Lihat ke Halaman Asli

Ada Riba di Bank Syariah, Benarkah?

Diperbarui: 30 Juni 2015   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepertinya, beberapa tulisan saya kedepan akan banyak mengkritisi beberapa tulisan dari situs-situs yang mengatasnamakan islam, dan saya pikir akan memberikan kesesatan bagi yang kurang memahami jika membaca artikel-artikel yang mereka keluarkan.

Pertama yang harus kita dudukkan, Bank Syariah merupakan solusi bermuamalah bagi ummat islam dalam menjalankan kehidupan sosialnya. Sepakat atau tidak sepakat, itulah spirit ini yang dibangun oleh beberapa penggagas berdirinya Bank Syariah Di Indonesia. Terlepas bahwa Bank Syariah memiliki kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, merupakan tanggung jawab kita bersama untuk meluruskan dan meng kaffah kan Bank Syariah sesuai dengan Kaidah Syariah.Saya termasuk yang keras dalam meneriakkan penegakan Syariah Compliance di Bank Syariah, malahan sebelum adanya situs-situs yang bagi saya menyesatkan itu. Akan tetapi, spirit yang selalu saya bangun adalah, bagaimana cara meluruskan dan memperbaiki jalan Bank syariah agar bisa mulus dan tidak berlubang, agar selalu menjadi bank kepercayaan kaum muslimin. Saya juga sering membandingkan dan menyamakan antara bank syariah dengan bank konvensional, di kampus tempat saya memberikan mata kuliah tentang perbankan syariah juga saya sampaikan kebobrokan Bank Syariah, semuanya dengan niatan agar lebih banyak orang yang akan mengkritisi dan bergerak bersama mengembalikan operasional Bank Syariah kepada koridor yang benar. Semangat perubahan ini yang saya tularkan kepada para mahasiswa-mahasiwa yang saya doktrin untuk lebih militan dalam memperjuangkan ekonomi syariah.

Saya sangat menyayangkan banyaknya beredar situs-situs menyesatkan yang mengajak kaum muslimin ikut membenci Bank Syariah, memposisikan bank syariah sama bobroknya dengan bank konvensional, dan menggambarkan bahwa bank syariah juga menjalankan konsep riba pada operasionalnya. Judul tulisan tersebut berasal dari situs pengusahamuslim.com yang dengan gamblang menyajikan beberapa tulisan yang mendeskriditkan keberadaan Bank Syariah. Dan mudah-mudahan saya bisa memberikan jawaban untuk mengkritisi tulisan-tulisan yang dimunculkan, karena saya beranggapan penulis pada situs tersebut belum memahami Bank Syariah dengan benar, dan hanya berkutat pada konsep akad yang juga dipahami dengan kurang bijak.

Yang sangat disayangkan, dengan membawa nama situs islami, seharusnya semangat yang dibawa adalah semangat untuk memperbaiki dan meluruskan kekeliruan yang dilakukan oleh Bank Syariah. Dan stake holder yang memiliki kepentingan di Bank Syariah terkesan membiarkan dan tidak memberikan tanggapan atas tulisan-tulisan yang terlanjur merasuki kaum muslimin.

Banyak pegawai bank yang memilih keluar dari Bank dan mengambil jalur jadi pengusaha karena kesesatan sosial yang dibangun pada artikel-artikel yang ada. Sependek pengetahuan saya, tidak banyak orang yang sukses setelah berhenti bekerja dari Bank, dan yang di ekspos di artikel-artikel pun juga tidak banyak yang sukses. Yang saya takutkan, jika tulisan-tulisan seperti itu terus berkembang, maka situs tersebut turut menyumbangkan angka pengangguran di Indonesia dan menciptakan kemiskinan-kemiskinan baru.

Dan secara tidak langsung pemilik situs ini akan memberikan kesempatan yang besar bagi pegawai-pegawai bank non muslim untuk berkiprah dan menjadi sosok penting di negara ini, karena yang muslim keluar semua dari Bank, pada akhirnya fundamental keuangan di Indonesia akan dipegang oleh Non Muslim.

Atau, memang ini yang menjadi target dari situs-situs ini, untuk mengarahkan keuangan mikro dan makro Indonesia kepada Non Muslim...?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline