Lihat ke Halaman Asli

Rifkal ArthaYuda

Mahasiswa S1 keperawatan universitas muhammadiyah kalimantan timur

Pentingnya Mengetahui Resusitasi Jantung Paru (RJP) dari Perspektif Filsafat Epistemologi

Diperbarui: 20 Mei 2022   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kesehatan merupakan harta paling berharga yang dimiliki oleh manusia. Tuhan telah menyusun bentuk manusia dengan sangat sempurna yang di mana terdiri dari berbagai macam oragn-organ tubuh yang memiliki tupoksi masing-masing guna menunjang aktivitas manusia untuk bersosialisasi dan bertahan hidup. Ada satu kutipan yang berbunyi "kesehatan tampak berharga setelah kita kehilangannya. Melihat kutipan tersebut, mestinya kita sadar bahwa kesehatan merupakan hal yang perlu kita jaga.

Kesehatan pada dasarnya tidak didasari oleh keadaan fisiologis saja, melainkan ada kesejahteraan psikologis yang menjadi bagian tak bisa terlepaskan. Tetapi dalam tulisan ini, penulis akan merincikan kesehatan yang fokusnya di ranah fisiologis saja atau bisa disebut mudahnya sehat secara fisik. Setiap manusia pasti pernah mengalami rasa sakit, mulai dari sakit yang tidak mengancam nyawa hingga sakit yang dapat mengancam nyawa dalam hal ini bisa disebut juga dengan kondisi kegawadaruratan.

Kondisi kegawadaruratan dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, dalam hal ini memang petugas kesehatanlah yang memiliki peran untuk menolong korban. Tetapi melihat narasi awal paragraf, kondisi kegawadaruratan dapat terjadi di mana saja, sehingga tak menutup kemungkinan terjadi pada daerah yang jauh dari keberadaan petugas kesehatan. Salah satu kondisi kegawadaruratan yang dapat terjadi secara tiba-tiba adalah henti jantung, yang di mana kejadian ini sebagian besar terjadi di rumah atau tempat-tempat tertentu saat melakukan aktivitas.

Henti jantung atau dalam bahasa medis di sebut cardiac arrest adalah satu kondisi kegawadaruratan yang dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan cepat. WHO 2019 mengatakan bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi salah satu penyumbang angka morbiditas dan mortalitas, yang di mana diperkirakan 17 juta orang di dunia meninggal tiap tahunnya akibat penyakit jantung terutama serangan jantung. Saat jantung berhenti berdetak, maka sirkulasi darah dalam tubuh pun menjadi terhambat sehingga oksigen tidak bisa dialirkan ke seluruh tubuh. Ketika oksigen tidak tersebar, maka sel-sel dalam otak pun tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan ddan hal ini akan mengakibatkan kerusakan otak bila kondisi cardiac arrest tidak ditangani dengan cepat dan tepat yaitu sekitar 4-6 menit.

Melihat uraian di atas, henti jantung merupakan hal yang sangat berbahaya dan juga dengan kejadian yang dapat terjadi secara tiba-tiba, masyarakat harus mengetahui tentang kiat-kiat pertolongan pertama pada pasien henti jantung. Ilmu tentang pertolongan pertama tersebut sudah ditemukan dan dikembangkan oleh para ahli di bidang kardiovaskular dan biasa di sebut dengan resusitasi jantung paru (RJP). 

RJP menjadi sebuah ilmu yang sangat penting dalam menolong korban henti jantung dan ilmu tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan ada proses panjang dan hingga saat ini terus berkembang secara dinamis yang harapannya dapat diimplementasikan secara maksimal untuk menolong pasien henti jantung. Pembahasan tentang ilmu sendiri banyak dikaitkan dengan filsafat karena filsafat dianggap sebagai sebuah induk dari segala ilmu yang ada dan penulis percaya itu. 

Mengapa filsafat dianggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan, karena secara fundamental, tidak ada sebuah ilmu yang tidak melewati proses berpikir dan filsafat merupakan ilmu yang menetapkan teori-teori kerangka berpikir, dan dengan adanya filsafat, maka terbentuklah ilmu-ilmu lain yang pastinya akan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Berbicara tentang filsafat, terdapat berbagai pembahasan terkait dengan sub pembahasan filsafat. Mulai dari tentang eksistensi tuhan hingga kehidupan bersosialisasi. Tetapi pada intinya, filsafat merupakan ilmu untuk memperoleh kebenaran atau lebih jelasnya lagi kebijaksanaan. Salah satu cabang ilmu dalam filsafat yaitu epistemologi. Epistemologi berasal dari bahasa yunani yang di mana secara etimologi terbagi atas 2 kata yaitu episteme yang berarti pengetahuan dan logos berarti ilmu. Melihat asal kata tersebut, maka secara terminologi, filsafat epistemologi merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang pengetahuan dan lebih radikal lagi yaitu tentang sumber pengetahuan.

Sebenarnya secara definitif, filsafat epistemologi tidak ada pengertian yang baku dan ahli berbeda-beda dalam mendefinisikannya. Tetapi kita tak perlu mendebatkan hal tersebut, yang terpenting masih dalam satu substansi yang sama. 

Dalam pembahasan ini, penulis akan sedikit menguraikan tentang pentingnya mengetahui pertolongan pertama pada pasien henti jantuung dengan melakukan tindakan resusitas jantung paru dari perspektif filsafat epsitemologi. Yang jadi pertanyaan mengapa mengaitkan ilmu kesehatan dengan ilmu filsafat? Jika melihat secara garis besar tentang pengertian epistemologi, kita jadi tau bahwa epistemologi merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang pengetahuan yang di mana tindakan RJP merupakan sebuah pengetahuan yang perlu diketahui dalam menolong pasien henti jantung. 

Kesimpulannya Ilmu filsafat dan ilmu kesehatan sama sekali tidak bertentangan, bahkan ilmu kesehatan pun hadir dari proses pertanyaan dan kemudian mendapatkan jawaban secara empiris serta berkembang menjadi sebuah pengetahuan dan filsafat secara tidak langsung menjadi dasar terbentuknya ilmu pengetahuan di lingkup kesehatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline