Lihat ke Halaman Asli

"Memburu Hilal" Demi Puasa dan Lebaran

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita sudah maklum ada 12 bulan dalam satu tahun (hijryah) kalender Islam, dimulai dari Muharam, safar, Rabiul Awal...dst ...sampe Dzulhijah. Tapi Penentuan tanggal 1 Ramadhan dan 1 Syawal yang selalu ramai menjadi perdebatan, karena bertepatan dengan dimulai dan diakhirinya suatu rangkaian Ibadah Puasa. Untuk penentuan Lebaran Haji juga sama aja, sering  terjadi perbedaan.

Bukan Bermaksud Untuk provokatif agar selalu Berdebat dan Berbeda, tapi Mengapa polemik itu terjadi eksklusif untuk episode Puasa dan Lebaran? Jadi,  Memburu Hilal itu hanya khusus untuk menentukan Puasa dan Lebaran? Saya sendiri belum pernah mendengar adanya perdebatan dalam menentukan Tahun Baru Islam tgl ! Muharam, atau bulan-bulan lainnya. Padahal peristiwa-peristiwa penting Islam banyak juga terjadi pada bulan-bulan lain selain dua bulan tadi.

Menurut Saya sebagai orang awam, seharusnya penentuan tanggal 1 Muharam lah yang harus benar-benar Tepat, karena pada titik itu dimulainya perhitungan tahun Hijryah. Logikanya, apakah urutan bulan selanjutnya akan Tepat jika awalnya sudah salah?

Jika titik nol-nya tidak tepat, apakah yakin pada titik seratus akan menjadi Tepat

Jika titik nol-nya tidak tepat, apakah yakin pada titik dua-ratus akan menjadi Tepat

dan seterusnya....

Jadi, ga perlu lah perdebatan-perdebatan yang tidak ada ujungnya , masih banyak permasalahan Ummat yang perlu dipikirkan dan diselesaikan yang menuntut kontribusi Anda-anda semua (yang selalu berdebat), dari pada menghabiskan energi untuk berdebat mendingan manfaatkan untuk hal-hal yang lebih Konstruktif dan Produktif untuk Kesejahteraan Ummat. Jangan mengedepankan EGO yang mengatasnamakan Ummat kalau cuma meresahkan dan membingungkan mereka

Wallaahu 'a'lam
Rahman KOPO BANDUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline