Lihat ke Halaman Asli

Teknologi Blockchain Tingkatkan Keamanan dan Transparansi Kesehatan

Diperbarui: 4 Juni 2024   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jakarta, 4 Juni 2024 -- Teknologi blockchain menawarkan potensi besar untuk meningkatkan keamanan dan transparansi dalam pengelolaan data pasien di sektor kesehatan Indonesia. Meskipun penerapan blockchain masih dalam tahap awal, ada beberapa inisiatif penting yang menunjukkan komitmen terhadap adopsi teknologi ini di Indonesia.

Blockchain: Meningkatkan Keamanan dan Transparansi

Blockchain adalah teknologi ledger terdistribusi yang memungkinkan pencatatan data secara transparan dan tidak dapat diubah. Dalam sektor kesehatan, blockchain dapat digunakan untuk menyimpan rekam medis pasien dengan cara yang aman dan terdesentralisasi. Teknologi ini memastikan bahwa setiap perubahan atau pembaruan data dicatat dalam blok baru yang kemudian ditambahkan ke rantai (chain) secara kronologis, mengurangi risiko kebocoran data dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap keamanan data mereka.

Penerapan Blockchain di Indonesia

Beberapa inisiatif telah dilakukan untuk mengeksplorasi penggunaan blockchain dalam sektor kesehatan di Indonesia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Airlangga bekerja sama dengan beberapa mitra internasional menunjukkan bahwa blockchain dapat meningkatkan keamanan data kesehatan dan mempercepat proses otentikasi dan pencatatan medis. Penelitian ini mencatat bahwa blockchain mampu mengatasi beberapa masalah utama dalam pengelolaan data medis, seperti privasi, keamanan, dan integritas data.

Namun, hingga saat ini, belum ada rumah sakit di Indonesia yang secara penuh mengadopsi teknologi blockchain dalam pengelolaan data pasien mereka. Potensi penggunaan teknologi ini masih dalam tahap eksplorasi dan pengujian.

Rumah Sakit Premier Jatinegara (RSPJ) di Jakarta adalah salah satu rumah sakit yang mulai mengeksplorasi penggunaan teknologi blockchain. Meskipun belum sepenuhnya diimplementasikan, RSPJ telah melakukan uji coba sistem blockchain dalam beberapa aspek pengelolaan data medis, termasuk pencatatan dan pengelolaan resep obat.

Penggunaan blockchain di sektor kesehatan menawarkan berbagai manfaat:
- Keamanan Data: Data pasien disimpan dalam bentuk terenkripsi yang sulit diretas.
- Transparansi: Setiap akses atau perubahan data tercatat dan dapat dilacak oleh pihak berwenang.
- Efisiensi: Mengurangi waktu dan biaya administrasi terkait pengelolaan data pasien.
- Interoperabilitas: Memungkinkan berbagai penyedia layanan kesehatan untuk mengakses data pasien dengan mudah dan aman.

Meskipun menawarkan banyak manfaat, implementasi blockchain juga menghadapi beberapa tantangan, seperti kebutuhan akan infrastruktur teknologi yang memadai dan pelatihan tenaga medis. Namun, dengan komitmen yang kuat dari manajemen rumah sakit dan dukungan dari pemerintah, tantangan-tantangan ini diharapkan dapat teratasi.

Adopsi teknologi blockchain di sektor kesehatan Indonesia menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi dalam pengelolaan data pasien. Dengan dukungan yang tepat, blockchain dapat menjadi standar baru dalam pengelolaan data kesehatan, membawa manfaat yang signifikan bagi tenaga medis dan pasien di seluruh negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline