Efek pandemi bagi kehidupan manusia sangatlah besar. Salah satunya adalah efek bagi pendidikan, kegiatan belajar mengajar. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan bukanlah sekadar pembelajaran formal mengenai materi-materi mata pelajaran sesuai kurikulum dalam sekolah, namun juga penting bahwa pendidikan moral perlu terus ditekankan.
Selama pandemi siswa maupun tenaga pendidik harus melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah masing-masing. kegiatana tatap muka dibatasi bahkan ditiadakan guna menyelamatkan jiwa dari serangan virus corona. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi siswa, tenaga pendidik maupun orang tua. Peran ketiganya sangat penting dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar dari rumah agar tetap efektif.
Kegiatan belajar dari rumah ini tentu mempunyai dampak positif dan negatif. Positif karena lebih efisien waktu dan tempat pembelajaran, negatif karena siswa bisa jadi mengalami kejenuhan karena tidak bertemu teman-teman atau guru, kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekolah sebagaimana seharusnya, serta hilangnya nilai-nilai dalam pembelajaran di masa pandemi ini.
Niali-nilai yang hilang salah satunya adalah aspek pembangunan karakter pada siswa.
Seperti etika bersosialisasi pada guru dan sesama temannya, gesture yang menunjukkan akhlakul karimah, juga kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran. Karena hal-hal tersebut bisa diterapkan secara maksimal melalui pembelajaran tatap muka.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Mendikbudristek Nadiem Makarim, mengungkapkan bahwa pembelajaran jarak jauh atau belajar online bakal menghasilkan anak-anak yang "Learning Loss".
Pada masa transisi atau yang di sebut New Normal sekarang ini pembalajaran secara tatap muka bertahap mulai dilakasanakan. Hal ini menjadi PR bagi para tenaga pendidik bagaimana agar nilai-nilai dalam pembelajaran yang hilang tadi dapat kembali.
Para tenaga pendidik diharapkan mampu menjalin komunikasi yang lebih baik kepada para siswa, karena dengan ini maka guru dapat dengan mudah menyampaikan materi pembelajaran. Memberikan pembelajaran budi pekerti baik saat di dalam kelas maupun di luar kelas, etika-etika apa saja yang mesti diterapkan ketika bersosialisasi dengan teman, guru, serta pihak-pihak di lingkungan sekolah.
Dengan tatap muka terbatas, durasi pembelajaran yang lebih singkat harus dikelola secara bijak oleh guru.
Dalam durasi yang tersedia itu pula ia harus bisa memberikan waktu untuk melakukan apersepsi, kegiatan inti, penutupan dan refleksi. Dan yang tidak kalah penting adalah mengajak siswa untuk senantiasa berdo'a dalam segala keadaan, guna meningkatkan jiwa spiritual para siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H