Sebelum kita mengenal ahli filsafat muslim, baiknya kita menetahui dahulu pengertian dari filsafat itu sendiri secara umum dan sumbernya. Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu Pilos (cinta) Shopos (kebijaksanaan), dalam bahasa arab, dari kata falsafa yang artinya al'hikmah.
Jadi arti filsafat adalah berfikir dalam tahapan makna, mencari hakikat dari sesuatu, keberadaan, dan kehadiran. Pengertian dari ahli filsafat itu sendiri. seperti menurut plato adalah pengetahuan tentang segala yang ada. Sedangkan menurut Aristoteles yaitu menyelidiki sebab dan asal segala benda.
Dengan demikian filsafat artinya filsafat adalah berpikir secara menyeluruh, radikal dan rasional sebagai proses yang tanpa henti untuk mencari kebenaran. Adapun filsafat Islam adalah perkembangan pemikiran umat Islam dalam masalah ketuhanan kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari ajaran Islam.
Pernyataan kontroversi bahwa ilmu filsafat Islam, itu sebenarnya hanyalah filsafat Yunani yang bukunya, diterjemahkan kedalam Bahasa Arab. Namun hal itu sama sekali tidak benar, justru agama Islamlah yang menyuruh manusia, menggunakan akalnya untuk berfikir dan memetik hikmah.
Ada baiknya kita mengenal ahli filsafat muslim yang pemikirannya sangat berpengaruh terhadap ilmu pengetahuan dunia saat ini. Baik itu dari negara timur maupun negara barat, siapa saja mereka, yuk kita simak.
Mengenal Ahli Filsafat Muslim dan Pengaruhnya Terhadap Ilmu Pengetahuan
- Alkindi
Nama lengkap Al-Kindi yaitu Abu Yusuf Yacub bin Ishaq bin Ashshabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bun Al-Asyats bin Qais Al-Kindi. Lahir di Kufah (Irak) sekitar tahun 185 H/801 M, dan meninggal tahun 260 H/873 M. Al-Kindi adalah filosof Muslim yang pertama mengupayakan bertemunya pandangan Plato, Aristoteles serta menyelaraskan ajaran Islam dengan Filsafat Yunani. Al-Kindi sangat mempercayai bahwa kemampuan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang realitas. Di samping itu, ia mengakui keterbatasan akal untuk mencapai pengetahuan metaphisis. Oleh karena itu, diperlukan adanya nabi yang mengajarkan hal -hal yang di luar jangkauan akal manusia yang diperoleh dari wahyu Tuhan.
- Al-Farabi
Abu Nashr Ibnu Audagh Thorhan Al-Farabi, lebih dikenal dengan Al-Farabi,lahir di desa Wasij, Kota Farab (Transoxania) tahun 257 H (870). Keturunan Persia, ayahnya seorang panglima perang Persia bernama Muhammad Auzlagh, Beliau digambarkan memiliki kecerdasan yang sangat tinggi pada masa kecilnya.
Ilmu pengetahuan Alfarabi lebih dalam pada bidang pengobatan, sains, matematika dan sejarah, tetapi lebih ulung dalam di bidang filsafat. Menurutnya akal dan wahyu adalah satu hakikat yang padu, dan perlu dijadikan sebagai dasar pada pembinaan sebuah negara yang kuat, stabil serta makmur.
Corak pemikiran al-Farabi, terletak pada politik yang diselaraskan dengan akhlak, yang sangat kentara dengan cara berpikir Yunani mungkin filosof Islam. Cara berpikir seperti di atas adalah aliran ahli-ahli filosof Islam. tidak bisa dipisahkan daripada persoalan akhlak, metafisika dan phsikologi.
- Ibnu Sina
Abu Ali Al-Husian bin Abdullah, dikenal dengan nama Ibnu Sina, orang-orang barat menyebutnya Avicenna. Lahir di Bukhara, bulan safar tahun 980 M (370 H), kecerdasannya luarbiasa, sehingga sudah hafal Al-quran pada usia 10 tahun.
Pada usia 16 tahun Ibnu Sina telah banyak menguasai ilmu pengetahuan, yakni, satra arab, Fiqh, Matematika, Filsafat, bahkan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun karier kedokterannya dimulai, dan berhasil mengobati penguasa dinasti Samaniyah Nuh Bin Mansur.
Al-Qanun fi Thib (Canon Of Medicine) berisikan tentang berbagai macam penyakit, peranan air dan debu dalam memindahkan penyakit. Mengaitkan penyakit dengan unsur-unsur psikologi, penyakit berat, penyembuhan, pengobatannya, menjadi rujukan di universitas- universitas kedokteran barat selama kurun tujuh abad.
- Al-Ghazali
Al-Ghazali nama lengkapnya Abu Hamid, Muhammad Ibnu Ahmad Al-Ghazali Al-Thusi, lahir di Kota Thus, Timur laut Iran. Al-Ghazali sangat menonjol dan piawai dalam berdebat, tentang pengetahuan dan permasalahan agama, sehingga beliau diangkat menjadi rektor madrasah Nizamiyyah.
Menurut Al-Ghazali menggunakan filsafat sebagai alat untuk berfikir kritis, karena dalam pandangannya, filsafat dapat menjauhkan manusia dalam mengakui adanya tuhan. Kajian teologi Al-Ghazali berkonsentrasi pada pokok agama, aqidah, ibadah, akhlak, menurutnya ilmulah yang membantu manusia membuka akal budinya untuk berfikir.
- Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd merupakan filsuf muslim terkemuka, yang lahir di spanyol, nama lengkapnya adalah Abu Alwalid. Kecerdasan, lingkungan yang mendukung memberi peluang baginya untuk menguasai berbagai macam ilmu seperti hadist, fiqh, kedokteran, sastra, hukum, teologi, dan filsafat.
Menurut Ibu Rusyd filsafat adalah memperoleh pengetahuan dan melakukan yang benar, Ilmu pengetahuan adalah jalan pencapaian dan kebahadiaan spiritual. Menurutnya filsafat dapat membimbing kita pada kebenaran mutlak, dan dapat merumuskan lebih jelas apa yang ditulis dalam Al-Quran.
Itulah beberapa ahli filsafat muslim yang telah memberikan kontribusi, pikiran, karya-karya mereka untuk agama dan dunia. Sudah pada tahu kan? Akan sangat baik lo, bagi kita untuk mengenal ahli filsafat muslim, dalam menambah pengetahuan dan mengenang kejayaan Islam masa lampau.
Karya-karya mereka, menjadi rujukan ilmu pengetahuan dunia, terutama ilmu kedokteran, di universitas-universitas barat, bahkan sampai saat ini. Merekalah pionir, dan penerang yang seharusnya menjadi teladana, agar selalu mencintai dan menuntut ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H