti di belakang senyum itu: 'ah, anakku sehat-sehat'. Lalu lihatlah di balik foto itu: bangun subuh, menanak air dan nasi, membereskan rumah, mengepel lantai, mencuci piring, mencuci baju. Lalu memandikan kita, sambil mengejar kita ke sana ke mari dengan bugil. Lalu lari lagi untuk memakaikan pakaian. Lalu kembali lagi mengejar ke sana ke mari hanya untuk menyuapkan sesendok nasi yang lalu dimuntahkan. Tidakkah kau lihat buktinya di foto itu: rumah rapih, lantai bersih, baju kita pun bersih. Wajah kita? Meski cemberut tidak mau diatur difoto, tapi lihatlah pipimu: berisi. Lihatlah matamu: bersinar. Lihatlah badanmu: sehat. Dan lihat ibumu: tidak ada kesan lelah di wajahnya.

Foto ini adalah foto kebanggaanku. Foto tentang ibuku. Tentang seorang istri pegawai yang jujur, yang menghidupi, mengatur, mendidik anak tujuh, tanpa lelah, tanpa keluh dan tanpa ... pembantu. Lihat juga baju-baju itu. Seragam. Ingatkah itu? Kain dipotong-potong, diirit-irit, dijait tiap malam, satu demi satu demi senyum bahagia anaknya di hari Lebaran - di Kebun Binatang itu. Lihatlah anak-anaknya yang berbaris rapi itu? Bisakah kita pikirkan bagaimana reportnya ibuku "menertibkan" anaknya agar bisa berbaris rapi hanya untuk sekedar difoto.

Tidakkah foto itu mengajakku melayang jauh ke saat itu terjadi, saat sebelum itu terjadi, saat setelah itu terjadi dan saat-saat jauh setelah itu terjadi sampai dengan perginya dia menghadap Ilahi. Ibuku memang hebat.

Foto berbicara beribu kata ... dan membuat mata berkaca-kaca.

Ah, jadi weh sedih, yeuh...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline