Lihat ke Halaman Asli

Jati Diri

Diperbarui: 16 Juni 2017   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika kamu melangkah mencari jati diri, adalah awal baru kau memulai kehidupan dunia, hidup tak terasa telah begitu banyak waktu yang sudah dilalui, lalu sejenak berpikir dengan akal apakah akan seperti ini, terbuang waktu hanya dengan mencari, tak kau temukan juga arti dari diri yang selama ini kau cari, akhirnya kau dipertemukan dengan pengalaman hidup, sedikit misteri lalu terbungkus dengan prinsip-prinsip keegoisan diri.

Dan ketika prinsip diri membalutimu dengan batasan-batasan imajinasi serta mimpi yang tak terpenuhi, kau mencoba untuk lari...

Lalu kau dipertemukan dengan berbagai ilmu dari alam sekitar, membikin cerita dan puisi dalam batasan dogmaisasi, tetap saja tak kau temukan jati diri, jati diri yang terpatri dalam kisah hidup, pengalaman dan berbagai ilmu imajinasi mimpi, berharap itu terwujud kau mulai menata diri, tetap saja ada batasan-batasan yang kau temui, aku tahu kau akan tak terkendali, merasa menjadi manusia paling benar, menyatu dalam keegoisan, memberi keputusan dan dipikirkan hanya tertuju bagaimana melawan intuisi demi intuisi guna memperlihatkan logika dan menerobos batasan-batasan dogma, selayaknya seperti Tuhan yang memiliki langit dan bumi, aku tahu kau sedang dikalahkan imajinasi serta mimpi yang tak kunjung kau raih, melakukan retorika pembenaran agar kau terlihat seperti halnya Tuhan, kala kau sudah menemukan jati diri, emosi dan ambisi hanya debu yang tertiup angin, juga seperti serpihan buih-buih di lautan, lalu sekejap Tuhan menyapa melalui alam lewat pengalaman, salah selalu yang kau temukan, keguncangan diri semakin terambisi dengan pembenaran dari prinsip-prinsip diri yang kau pegang, guratan emosi dan ambisi yang tak terelakan, kau masih saja ingin lari...

Aku katakan kepadamu teruslah berlari menemukan dunia, karena ilmu yang kau punya adalah jendela dunia, pengetahuan yang kau dapat adalah pintu menuju dunia dan pengalamanmu adalah kunci untuk membuka pintu lalu masuk serta membuka jendela yang akan membawamu pada dunia

Dan ketika kau sudah menemukan dunia,

Kau dapat menyimpulkan bahwa hidup adalah ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang harus kau bagikan, rasa egois dan sentimentil diri akan memperburuk kau dalam terus menjalani dan mencari

Ada saatnya kau akan terhenti

Lalu kau berpikir dari hasil logika, ilmu, pengetahuan dan pengalaman hidupmu adalah sesuatu yang mahal yang telah kau dapati serta prinsip jati diri yang masih saja terus membaluti, bahwa hidup adalah sesuatu yang memang sibuk dan memang tidak akan pernah berhenti sampai Tuhan katakan kau harus menghadap kepadaKu dan mempertanggungkan apa yang sudah kau jalani dan yang kau cari...

14 Juni 2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline