Lihat ke Halaman Asli

Pemanfaatan Gelombang Ultrasonik yang Digunakan Kelelawar untuk Navigasi dalam Kegelapan

Diperbarui: 14 November 2021   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://snete.unsyiah.ac.id/2015/prosiding/Naskah%2010.pdf

Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Risma Febrianti, Fisika Dasar, UNJ 2021.

Kelelawar adalah sejenis mamalia yang mempunyai suatu kemampuan yang disebut ekolokasi, yaitu kemampuan dengan menggunakan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi suatu objek di depannya. Ekolokasi atau dikenal sebagai biosonar, adalah sonar biologis yang digunakan pada beberapa spesies binatang. Binatang yang mempunai kemampuan ekolokasi akan membuat kebisingan dan mendengar pantulan suara yang dipantulkan dari benda-benda yang terdapat di sekitarnya. Ultrasonik, di sisi lain, adalah suara atau getaran frekuensi sangat tinggi (sekitar 2 kHz) yang dapat dirasakan oleh telinga manusia. Kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk menavigasi.

Kelelawar bisa mengetahui keberadaan suatu target berdasarkan suara atau gelombang ultrasonik yang dipantulkannya. Ekolokasi sering digunakan oleh hewan yang memiliki kemampuan ekolokasi sebagai alat navigasi untuk perjalanan dan berburu. Seperti pada gambar di bawah, kelelawar memancarkan gelombang ultrasonik 20-30 kali per detik ke segala arah. Kelelawar memancarkan gelombang ultrasonic melalui cara yang lebih terarah saat mencari mangsa atau targetnya. Kelelawar tidak menyukai kebisingan dan cahaya terang. Kebisingan lingkungan menyulitkan kelelawar untuk menemukan mangsanya, sedangkan kondisi yang cerah memudahkan predator untuk menemukan kelelawar, dan kelelawar bebas berkeliaran, membuat mereka semakin sulit ditemukan.

Metode ekolokasi kelelawar sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. Hal ini memungkinkan kelelawar untuk membedakan suara mereka dari kelelawar lain di dekatnya. Masing-masing kelelawar juga menggunakan metode yang berbeda-beda dan khusus untuk lingkungan dan jenis mangsa atau target tertentu. Rekaman ekolokasi kelelawar sangat akurat. Beberapa kelelawar bahkan dapat secara akurat menargetkan benda-benda kecil, 0,007 inci (sekitar lebar rambut manusia). Karena mangsanya (serangga) terus bergerak, kelelawar harus selalu menjalankan sistem sonar alami ini dan dapat membuat 190 klik ekolokasi per detik.

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Sistem%20Sonar-BB/Topik-1.html

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membantu pembaca memahami dan menambah pengetahuan baru tentang kelelawar yang menggunakan ultrasonik untuk menavigasi atau menentukan arah terbang dalam kegelapan. Dengan harapan artikel ini akan membantu banyak orang belajar tentang penggunaan gelombang ultrasonik yang dimanfaatkan oleh kelelawar.

Menurut Cracknell, kelelawar memancarkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 4050 kHz. Gelombang ultrasonik yang dipancarkan oleh kelelawar dipantulkan ketika mengenai mangsa atau targetnya. Kelelawar mengingat setiap gelombang suara yang dipancarkan dan menemukannya dengan gema dengan membandingkan gelombang suara asli dengan gema yang kembali. Ketika kecepatan suara sedang (v), interval waktu (t) antara emisi suara dan penerimaan gema dapat dihitung dari frekuensi suara kelelawar (f) dan jumlah gelombang ultrasonik yang dipancarkan (n). Jarak kelelawar ke target dapat dihitung dengan rumus berikut:

S = v x t/2

S = v x n/2f

Penggunaan gelombang ultrasonik dalam pencarian arah dibantu oleh bentuk telinga kelelawar. Telinga yang dimiliki kelelawar bentuknya menyerupai corong, seperti penerima radar yang berfungsi menangkap gelombang ultrasonik terbalik setelah mengenai suatu objek. Gelombang yang dipantulkan dan diterima oleh telinga kelelawar kemudian diteruskan ke otak. Otak kemudian menganalisis serta menginterpretasikan posisi objek di depannya. Jika keberadaan kelelawar di lingkungan yang bising, sistem radar kelelawar tidak akan terpengaruh atau melemah. Namun, jika gelombang ultrasonik direkam/dipantulkan, maka akan berpengaruh pada kemampuan kelelawar untuk menganalisis gelombang pantul yang diterima.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline