Lihat ke Halaman Asli

Rifka Oktafia

Mahasiswa

Respon Kondisi Ekonomi, Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga

Diperbarui: 4 Oktober 2024   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah kalian tahu saat ini kondisi ekonomi Indonesia sedang pada fase yang melemah? Indonesia tercatat mengalami deflasi selama 4 bulan sejak bulan Mei hingga Agustus 2024 yang menandai melemahnya perekonomian Indonesia. Tingkat deflasi 4 bulan terakhir tercatat sebesar 0,03% pada bulan Mei kemudian kembali naik ke 0,08% pada Juni, dan 0,18% pada Juli hingga turun kembali 0,03% pada bulan Agustus kemarin. 

Mengetahui hal tersebut pada  bulan September 2024, Bank Indonesia (BI) mengambil langkah signifikan dengan menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin  atau suku bunga acuan menjadi 6%1. Keputusan ini telah diambil pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang sedang melemah. solusi ini diharapkan bisa memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Adapun Latar belakang penurunan suku bunga antara lain:

  • Kondisi Ekonomi Global

Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi ekonomi global mengalami ketidakpastian yang lumayan tinggi. Dampak dari pandemi COVID-19, konflik geopolitik, dan lonjakan harga energi telah menciptakan ancaman bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Perlambatan ekonomi global akibat berbagai faktor, termasuk ketegangan perdagangan dan dampak dari pandemi COVID-19 yang masih terasa sampai saat ini, membuat banyak negara mengambil langkah-langkah stimulus ekonomi. Dalam konteks ini, penurunan suku bunga  diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi domestic dan meningkatkan likuiditas. Inflasi yang meningkat dan gangguan rantai pasok menjadi isu utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dalam situasi seperti ini, BI perlu mengambil langkah-langkah untuk merespons kondisi yang tidak menentu.

  • Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia bukanlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan ini. Pertama, proyeksi inflasi yang tetap rendah menjadi salah satu alasan utama. Inflasi yang rendah membuka ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga tannpa khawatir akan tekanan ifllasi yang berlebihan. Ketika suku bunga diturunkan, biaya pinjaman menjadi lebih murah, sehingga diharapkan akan meningkatkan investasi dan konsumsi, yang pada selanjutnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan latar belakang yang ada, berikut ini alasan BI melakukan penurunan suku bunga.

a. Memajukan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu alasan utama BI menurunkan suku bunga adalah untuk memajukan pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi yang sulit, meningkatkan likuiditas di pasar dapat membantu sektor-sektor yang terdampak, seperti UMKM, untuk bangkit kembali. Dengan suku bunga yang lebih rendah, diharapkan masyarakat dan pelaku bisnis lebih berani untuk meminjam dan berinvestasi.

b. Mengatasi Inflasi

Meskipun penurunan suku bunga bisa berisiko meningkatkan inflasi, dalam beberapa kasus, BI perlu menyesuaikan kebijakan moneternya untuk mencegah terjadinya resesi. Penurunan suku bunga diharapkan dapat meningkatkan permintaan domestik, sehingga dapat membantu menjaga pertumbuhan yang stabil.

c. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi

Suku bunga yang rendah juga berpotensi meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di tingkat internasional. Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa lebih bersaing dalam memproduksi barang dan jasa dengan harga secara kompetitif.

Berikut ini beberapa Dampak Penurunan Suku Bunga terhadap Ekonomi

  • Terhadap Sektor Perbankan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline