Lihat ke Halaman Asli

Hasil Seri Timnas, Kesalahan Mendasar Dilakukan Nil Maizar

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Hasil seri yang didapat Timnas malam ini memang menyesakkan, tapi bukan berarti Timnas kita dihuni oleh pemain-pemain yang jelek. Harus diakui permainan Laos sedikit mengejutkan, kontrol bolanya sempurna, pergarakannya bagus, positioningnya mantap, disiplin serta kerja kerasnya patut diacungi jempol. Sedangkan permainan Timnas seakan acak-acakan dan tanpa pola, lini tengah rapuh, depan mandul, belakang lebih parah lagi. Padahal sebenarnya Tim ini masih bisa bermain lebih baik lagi, namun coach Nil Maizar melakukan kesalahan dasar sehingga tim ini tidak bisa menunjukkan kemampuannya. Nil Maizar melakukan dua kesalahan besar, yaitu salah menentukan formasi dan salah memilih pemain.

Sudah kita tahu bersama kalau Indonesia rata-rata pemainnya pendek-pendek, dana kita sampai saat ini tidak memiliki winger murni yang mampu memberi umpan-umpan matang. Oleh karena itulah formasi 4-4-2 yang diterapkan Nil Maizar tidak akan pernah berjalan dengan baik, karena kita tidak punya tipe pemain yang benar-benar bisa menjalankan formasi tersebut. Pertama, kita tidak mempunyai Target Man, Bambang Pamungkas tidak bisa menjadi pemain yang menahan bola dan memantulkannya ke pemain di second line, sedangkan Irfan adalah tipe Deep Lying Striker yang sering muncul dari belakang dan tidak bisa menjadi target man. Kedua, winger kita bukan tipe winger pengumpan/crosser, Andik dan Octo adalah tipe winger yang suka mendribble bola dan masuk ke kotak penalti, dan yang paling penting umpan mereka berdua tidak bisa diharapkan, sehingga yang pasti suplai untuk striker tidak ada. Dua hal tersebut menjadi alasan mengapa lini depan timnas tumpul.

Sedangkan lini tengah juga tidak dapat menopang untuk menyerang dan bertahan karena Tony Cussel dan Taufik tidak akan pernah bisa klop. Alasannya karena formasi 4-4-2 membutuhkan dua gelandang yang kuat dalam bertahan dan menyerang, masalahnya Tony Cussel sangat lemah dalam bertahan, dia terlalu sering berada di sepertiga daerah lawan, sehingga Taufik sendirian di tengah dan tidak mampu mengemban tugas bertahan dan menyerang sekaligus karena dan terlihat saat Laos menyerang mereka langsung berhadapan dengan bek tengah kita yang tidak mampu menghadapi kecepatan pemain Laos(lihat gol pertama dan peluang Laos lainnya).

Nil terlalu memaksakan formasi 4-4-2 untuk mengakomodir BP, padahal tim sebelumnya sudah sangat padu, seharusnya Nil memakai formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 yang lebih cocok buat Indonesia karena lini tengah akan lebih rapat dan membuat pemain kita bermain dari kaki ke kaki melalui umpan-umpan pendek, tidak lagi memaksa Andik dan Octo untuk berlari dan mengumpan asal-asalan seperti tadi. Dengan mengorbankan BP dan memilih Irfan untuk berdiri di depan sebagai False Nine karena selain memiliki positioning, shoot dan dribbling yang bagus, Irfan mau bekerja keras, tidak seperti BP yang lebih statis. Sedangkan  Octo dan Andik bisa bergantian menusuk pertahanan lawan dengan kemampuan dribble dan kecepatannya. Sedangkan kelebihan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 akan membuat lini tengah sangat rapat dan kuat, dimana terdapat dua gelandang pekerja keras yaitu Taufik dan Vendry Mofu dan Tony Cussel bisa leluasa berdiri didepan mereka berdua sebagai penyambung lini tengah dengan lini depan. Hal ini karena Cussel tidak bisa berperan sebagai gelandang yang bertahan karena tipenya yang stylish/flamboyan.

Dengan formasi ini lini belakang juga lebih aman karena sebelum lawan menghadapi mereka, lawan harus menghadapi dua gelandang Taufik dan Mofu sehingga serangan lawan bisa ditahan sedini mungkin. Perpindahan dari menyerang dan bertahan juga akan lebih mudah karena setiap lini saling terhubung dengan baik.

Sekian analisa dari saya, maaf apabila ada kesalahan, namun apabila memang dapat memberikan bagi timnas, mohon yang bisa menghubungi coach Nil tolong  sampaikan hal ini kepada coach Nil Maizar. Siapa tahu setelah ini Indonesia bermain lebih baik lagi.

Insyaallah Indonesia juara...

Namun apapun hasilnya, kami selalu mendukung dan mendoakan kalian Pasukan Garuda:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline