"In real life, the hardest aspect of the battle between good and evil is determining which is which." – George R.R. Martin
Saya sudah menyampaikan bahwa Jusuf Wannadi, Sofyan Wanandi dan segenap koalisi CSIS sudah menggunakan seluruh kekuatan serta modal mereka untuk mencegah Prabowo Subianto naik menjadi presiden Republik Indonesia karena dua alasan: 1. Dendam akibat usaha mereka mendeislamisasi Indonesia digagalkan Prabowo, dan 2. Ketakutan bila Prabowo naik maka kejahatan mereka sehubungan dengan ledakan bom di rumah susun tanah Tinggi.
Karena mengagalkan usaha Prabowo presiden berhubungan dengan eksistensi lembaga CSIS dan diri mereka sendiri, maka klik CSIS siap melakukan apa saja, termasuk dengan menginstigasi aksi massa yang melumpuhkan perekonomian negara apabila KPU dan/atau MK memutuskan pemenang pilpres adalah Prabowo dan Hatta Rajasa. Metode ini adalah strategi cadangan yang sudah disiapkan sejak lama dengan meniru Orange Revolution di Ukraina yaitu dengan membuat quick count prematur yang memenangkan mereka dan kemudian menolak hasil pemilu bila hasilnya berbeda dari quick count.
Selengkapnya mengenai dua paragraf di atas bisa dibaca di bawah ini:
http://m.kompasiana.com/post/read/674808/1/tidak-ada-jokowi-tanpa-bom-tanah-tinggi.html
http://m.kompasiana.com/post/read/673409/1/jokowi-pertaruhan-terakhir-jusuf-wanandi.html
http://m.kompasiana.com/post/read/674688/1/apabila-jokowi-jusuf-kalla-gagal-menang.html
http://m.kompasiana.com/post/read/674298/1/skenario-cadangan-csis-bila-jokowi-kalah.html
Kemarin saya menerima informasi bahwa "kader-kader" PDIP sebagai bagian Orange Revolution tersebut sudah mulai masuk Jakarta dari Jawa Tengah. Hari ini informasi ini dikonfirmasi oleh Juru Bicara PDIP yaitu Eva Sundari bahwa lima ribu "relawan pendukung" Jokowi-JK akan turun ke jalan pada pengumuman resmi KPU tanggal 22 Juli 2014 yang terdiri dari Projo, Seknas Petani, Seknas Perempuan, dan Bara JP. Dengan demikian 4 (empat) hari menjelang pengumuman KPU, massa calon perusuh dari kubu Jokowi-JK sebanyak lima ribu orang sudah berada di Jakarta!!
Keberadaan massa sebesar lima ribu orang tentu sangat luar biasa mengerikan dan mencekam apalagi di belakang massa tersebut ada Jusuf Wanandi dan Sofyan Wanandi yang mendapat gemblengan langsung dari dua intelijen paling sadis di Indonesia yaitu Ali Moertopo dan Leonardus Benjamin Moerdani alias LB Moerdani yang terkenal mendalangi kerusuhan Malari, pembantaian rakyat Timor Leste, Tanjung Priuk, Kerusuhan kudatuli dan Kerusuhan 13-14 Mei 1998. Bayangkan apa yang bisa mereka lakukan dengan lima ribu massa militan yang baru-baru ini melakukan vandalisme dan penyegelan terhadap kantor TVOne hanya karena masalah pemberitaan yang tidak disukai?